Part 17

745 Kata
Naya jadi inget kata Rissa yang ngerasa gak suka sama sosok seorang Fray. Sebenernya Naya udah feeling gak enak soal cewek itu udah lama tapi Naya berusaha untuk selalu berpikir positif dan membuang semua kemungkinan-kemungkinan terburuk soal Fray. Kenyataannya Fray memang gak jauh lebih baik dari mak lampir. Bahkan dibanding Rissa, Rissa jauh lebih mulia dibanding Fray. Hari ini SMA Kusuma digemparkan dengan kedatangan Fray ke sekolah, bersama Dirga. Padahal semua orang tau kalo Fray pacaran sama Atan tapi sekarang pergi sekolah bareng Dirga. Kaki Naya mendadak lemas melihat dua orang yang berjalan dari arah lapangan parkir itu. Ia menopang tubuhnya sendiri dengan memegangi tiang di tembok koridor kelasnya, berusaha agar tubuhnya tidak jatuh. Ia sadar beberapa hari ini Dirga seperti menjauhinya, tadinya Naya pikir Dirga hanya memberi sedikit jarak agar dirinya bisa berpikir jernih untuk menjawab pertanyaan cowok itu beberapa hari yang lalu. Dirga menggandeng tangan Fray sambil sesekali tersenyum ke cewek itu. Fray menggelayut manja di lengan Dirga , gak memperdulikan tatapan orang yang gak menyukainya. Karena Fray dapat menaklukan dua cowok famous di SMA Kusuma. " Lo liat kan? Gara-gara lo nolak Dirga. Dia jadi rebut Fray dari gue. Dia bales dendam langsung ke gue . Mending lo buang perasaan gak jelas lo ke gue itu," ucap seseorang dibelakang Naya dengan penuh penekanan disetiap kalimatnya. Tanpa Naya menoleh pun ia tau siapa yang barusan berbicara. Karena suara itu yang dulu selalu membuatnya tertawa dan menangis berbarengan. Namun sekarang suara itu hanya akan melukai hatinya. Lagi. Dan lagi. " Lo pikir gue mau punya perasaan kayak gini sama setan b******k kayak lo!" teriak Naya disela isakannya. Ia gak tahan jika Atan menghakiminya seperti ini tanpa tau kebenarannya. Atan hanya percaya dengan ucapan Fray yang jelas memfitnahnya itu. " Gue emang suka sama lo tapi gue gak selicik itu! Bahkan ketika lo tanpa sadar nyakitin gue terus, gue gak pernah ada niat sedikit pun buat maen licik!" Naya berbalik menatap Atan yang sudah lebih dulu menatap tajam padanya. " Gue nyesel punya perasaan sama lo! " Ia langsung berlari meninggalkan Atan sendirian didepan ruang kelasnya. Naya gak peduli tatapan-tatapan orang yang memperhatikannya ataupun menonton pertengkarannya dengan Atan tadi. Atan bodoh. Bahkan Naya belum sempat nolak Dirga atau berbicara dengan cowok itu sejak pembicaraan mereka di pantai tempo hari. Tapi hari ini kenyataannya Dirga malah pacaran sama Fray. Jadi maksud omongan cowok itu di pantai beberapa hari yang lalu cuma bualan? Naya  butuh pelampiasan. Naya memasuki ruang latihannya yang kosong karena ini masih pagi. Ia mencopot paksa roknya bahkan sampai merobeknya dan meninggalkan tubuhnya yang hanya mengenakan celana training dan seragam putihnya. Sekuat mungkin Naya pukul, tinju dan tendang samsak didepannya berkali-kali. Bahkan sebelum samsak itu mengarah kembali padanya sudah ia tendang lagi. Lalu tubuh Naya meluruh sepenuhnya di lantai yang beralaskan matras. Ia menangis sejadi-jadinya sambil memeluk kedua lututnya. " Gue tau lo disini," ucap seseorang dibelakang Naya. Tapi Naya gak bergeming. Ia tau itu suara Dirga. " Sakit ya, Nay? " Naya mengangkat wajahnya tapi gak berbalik menatap Dirga. Ia gak yakin kalo ia mampu menatap wajah cowok itu , mengingat Dirga baru aja menggandeng tangan Fray dengan mesra dihadapan semua murid SMA Kusuma. " Nunggu seminggu doang kelamaan ya, Ga?" Dirga terkekeh. " Dasar bodoh. Lo pikir gue serius dengan perasaan gue ke lo hmm?" Naya memejamkan matanya, menahan sakit yang lagi-lagi melukai hatinya. " Lo terlalu naif, Nay. Lo terlalu terbuai dengan kebersamaan kita. Gue tebak. Pasti lo udah jatuh cinta sama gue kan?" Dirga menatap lurus ke tubuh Naya yang sama sekali gak berbalik kearahnya. Cewek itu terus membelakanginya, tapi Dirga tau. Naya sedang menangis. Kelihatan banget dari gerakan punggung Naya yang naik turun dan suara isakannya yang tertahan. Tetep kayak gitu Nay. Jangan berbalik. Gue gak yakin bakal tahan buat gak meluk lo. Dirga membatin. Kemudian memaksakan senyumnya. " Harusnya lo jangan lupa dengan posisi gue sebagai musuh bebuyutan Atan . Sahabat lo. Harusnya lo berterimakasih sama gue karena gue memudahkan jalan lo buat jadian sama Atan kan. Gue baik kan, Nay?" Naya menutup mulutnya, mencegah suara isakannya semakin menjadi. Hatinya udah bener-bener sakit, sekarat. " Selamat tinggal Naya." Dirga berbalik dan berjalan keluar dari ruang latihannya lalu menutup pintunya dengan satu tarikan keras. Naya langsung mengeluarkan sisa air matanya dan tangisannya hingga terdengar begitu menyayat hati . Bahkan tanpa Naya tau. Di balik pintu. Dirga, gak kalah hancurnya. Cowok itu duduk bersandar di pintu sambil menutupi wajahnya dengan hati yang gak kalah hancur. Dirga sadar sampe kapanpun ia gak akan bisa menggantikan posisi Atan dari hati Naya. Berkali-kali ia menarik rambutnya sendiri. Berharap sakit dikepalanya akan mengalihkan sedikit nyeri di hatinya. Jadi ini mungkin jalan terbaik. Agar hubungan Naya dan Atan membaik. Padahal Dirga gak tau , hubungan kalo Naya dan Atan sangat tidak baik.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN