Naya duduk di balkon kamarnya sambil menunggu Atan datang. Katanya cowok itu akan kesini buat nonton film bareng di laptop sambil ngemil keripik kentang favorit mereka.
Gak lama Atan dateng sambil menenteng laptopnya dan cowok itu menyebrang ke balkon kamar Naya.
" Waktunya Atanaya time! " Seru Atan dengan girang.
Naya sebenernya geli denger istilah Atanaya time alias Atan Naya quality time. Tapi buat Atan ya Naya iyain aja deh. " Nonton apa?"
Atan membuka laptopnya dan mulai membuka folder film di laptopnya. " Conjuring?"
Naya menggeleng . Ia bosen kalo nonton film horor kayak gitu. " Masa setan nonton setan."
Atan mengangguk membenarkan omongan Naya." Ya udah frozen." Ia langsung mengklik film yang ia sebut tanpa meminta persetujuan dari Naya.
" Ya ampun, Tan! Sadar umur kali! Tontonan cewek lagi!"
Atan malah nyengir. " Abisnya cantik. Kayak Fray."
Lagi-lagi hati Naya mencelos tapi gak seburuk biasanya.
Sorot mata Atan saat menyebut nama Fray seperti penuh kebahagiaan.
Naya jadi inget tentang omongan Dirga dua hari yang lalu. Saat cowok itu menanyakan apa kehadiran Dirga didekatnya bisa membuatnya move on dari Atan.
Setelah sekian tahun mencintai Atan.
Apakah mudah untuk melupakan cowok ini dan menggantikannya dengan Dirga?
" Kenapa, Nay? Ada masalah?" tanya Atan menyadari perubahan raut wajah sahabatnya ini.
Naya menelan ludah. Apa ia harus cerita dengan Atan soal Dirga? " Dirga waktu itu, nembak gue," ucapnya lebih ke dirinya sendiri karena saking kecilnya volume suaranya.
Walaupun suara Naya dikecilkan tapi pendengaran Atan cukup baik. " Terus gimana? Lo terima? " tanya Atan dengan cepat.
" Belom. Gue masih minta waktu buat menjawabnya."
Atan menyandarkan tubuhnya, film di laptopnya pun ia biarkan terus menjalankan ceritanya sementara tatapannya sekarang sepenuhnya ke Naya. Sahabatnya yang ternyata disukai dengan musuh bebuyutannya.
Sebenernya hanya perang dingin sih menurut Atan, karena ia sama Dirga gak pernah berantem lagi kecuali terakhir waktu Atan gak sengaja ninju Naya. Tapi selain itu gak ada lagi. Lebih ke saling cuek.
Walaupun kadang Dirga suka mengganggu cewek-cewek yang berusaha mendekatinya hingga Atan gak pernah deket sama cewek lagi kecuali Naya. Tapi soal Fray, Atan sedikit wanti-wanti. Untungnya Dirga gak mengganggu hubungannya sedikit pun.
Kenyataan lain yang mengejutkan, karena Dirga malah deket sama sahabatnya, Naya. Bahkan Dirga nembak Naya!
" Apa yang bikin lo ragu? Emang lo gak suka sama Dirga? Atau ada orang yang lo suka?"
Naya menggigit bibir bawahnya, gimana bisa Atan bertanya seperti itu seolah bukan dialah orang yang jelas-jelas membuat Naya ragu untuk menerima Dirga. Gak mungkin juga ia ngomong jujur ke Atan. Naya gak mau cowok ini menjauhinya hanya karena ia punya perasaan lebih padanya.
" Lo takut dia cuma maenin lo ya dan bales dendam ke gue?" Tebak Atan lagi. " Gue bakal abisin dia kalo berani nyakitin lo. " Ia mengepalkan tangannya dan memperagakan gaya pukulannya.
Naya cekikikan. " Mungkin gue bakal kasih dia kesempatan. Keliatannya dia udah gak sebenci itu kok sama lo, Tan," ucapnya mengingat bagaimana Dirga memperlakukannya dengan baik selama ini dan gak pernah cari masalah sama Atan.
Atan mengangguk, bener juga sih. Dirga gak pernah mancing-mancing emosinya lagi. Mungkin sejak beberapa bulan ini.
" Semoga aja Dirga bener-bener serius sama lo ya."
Naya tersenyum.
......
" Aku ke toilet dulu ya." Fray beranjak dari kursinya dan keluar dari kelas, meninggalkan Atan yang sedang memakan bekal makan siang yang Fray buatkan.
Fray berlari kecil kearah ruangan silat , orang yang ia cari ada disana. Sedang menendang-nendang samsak. " Kak Nay!" Sapanya membuat yang dipanggil langsung menghentikan aktivitasnya dan berbalik menatap orang yang baru aja memanggilnya.
Naya mengerutkan keningnya melihat Fray tiba-tiba datang ke ruang latihannya dengan senyum yang menurut Naya aneh.
Seingat Naya setiap ia bicara berdua saja dengan Fray, selalu aja ada pembicaraan yang membuat dadanya nyeri.
Mulai dari pengakuan Fray yang menyukai Atan.
Sampai saat Fray berhasil jadian sama Atan.
Sekarang apa lagi kira-kira?
" Kenapa, Fray?" tanya Naya sebiasa mungkin.
" Lo gak pacaran sama kak Dirga kan? Atau belum?" Lagi-lagi pertanyaan itu. Kenapa Fray selalu mau tau soal kehidupannya?
" Belum sih. Tapi bentar lagi hampir."
Raut wajah Fray berubah sendu, Naya takut ucapannya ada yang salah. " Kenapa? Gue salah ngomong ya?"
Fray menggeleng. " Gue pikir gue sayang sama Atan. Tapi gue cuma nganggep dia kakak gue. Karena gue sebatang kara dan dia selalu jagain gue."
Ucapan Fray itu membuat hati Naya mencelos. Bukan karena menyakiti Naya tapi menyakiti Atan. Itu berarti menyakitinya juga.
Karena kesakitan Atan juga kesakitan Naya.
Mereka seperti udah satu paket.
Tapi kesakitan Naya belum tentu kesakitan Atan.
" Lo jangan gila Fray! Atan sayang sama lo."
Fray menyeringai, senyum yang jelas sangat berbeda dari senyumnya yang biasa.
Mungkin itu wajah aslinya.
" Tapi gue cintanya sama Dirga. Gimana dong?" ucap Fray dengan dagu yang terangkat seperti menantang Naya.
Naya mengepalkan tangannya, kalo aja cewek didepannya ini bukan pacarnya Atan, ia gak akan segan-segan membuat wajah sok imut Fray jadi biru-biru. " Jangan coba-coba lo nyakitin Atan!"
" Kenapa sih lo berkorban banget? Bukannya bagus gue putus sama Atan, lo jadi deket sama Atan lagi. Pacaran mungkin." Fray mengangkat sebelah alisnya. " Tapi tunggu Atan move on dari gue dulu ya. Berapa tahun? Dua tahun mungkin cukup ya. Kayak Kanya dulu."
Naya melotot. Bagaimana Fray bisa tau soal Kanya? Sebenernya dia siapa?
" Oh gak mungkin sih. Mending lupain aja Atan. Karena dia gak bakal suka sama lo apalagi cinta." Fray langsung keluar dari ruangan itu dengan senyum penuh kemenangan. Gak jauh dari ruangan Naya latihan, Atan. Cowok itu berjalan menghampiri Fray.
" Lo lama banget ke toilet. Gue cariin taunya kesini. Ngapain?" tanya Atan sambil merangkul pundak Fray.
Fray memasang wajah memelas. " Abis ngobrol sama kak Naya," ucapnya.
" Ngobrol apa?"
Fray menunduk dan tersenyum sinis, dari jendela pun Naya tau bentuk senyum iblis dari seorang Fray.
" Rissa bener. Fray aneh." Naya bergumam, mengingat peringatan yang Rissa berikan padanya beberapa minggu yang lalu.
Sementara dari sudut lain ruangan itu, Dirga baru aja mau memberikan Naya minuman seperti biasa tapi langkahnya terhenti saat mendengar percakapan antara Naya dan Fray. Ia mengurungkan niatnya untuk langsung masuk ke dalam dan menguping pembicaraan mereka.
Hati Dirga mencelos mendengar pengakuan Fray.
Dan suara Naya yang membela Atan.
Tapi yang aneh kenapa Fray tau soal Kanya? Bukannya dia anak baru pindahan dari Perancis?