MBHMsB - Part 5

1790 Kata
"Ashton ...?" gumam Maria ketika menemukan sosok yang baru saja melangkah ke dalam toko mewah itu. "Bantu aku untuk menghajar si Jalang Kecil ini, Ash! Berani-beraninya dia menelepon entah siapa dan memporak-porandakan kontrak kerjaku dengan agensi dan brand sampai mereka membatalkannya sepihak," lanjut wanita itu sedetik kemudian dengan nada berapi-api. Ashton cukup terkejut ketika menemukan Maria sedang berhadapan dengan sosok yang menjadikannya sebagai pacar gadungan secara mendadak tempo hari. Berbeda dengan Ashton, Skyla tampak cuek dengan kehadiran pria itu seolah-olah mereka nggak pernah bertemu sebelumnya karena sosok wanita Latin yang ada di hadapannya lebih menarik untuk menjadi pusat perhatian gadis itu. Oh, mereka saling kenal, batin Skyla yang masih tetap tampak cuek dan nggak gentar sama sekali, meskipun ada kemungkinan pria itu akan bersekutu dengan Maria untuk melawannya. Ashton tentu tahu nama gadis yang sering disorot oleh media di seluruh dataran Amerika Serikat. Skyla si Keturuan Ramirez yang Doyan Berbelanja dan merupakan putri semata wayang dari Johanson Ramirez. Namun, yang membuat Ashton heran adalah ketika ia menangkap gerakan tangan Maria yang seperti hendak menjambak rambut atau melayangkan tamparan pada pipi gadis itu. Pria itu nggak tahu apa yang baru terjadi di antara dua perempuan yang berjarak beberapa langkah di depannya. "Maria, lepaskan tanganmu darinya," ujar Ashton dengan nada peringatan ketika mengingat mereka sedang berada di tempat umum dan kejadian itu bisa dilihat orang semua orang yang ada di dalam toko itu, bahkan bisa saja terekspos sampai ke media jika ada yang merekam kemudian menyebarkannya. "Oh, kamu lebih membela jalang ini daripada aku, Ash?" tanya Maria berang sebelum mengembalikan fokusnya pada Skyla dan langsung melayangkan serangan pada gadis itu tanpa aba-aba. Skyla yang memiliki refleks cukup tinggi pun langsung menahan pergelangan tangan Maria dan mencengkeramnya dengan kuat sampai-sampai ringisan kesakitan meluncur dari mulut wanita itu. Nggak sia-sia juga Dad memaksaku pergi ke kelas Taekwondo dulu setiap minggunya, meskipun hanya sampai kuning aja, batin Skyla di dalam hati. Sementara itu, bibirnya menyunggingkan senyum mengejek dan mendekatkan wajahnya hingga hanya tersisa jarak satu inchi dengan lawan bicaranya sebelum gadis itu menghempaskan tangan Maria dengan kasar. Maria yang merasa dipermalukan di depan, sekaligus nggak terima diperlakukan seperti itu oleh Skyla pun lantas kembali mengangkat tangannya dan berhasil melayangkan sebuah tamparan pada pipi kanan gadis itu. Skyla yang dari awal sudah jengkel setengah mati dengan kelakuan Maria yang berbuat seenaknya jidatnya dan nggak tahu sopan santun itu pun langsung mengumpat kasar. "Sialan!" Tanpa aba-aba, Skyla melemparkan beberapa kantung kertas yang tersampir di lengan dan berada di genggamannya ke arah Maria sampai mengenai wajahnya dan membuat barang-barang mewah yang ada di dalam kantungan itu berceceran keluar sebelum jatuh di atas karpet toko. Gadis itu kemudian langsung melayangkan kepalan tangannya tepat di batang hidung Maria dan berakhir membuat darah segar mengucur dari sana. Setelah itu, Skyla pun lantas berjalan melewati Maria dan menyenggol pundaknya dengan sengaja sampai-sampai membuat wanita itu terhuyung dan hampir kehilangan keseimbangannya. "Halo, Dan ... tolong beli Chanel Classic Flap Fringe Jumbo Rare Limited Edition Pink & Purple Multi Tweed Shoulder Bag di Fifth Avenue sekarang juga dan pastikan juga hidup si Jalang Anna-Maria Smith itu nggak tenang mulai sekarang. Cari dan sebarkan foto-foto panas wanita sinting itu ke media karena sudah berani-beraninya menyentuh pipiku!" desis Skyla dengan telepon yang menempel di telinganya. Itulah ucapan yang keluar dengan nyalang dari mulut gadis itu dan terdengar oleh semua orang yang ada di sana, nggak terkecuali si target sendiri, Anna-Maria. Langkah Skyla berhenti selama beberapa detik ketika pandangannya dan Ashton saling bertemu. Namun, ia segera melewati pria itu tanpa berkata apapun dan melengos pergi begitu saja setelah mendengus kasar. Pramuniaga toko Chanel itu dan beberapa pengunjung di dalam sana bergidik setelah mendengar titah yang keluar dari mulut Skyla. Namun, berbeda dari reaksi orang-orang itu, Ashton yang masih berdiri di tempatnya malah diam-diam menatap takjub pada apa baru saja dilakukan oleh gadis itu dan melirik sekilas pada punggung mungilnya sebelum benar-benar menghilang di balik pintu toko. Maria yang sudah nggak sanggup menahan malu pun lantas keluar dari toko tersebut sembari menarik tangan Ashton. Pria itu  memang mengekori langkah Maria, tetapi setelah ia berhasil menghempaskan tangan wanita itu lebih dulu dari lengannya. Sebenarnya Ashton tujuan utama Ashton bukanlah untuk peduli pada kondisi Maria, melainkan untuk melihat sosok yang menarik perhatiannya tadi. Namun, sayangnya gadis itu sudah lebih dulu masuk ke dalam sebuah Limousin yang segera melaju dan membelah jalanan di kawasan Fifth Avenue itu. * Sepertinya sudah puluhan kali Skyla mendengus kasar sambil memijat pelipisnya. Namun, hal tersebut sukses membuat Mr. Anderson diam-diam melirik ke belakang untuk melihat ekspresi wajah putri dari majikannya itu melalui pantulan kaca spion. Mr. Anderson sedikit kaget ketika melihat Skyla yang masuk ke dalam mobil tanpa membawa satupun kantung belanjaan di tangannya. Pasalnya, pria setengah baya itu sempat melihat Skyla yang membawa beberapa kantung belanjaan ketika masuk ke dalam toko Chanel yang letaknya nggak jauh dari tempat ia memarkirkan mobil. Namun, meskipun begitu, Mr. Anderson memilih untuk bungkam tanpa bertanya apapun pada gadis itu. Kurang lebih sudah tiga puluh menit sejak mobil yang ditumpangi oleh Skyla melaju di jalan raya dan meninggalkan pusat perbelanjaan Fifth Avenue tadi. Kini ponsel gadis itu berdering dan menampilkan nama 'Daniel Palais' di layar benda pipih tersebut. Skyla langsung menggeser ikon berwarna hijau di layar sebelum menempelkan ponselnya ke telinga. "Halo, Dan. Ada apa?" tanya Skyla langsung ketika panggilan itu tersambung. "Oh, ada yang mau aku beritahu, Sky," jawab Daniel cepat. "Apa itu? Aku harap itu adalah sebuah informasi yang bisa memperbaiki suasana hatiku." Daniel menipiskan bibirnya di seberang sana karena apa yang hendak diucapaknya berbeda seratus delapan puluh derajat dari harapan Skyla. "Tas Chanel yang kamu mau ... udah sold out," ujar pria itu dengan gumaman pada akhir kalimat. Mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut Daniel, sukses membuat mulu Skyla sedikit terbuka dengan ekspresi ketidakpercayaan yang kentara di wajahnya. "Nggak mungkin, Daniel. Aku baru beranjak dari toko itu tiga puluh menit yang lalu dan kamu bilang tas yang hampir $15000 itu sudah habis?!" tanya Skyla dengan nada suara yang mendesis. Tanpa perlu bertatapan dengan gadis itu, Daniel bahkan sudah dapat merasakan aura kedongkolan Skyla yang kental, meskipun keduanya hanya berhubungan melalui telepon. "Hanya orang gila yang mau membeli tas dengan harga fantastis seperti itu, Dan. Tolong katakan padaku kalau kamu nggak serius dengan ucapanmu tadi," lanjut Skyla menambahkan sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dengan gerakan cepat. "Berarti kamu salah satu dari orang gila itu, Sky?" tanya Daniel. "Aku sedang nggak ingin bercanda, Daniel!" desis Skyla dengan nada galak pada asisten pribadi ayahnya itu. "Apa nada suaraku tadi terdengar seperti sedang bercanda?" tanya Daniel membalikkan ucapan Skyla. "Udahlah, aku tutup sekarang. Kamu sukses membuatku bertambah kesal, Mr. Daniel Palais! Selamat sore dan terima kasih atas bantuannya," ujar Skyla bersunguh-sungguh, terlebih mengenai kalimat terakhirnya. * Ketika mobil yang ditumpangi oleh Skyla hampir mencapai mansion kediaman keluarga Ramirez, ponsel yang ada di tangan gadis itu tiba-tiba berdering dengan nama 'Norah' yang terpampang pada layarnya. Skyla melirik sekilas ke arah jam yang ada di dashboard Limousin itu sebelum ia menerima panggilan tersebut. "Halo, Sky. Kamu udah buka tautan yang aku kirim tadi?" sapa Norah lalu melontarkan pertanyaan dengan cepat tanpa membiarkan Skyla membalas sapaan yang terlebih dahulu. Skyla mengerutkan keningnya ketika mendengar pertanyaan sahabatnya itu. Pasalnya, ia nggak mengerti maksud dari ucapan gadis itu. "Tautan apa?" tanya Skyla heran. "Kamu ngomong yang jelas dong, Norah," lanjut gadis itu berdecak. "Loh ... kamu nggak buka?" balas Norah bertanya. "Kamu bahkan nggak mengirimkan tautan apapun padaku, Norah. Tolong jangan buat emosiku semakin memuncak," gerutu Skyla mengomeli sahabatnya dan membuat Norah terdiam selama beberapa detik di seberang sana. "Oh, maaf ... ternyata aku belum mengirimkan tautannya," gumam Norah sambil terkekeh kecil. "Aku kirim sekarang," lanjut gadis itu menambahkan. "Aku jadi penasaran, sepenting apa isi tautan itu sampai-sampai mampu membuat seorang Norah Addison rela menghabiskan waktunya berharganya selama beberapa menit hanya untuk mengirimkan tautan itu padaku?" Skyla bertanya dengan nada menyindir. Nora berdecak, tetapi gadis itu nggak merasa tersinggung sedikit pun atas sindiran yang baru dilontarkan oleh sahabatnya. "Ck! Kamu ini!" desis Norah berpura-pura kesal. "By the way, kamu tadi ke Fifth Avenue-kah?" tanya gadis itu melanjutkan. Kerutan yang sudah sempat sirna dari kening Skyla beberapa saat yang lalu, kini kembali hadir. Bukannya menjawab pertanyaan Norah dengan jawaban 'iya' atau 'tidak', Skyla malah balas bertanya pada gadis itu. "Dari mana kamu tau?" tanya Skyla dengan nada penasaran yang kentara pada suaranya. "Heh ... aku bertanya bukan untuk mendapatkan balasan berupa pertanyaan darimu, Sky," decak Norah membalas ucapan Skyla. "Udah, jawab aja pertanyaanku dan jangan banyak tanya!" lanjut gadis itu menegaskan. Mendengar nada suara Norah yang sudah nggak lagi sesantai sebelumnya, Skyla pun memilih untuk nggak bertanya lebih banyak lagi dan segera menjawab pertanyaan gadis itu. "Iya, aku baru dari sana. Kenapa memangnya?" tanya Skyla karena gadis itu belum membuka tautan yang dikirimkan oleh Norah tadi. Kini giliran Norah yang nggak menjawab pertanyaan Skyla dan malah balas bertanya lagi pada sahabatnya itu. "Oh, ada satu lagi ... kamu bertemu dengan model Anna-Maria Smith saat di toko Chanel tadi?" tanya Norah cepat. "Ya, jalang itu mencari masalah denganku," jawab Skyla dengan nada kesal yang kentara pada suaranya. "Berarti berita bukan itu bukan hoaks semata," gumam Norah dengan suara yang sangat pelan di seberang sana. Namun, sayangnya gumaman itu masih dapat tertangkap oleh indera pendengaran Skyla. Skyla yang awalnya sedikit kebingungan karena pertanyaan Norah, sekaligus penasaran dari mana gadis itu mengetahui kegiatannya beberapa waktu yang lalu pun mulai mendapatkan sebuah kesimpulan, meskipun masih belum dapat memastikan kebenaran dari kesimpulan tersebut. "Masih ada lagi yang mau ditanyakan?" tanya Skyla sambil berjalan keluar dari Limousin yang baru saja berhenti di depan perkarangan mansion Ramirez yang luas. "Nggak ada lagi. Udah dulu, aku masih harus melanjutkan pekerjaan yang menggunung di atas mejaku sebelum Dad menendang bokongku dari kantor ini," balas Norah yang berhasil membuat Skyla terkekeh kecil. "Iya, iya. Dasar, Ibu Direktur memang selalu sibuk!" ledak Skyla. "Jangan lupa buka tautan tadi. Bye! Aku tutup dulu," ujar Norah cepat sebelum memutuskan panggilan itu secara sepihak tanpa mau repot-repot menunggu balasan dari sahabatnya itu. Penasaran dengan isi tautan yang dikirim oleh Norah tadi lantas membuat Skyla membuat aplikasi bertukar pesan antara dia dan gadis itu lalu segera membuka tautan tersebut. Pasalnya, Norah adalah tipikal gadis pekerja keras yang sangat sulit dihubungi atau sekadar meluangkan waktunya di jam kerja jikalau bukan dalam keadaan yang sangat mendesak. Kedua tungkai Skyla berhenti melangkah. Tubuh gadis itu bergeming, sementara telapak kakinya terasa seperti terpaku di atas ubin marmer ruang tamu ketika membaca headline berita dari tautan yang dikirim oleh sahabatnya tadi. Panas dan sengit! Ashton Hawks tertangkap kamera sedang berada di antara Skyla Ramirez dan Anna-Maria Smith yang baru saja terlibat pertengkaran hebat. Siapa pilihan taipan muda itu? Gadis yang sedang dirumorkan sebagai kekasih atau masa lalunya yang mungkin bersemi kembali?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN