Perang dingin SMA Kusuma dimulai.
Gak semua murid tentunya.
Hanya antata Atan, Naya, Dirga dan Fray. Sayangnya Fray menganggap seperti tidak terjadi apa-apa. Padahal semua karena kehadiran gadis itu di sekolah ini. Seperti pagi ini dia menyapa Naya dengan wajah riangnya seperti biasa, membuat Naya muak.
Pertama kalinya, Naya mengabaikan sapaan Fray. Karena Naya sadar orang kayak Fray gak boleh dibaikin. Orang itu telah memfitnahnya didepan sahabatnya sendiri. Mantan sahabat.
Kata orang mantan pacar ada tapi gak ada yang namanya mantan sahabat. Tapi kenyataannya mantan sahabat itu memang ada kan.
Atan pun memilih pindah tempat duduk walaupun harus ke paling depan dan sering menjadi sasaran pak Budi yang suka nunjuk-nunjuk muridnya buat menjawab soal di papan tulis dibanding harus sebangku dengan Naya.
Naya terpukul.
Orang yang paling ia percaya menjadi sahabatnya , percaya gitu aja dengan omongan orang baru di hidupnya. Bahkan orang yang hampir berhasil membuatnya move on dari Atan, mendadak berubah seratus delapan puluh derajat menjadi sosok monster. Seperti Fray.
Entah Naya pernah mimpi apa sebelum Fray masuk ke sekolah ini dan menghancurkan semuanya. Menghancurkan kehidupan Naya. Hingga tidak ada yang tersisa.
Kecuali luka dan air mata.
" Nanay! " sapa seseorang yang langsung nyelonong masuk ke kelas Naya begitu bel istirahat berbunyi.
Atan melirik sinis ke anak kelas sepuluh yang beberapa hari ini deket sama Naya. Walaupun hanya sekedar ngasih coklat atau bekel makanan.
Kali ini apa lagi?
Bara memberikan Naya kotak makanan yang berisi roti isi selai kacang.
Naya tersentak.
Roti isi selai kacang.
Lengkap dengan ukiran love dari selai kacang diatas lembaran rotinya.
Seperti yang dulu Anggara berikan padanya.
" Lo siapa sih?" tanya Naya dengan mata berkaca-kaca. Sosok Bara seakan menggantikan Anggara dan Mario untuk menghiburnya.
Naya ingat saat ia menangis karena Kanya pacaran sama Atan, Anggara dan Mario selalu menemaninya. Atau sekedar menghiburnya dengan ngasih coklat, permen kapas dan hadiah lain.
Kali ini Bara. Bahkan cowok ini datang menjenguknya saat Naya sakit kemarin.
Setidaknya Naya masih merasa beruntung karena ada Aryo, Bagas ditambah Bara yang menemaninya di sekolah. Walaupun kadang Naya menyuruh Bagas dan Aryo untuk bermain dengan Atan. Karena cowok itu kelihatan selalu menyendiri saat jam istirahat. Jelas Naya gak tega.
" Yang jelas gue bukan orang yang niat buat jahatin lo kok," jawab Bara sambil cengengesan. Ia mengusap lembut rambut Naya. " Nanay gak pantes nangis mulu . Nanay kan galak . Bara suka liat Nanay galak."
Naya menghela napas kemudian tersenyum . Siapapun Bara sebenernya Naya udah gak terlalu peduli, mungkin Tuhan telah mengirimkannya malaikat dengan wujud seorang Bara untuk menemaninya melewati masa-masa sulit ini.
" Naya sama Bara aja. Cocok." Bagas mengacungkan jempolnya, dihadiahi jitakan dari Aryo yang berada tepat disampingnya.
" Ditolak gue sama Naya. Mungkin kalo gue palsuin akte kelahiran pasti Naya mau ya sama gue?" Bara mengedip genit kearah Naya, cewek itu langsung ketawa ngakak.
" Kayak orang cacingan tau gak lo!"
" Nah gitu kek! Ketawa. Kan cantik," ucap Bara secara terang-terangan.
" Apaan sih lo!" sahut Naya yang merasa pipinya mulai memanas. Gak mungkin kan ia jatuh cinta sama adik kelasnya sendiri? Yang bahkan sempat ia kira sebagai reinkarnasinya Anggara.
" Lusa lo tanding kan Nay? Gue nonton ya," ucap Bara mengingat iklan soal kejuaran silat antar SMA di Jakarta yang akan diadakan lusa.
Naya mengangguk senang. " Bener ya lo bakal dateng ? Gue seneng kalo banyak yang nonton."
" Gue sama Aryo juga dateng. Nanti kita teriak paling kenceng deh disana buat nyemangatin Naya," ucap Bagas sambil merangkul Aryo, Aryo langsung menoyor jidat Bagas hingga cowok itu melepaskan rangkulannya.
" Lo aja sono teriak-teriak! Gue ogah."
" Nanti gue temenin teriaknya kak Bagas," sahut Bara yang membuat Bagas sedikit terharu karena akhirnya ada juga yang mendukungnya. " Dalem hati tapi." Bara cengengesan.
" Sialan!" Bagas mengumpat.
Naya dan Aryo ketawa ngeliat muka Bagas yang ditekuk. " Mampus lo dikerjain adek kelas."
.....
" Kak Dirga kok mau sama gue sih? Jangan bilang lo udah suka sama gue dari dulu ya?" tanya Fray dengan sangat percaya diri saat ia dan Dirga lagi makan bekal mereka di taman. Persis seperti waktu Fray pacaran sama Atan.
" Naif banget lo! Anggap aja ini simbiosis mutualisme."
Fray mengerutkan keningnya, gak mengerti.
" Gue ngerebut lo dari Atan buat bales dendam ke dia tapi lo juga dapetin gue karena lo suka sama gue kan. Walaupun butuh waktu buat gue suka sama lo juga."
Fray tersenyum." Percaya diri lo tinggi juga ya kak," ucapnya, gak menyangka bahwa kata-kata itu akan keluar dari mulut Dirga yang dikenal paling dingin seantero SMA Kusuma ini.
" Yang jelas jangan ganggu Naya lagi. Biarin dia bahagia sama Atan. "
" well, ternyata alasan utamanya Naya. Lo keliatannya sayang banget ya sama dia?" Fray menatap tajam kearah Dirga yang sama sekali gak membalas tatapannya.
" Gue cuma mempermainkan dia aja. Bales dendam sama Atan," jawab Dirga sekenanya.
Fray tau cowok didepannya ini sedang berbohong. " Ya liat aja sampe kapan lo bertahan buat ngelindungin Naya."
Dirga menatap Fray yang saat ini masih menatapnya dengan tatapan sinis. " Maksud lo?"
Fray mengangkat kedua tangannya seolah menyerah. " Maksud gue kita liat sampe kapan lo ngorbanin perasaan lo sendiri. Gue tunggu pernyataan cinta lo ke gue yang sebenernya." Ia langsung beranjak dan pergi duluan.
Dirga membuang makanan pemberian Fray dan berusaha memuntahkan dari mulutnya. " In your dream bitch."
Walaupun Dirga gak tau siapa sebenernya Fray dan apa tujuannya, satu yang Dirga tau.
Niat Fray gak baik.
Dan Naya dalam bahaya.
Karena tatapan sinis Fray soal Naya dan ucapan gadis itu cukup membuat Dirga tau, kalo Fray bukan cewek baik-baik.
Dia hanya seorang cewek berkedok wajah imut tapi berhati chucky.
Dan Dirga rela mengorbankan perasaannya sendiri demi Naya. Demi menjauhkan Naya dari jangkauan Fray.