Part 24

751 Kata
Bara memperhatikan setiap foto yang muncul di layar laptopnya. Foto-foto yang diambil beberapa teman dekatnya yang saat itu tinggal di Perancis. Kemudian beralih ke fotonya bersama Gara beberapa tahun yang lalu saat ia sekeluarga liburan ke NewYork. Bara ingat betul kakaknya itu kebingungan nyari oleh-oleh buat Naya. Cewek yang udah bikin Gara jatuh cinta setengah mati. Foto liburan terakhir mereka. Sebelum kakaknya pergi dan tidak pernah kembali. " Gue gak bakal biarin dia ngerusak cewek yang lo cintai." Ponsel Bara berdering, ia langsung menggeser tombol hijau tanpa melihat siapa yang menelponnya. " Jadi hape siapa yang mesti gue sadap nih? " tanya seseorang di sebrang. Bara menyeringai. " Nanti gue kasih lo nomornya. Secepatnya kalo bisa ya. Gue pengen tau dia ngerencanain apa." " Okelah. Berguna juga kan punya temen kayak gue."  Orang di sebrang terkekeh. " Iya berguna banget kalo buat tindakan ilegal." " Sial! " Umpat orang itu sebelum memutus sambungan telponnya. ...... Naya dan Atan lagi makan somay berdua di taman sekolah mereka. Sementara Aryo dan Bagas lagi saling melempar bola basket dilapangan. Naya tertawa saat Aryo dengan sengaja melempar bola basket ke kepala Bagas dan membuat Bagas langsung berteriak kesal. " Lo sama Dirga gimana? " tanya Atan lagi yang masih penasaran soal kenapa Dirga malah pacaran sama Fray setelah nembak Naya. " Gimana apanya?" Naya balik bertanya, pura-pura gak ngerti. Atan berdecak. " Lo suka kan sama Dirga?" " Enggak ... " jawab Naya singkat. Sementara dua orang yang gak jauh dari posisi Naya dan Atan mendengar ucapan mereka. Hati Dirga mencelos mendengar jawaban Naya. Cewek itu bener-bener melupakannya sekarang. Semudah itu kah? Dirga langsung beranjak dari tempatnya, diikuti Fray yang pasang senyum paling bahagianya. "Lo denger sendiri kan? Perasaan lo bertepuk sebelah tangan sayang," ucap Fray. Dirga mengepalkan tangannya. Ia tadinya gak ngerti kenapa Fray memaksanya untuk menguping pembicaraan Atan dan Naya. Ternyata cuma untuk mendengarkan pengakuan Naya yang udah gak menyukainya.  Walaupun Dirga memang harus siap dengan kenyataan terburuk kalo Naya akan melupakannya seperti yang cewek itu bilang sendiri waktu latihan kemarin, tapi mendengar pengakuan Naya yang udah gak menyukainya ke Atan tetap menbuat hatinya sedikit nyeri. Karena kenyataannya Dirga gak akan pernah bisa lupain Naya. Setelah cewek itu berhasil menempatkan diri dihatinya, menggeser posisi Kanya. Sementara Naya masih melanjutkan ucapannya. " Dia lebih dari sekedar rasa suka. Bahkan gue baru sadar kalo gue cinta sama dia melebihi gue ke lo dulu." Lanjut Naya sambil menunduk. Atan pasang tampang sakit hati. " Jadi gue kesaing sama rival gue sendiri ya Nay? Sedih deh hati abang." Naya berdecak sebal . Lagi serius gini tapi Atan malah meledeknya. " Anjir kok bisa ya gue dulu suka sama cowok kayak lo!" Geramnya. " Emang sekarang udah gak suka?" tanya Atan yang sudah menaikan sebelah alisnya dengan tampang menjijikan. Mau gak mau pipi Naya jadi merah juga kalo ngeliat ekspresi Atan yang seperti itu. Ia pun memandang kearah lain, apapun selain Atan. " Gak lah. Gue cintanya sama Dirga." " Tapi lo nolak Dirga?" " Atan!" Naya makin murka. " Lo masih percaya omongan mak lampir itu?!!" Atan menutup kupingnya sebelum teriakan Naya merusak pendengarannya ini. " Gue kan nanya doang Naya," ucapnya dengan wajah melas , berharap Naya mengecilkan sedikit volume suaranya. " Gue belum nolak Dirga." Naya menghela napas. Nyeri itu datang lagi. " Lohh? Terus kenapa Dirga jadian sama Fray?" Atan menautkan alisnya, gak mengerti. " Itu karena dia bales dendam sama lo karena lo rebut Kanya dulu! Ah elah! Lo gak lupa kan dia itu musuh bebuyutan lo!" Naya rasanya mau jambak rambut Atan banget kalo otak sahabatnya ini lagi kumat lemotnya. Atan melotot gak percaya. " Sialan! " " Lo kesel Fray direbut?" tanya Naya yang melihat ekspresi kesal di wajah Atan. " Gak lah gilak ! Gue kesel karena dia bales dendam dengan nyakitin lo Nay! Sialan banget sahabat gue disakitin. Gue abisin deh dia sekarang!" Atan langsung beranjak dari duduknya tapi Naya menahannya, membuat cowok itu duduk lagi ditempatnya. " Kenapa Nay?" Naya mengulum senyum tapi matanya mulai berkaca-kaca." Udah gapapa. Gue aja yang bego bisa suka sama dia padahal dia cuma mau mainin gue." " Tapi ini gak adil. Dia nyakitin lo. Sahabat gue. Kalo cuma rebut Fray mah bodo amat tapi ini kan menyangkut perasaan lo juga. Gue gak terima." Naya menggeleng. " Kadang perasaan emang gak harus selalu terbalaskan kok. Kayak dulu gue sama elo. Walaupun gue akhirnya tau lo pernah suka sama gue juga, tapi kita gak pacaran kan. " Atan mengangguk tapi masih tetep emosi. " Tapi Nay ..." " Udah gapapa kali. Asal Dirga bahagia mah gapapa," ucap Naya sok tegar. " Dih! Gue merinding kalo lo udah belagak sok tegar gitu!" Atan berdecih. Barulah Naya benar-benar menjambak rambut Atan sampe cowok itu berteriak minta ampun. " Gue lagi serius setan!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN