Skyla mengerang keras ketika ada sosok yang masuk ke dalam kamarnya untuk yang kedua kali setelah Mrs. Anderson tadi. Gadis itu kemudian menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya ketika mendengar derap langkah kaki yang semakin mendekat ke arahnya.
"Skyla ...?" panggil sosok yang baru masuk saja masuk ke dalam kamar putrinya, John. "Ini udah jam sepuluh pagi dan kamu masih nggak berniat bangun, Sayang?" tanya John pada gadis itu.
"Biarkan aku tidur sebentar lagi, Dad ...," erang Skyla dengan suara yang teredam di dalam selimut.
"Ini udah dua jam berlalu sejak Mrs. Anderson membangunkanmu tadi," ujar John tanpa menggubris ucapan putrinya.
"Iya, aku tau, tapi aku masih ingin tidur lebih lama lagi, Dad. Aku baru benar-benar terlelap jam empat tadi," balas Skyla memelas.
"Baiklah, baiklah. Silakan lanjutkan tidurmu, Tuan Putri," ledek John mengalah. "Oh, ya, jangan lupa bereskan barang-barang belanjaanmu nanti," lanjut pria setengah baya itu mengingatkan saat menemukan kantung belanjaan putrinya yang masih berserakan di atas lantai kamarnya.
Sementara itu, Skyla hanya mengangguk lemah sambil berdeham di dalam selimut sebelum sang ayah berjalan keluar meninggalkan ruangan itu.
Entah berapa lama tepatnya setelah John keluar dari kamar Skyla, gadis itu pun akhirnya membuka kedua netranya dan menatap nyalang pada langit-langit kamar.
Kekesalan kembali datang menghampiri gadis itu ketika mengingat insiden yang terjadi kemarin sore. Bukan hanya itu saja, media Amerika juga sudah mulai memberitakan kejadian itu dan membuat kesimpulan yang nggak valid sehingga para netizen pun berspekulasi sesuka hati mereka.
Bukan hanya itu saja, komentar-komentar pedas yang merupakan hasil dari ketika jari para netizen itu juga bersarang pada postingan di media sosialnya. Nggak jarang mereka berkomentar di akun gadis itu dan mengatakan hal-hal yang nggak benar atau sekadar menandai akun Skyla pada komentar postingan sebuah akun berita gosip.
"Siapa orang gila yang diam-diam merekam dan menyebarkan video itu, padahal sudah jelas kalau pengunjung dilarang mengambil foto maupun video ketika berada di dalam toko itu!" desis Skyla dongkol sebelum beranjak dari tempat tidurnya untuk berjalan ke kamar mandi dan membersihkan dirinya di sana.
Sialnya lagi, video yang beredar di media sosial itu bukanlah rekaman penuh kejadian awal sampai akhir, melainkan kejadian saat Skyla melayangkan tinju pada hidung Anna-Maria sehingga terlihat seperti gadis itu yang menyerang model majalah dewasa itu lebih dulu.
Skyla mendesah keras sebelum masuk ke dalam bilik shower di kamar mandi mewahnya dan berdiri di bawah pancuran air dengan harapan kekesalan sekaligus rasa dongkol yang bercokol di benak dan hatinya dapat tersapu bersih oleh air mengalir tersebut.
*
Ketika lift yang membawa Skyla sudah berhenti di lantai yang hendak dituju olehnya, gadis itu kemudian melangkah keluar dari kotak berkatrol tersebut dan berjalan menuju ruang makan untuk mengecek adakah ada makanan yang dapat mengisi perut kosongnya di sana.
"Selamat siang, Nona ... ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan dengan nada ramah ketika mendapati Skyla yang baru memasuki area ruang makan.
"Apakah ada makanan di sini?" tanya Skyla sembari berjalan menuju lemari pendingin dan membuka pintunya.
"Anda ingin makan apa, Nona?" balas pelayan itu bertanya. "Saya bisa meminta koki untuk memasakannya untuk Anda," lanjutnya menambahkan.
"Terserah. Apa aja boleh, tapi harus sesuai dengan kriteria masakanku seperti biasanya," jawab Skyla sembari mengambil sebotol s**u almond dari dalam lemari pendingin sebelum membuka tutupnya dan meneguk cairan berwarna putih itu.
"Baik, Nona. Sehat, gizi seimbang, dan rendah kalori," ujar pelayan itu cepat. Bukanlah hal yang mengherankan jika pelayan tersebut mengingat kriteria makanan ala Skyla karena memang semua pekerja yang berurusan dengan dapur dan ruang makan sudah diwanti-wanti sejak awal oleh Mrs. Anderson untuk mengingat hal itu.
Skyla menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan ucapan pelayan itu. Setelahnya, gadis yang Skyla taksir hanya beberapa tahun di atasnya itu pun pamit undur diri dan segera berlalu dari hadapannya untuk meminta koki memasakkan makanan untuknya.
Skyla duduk di kursi yang berhadapan dengan meja makan sambil menikmati s**u almond-nya ketika John berjalan memasuki ruang makan.
"Loh ... Dad nggak ke kantor?" tanya Skyla ketika menemukan sang ayah yang sudah duduk di ujung meja makan, posisi yang biasa ia tempati.
"Nggak. Dad libur hari ini," jawab John sambil menumpukan tangannya yang terlipat di atas meja makan.
"Kenapa? Ini 'kan hari Sabtu," tanya Skyla lagi.
"Ya, nggak kenapa-kenapa. Dad hanya sedang jenuh bekerja aja," jawab John beralasan.
Skyla kemudian menganggukkan kepalanya tanpa bertanya lagi pada sang ayah. Bertepatan dengan itu, semangkuk salad d**a ayam dihidangkan oleh seorang pelayan ke hadapannya, sementara di depan John juga sudah terhidang sepiring pasta dengan irisan bacon dan parutan keju di atasnya.
Setelah John dan Skyla berterima kasih pada pelayan itu, ia kemudian berlalu dari ruang makan setelah dan meninggalkan ayah dan anak itu di sana untuk menikmati makan siang mereka di sana.
"Ayo, makan ...," ajak John sebelum menyuapkan segarpu pasta ke dalam mulutnya dan langsung dibalas oleh Skyla dengan anggukan singkat lalu melakukan hal yang sama, yaitu menyantap makanannya sendiri.
Ayah dan anak itu menikmati makan siang mereka dengan suasana yang didominasi oleh keheningan, meskipun sesekali keduanya bercengkrama kecil. Namun, sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh sang ayah sukses membuat nafsu makan Skyla menghilang seketika.
"Benar kamu terlibat pertengkaran dengan seorang model kemarin, Skyla?" tanya John yang sudah menandaskan makanan di atas piringnya sambil menatap pada putrinya.
"Ya ...," gumam Skyla yang sudah meletakkan sendoknya ke dalam mangkuk, tanda mengakhiri acara makannya, padahal salad yang ada di dalam mangkuk gadis itu masih tersisa setengah.
Skyla sudah tahu kalau ayahnya pasti nggak suka dengan jawaban yang baru saja diberikannya, terbukti dari John yang tampak menipiskan bibirnya. Tanpa perlu Skyla bertanya, gadis itu sudah dapat memprediksi dari mana sang ayah tahu mengenai insiden kemarin sore, media Amerika yang sering sekali memberitakan berita sampah. Contohnya seperti yang sedang mereka lakukan pada kejadian pertengkarannya kemarin.
"Apa penyebabnya?" tanya John yang masih tampak tenang. "Sampai-sampai kamu harus menonjok hidung wanita itu dan melempar barang belanjaanmu ke wajahnya," lanjut pria setengah baya itu menambahkan.
Skyla masih bungkam dan nggak menjawab pertanyaan sang ayah. Gadis itu sebenarnya sangat malas jika harus menceritakan kejadian itu pada John karena dengan begitu, ia harus kembali mengingat insiden kemarin dan hal itu pasti akan membuatnya kesal dan dongkol lagi seperti saat ia baru bangun tadi.
"Skyla, Dad masih berbicara dengan manusia 'kan, bukan patung?" tanya John menyindir putrinya yang masih setia menutup mulut.
Skyla menghela napas dan menjawab pertanyaan sang ayah pada akhirnya. "Iya, benar. Aku memang bertengkar dengan si Jalang itu di Chanel Fifth Avenue kemarin sore," ujar Skyla lengkap.
"Penyebabnya, Skyla ...," balas John mengulangi pertanyaan yang sudah sempat ia lontarkan tadi.
"Karena dia bilang aku membuka paha pada pria yang berbeda-beda hanya karena aku mau membeli Chanel seharga $15,000," ujar Skyla menjelaskan. "Bahkan sebelum itu, dia sudah mencari masalah duluan, Dad. Jalang sinting itu ingin merebut tas yang sudah dikeluarkan oleh penjaga tokonya saat dia baru datang, padahal aku yang duluan melihatnya dan stoknya hanya tersisa satu karena tas itu barang langka," lanjut gadis itu menambahkan.
John mengangguk kecil, kini pria setengah baya itu sudah mengerti duduk permasalahan putrinya sehingga ia pun mulai mengendurkan otot-otot wajahnya menjadi nggak sekaku sebelumnya.
"Jadi, kenapa video yang beredar di media sosial malah menunjukkan seperti seolah-olah kamu yang menghajarnya duluan?" tanya John penasaran.
"Video itu nggak direkam dari awal. Aku juga nggak tau siapa yang melakukannya sampai-sampai video itu bisa tersebar di media sosial dan menjadi bahan berita para awak media, padahal toko sekelas Chanel memang nggak memperbolehkan pengunjungnya untuk mengambil foto maupun video saat berada di area tokonya," balas Skyla.
John menganggukkan kepalanya. "Oh, ya ... apa yang kamu perintahkan pada Daniel kemarin sampai-sampai anak itu menelepon beberapa orang seperti sedang dikejar setan?" tanya pria setengah baya itu ketika mengingat gelegat asisten pribadinya kemarin.
"Aku hanya meminta tolong pada Daniel untuk memutuskan kontrak si Jalang Anna-Maria itu dengan agensi maupun brand yang sedang bekerjasama dengannya. Kerja pria itu memang nggak pernah mengecewakan karena beberapa menit kemudian, wanita sinting itu langsung mendapatkan pesan-pesan berisi pemutusan kontrak kerja secara sepihak dan karena itulah, ia menggila dan menampar pipiku," jawab Skyla santai seolah-olah apa yang dilakukannya itu bukanlah hal yang penting dan serius.
"Wah, wah ... sejak kapan Dad pernah mengajarkanmu untuk berbuat seperti ini, Skyla? Kamu memang boleh membalas kelakuannya, tetapi janganlah memutus rezeki orang lain, Sayang," kata John memberi nasihat pada putrinya.
"Dia yang duluan menantangku, Dad. Mengatakan aku melacurkan diri demi bisa hidup mewah dan sialnya itu di depan umum," balas Skyla yang nggak merasa bersalah sedikitpun. Gadis itu masih berpegang teguh pada pendirian dan menganggap hal yang dilakukannya memang sudah benar.
"Iya, Dad tau, tapi bukan seperti itu juga caranya. Bagaimana kalau ada anggota keluarganya yang bergantung pada pendapatan wanita itu? Apakah kamu tega membuat keluarganya menderita?" tanya John.
"Itulah risikonya karena dia nggak bisa menyekolahkan mulutnya dengan baik," kata Skyla berapi-api tanpa menjawab pertanyaan sang ayah tadi.
John berdecak pada putrinya yang sungguh keras kepala itu sambil menggeleng kecil. "Daniel akan Dad beri hukuman nanti karena udah melakukan perintahmu tanpa meminta izin lebih dulu padaku," putus pria setengah baya itu.
"Janganlah, Dad ... Daniel udah berbaik hati mau melakukan perintah yang aku berikan dan pria itu sudah bekerja dengan baik," protes Skyla, menentang keputusan yang hendak dilakukan ayahnya.
"Dad jadi heran, sebenarnya Daniel itu bekerja denganku atau dengan putriku?" sindir John bertanya.
"Tentu saja bekerja denganmu, Dad, tapi dia selalu berbaik hati mau menuruti permintaanku juga," jawab Skyla lalu menyengir lebar dan membuat tanda 'V' dengan jarinya.
John menghela nafas pelan. Pria setengah baya itu tahu kalau ia nggak akan bisa lagi marah pada Skyla jika sudah begini ceritanya. Namun, sebuah ide cemerlang tiba-tiba datang melintas di dalam benaknya dan membuat ia tersenyum tipis.
"Baiklah, Dad nggak akan memberi hukuman pada Daniel ...," kata John meralat keputusannya. Skyla yang mendengar hal itu lantas bersorak gembira di tempat duduknya. "Eits ... Dad belum selesai ngomong. Jangan senang dulu," lanjut pria setengah baya itu memperingati putrinya.
"Apa lagi, Dad?" tanya Skyla penasaran, sementara perasaan waspada tiba-tiba datang menghampiri ini ketika menunggu kalimat yang akan dilontarkan oleh sang ayah.
"Bantu Dad bekerja di perusahaan," jawab John santai.
Mendengar ucapan yang baru keluar dari mulut John lantas Skyla menggeleng cepat sebagai tanda menolak.
"Kenapa?" tanya John perihal penolakan yang diberikan oleh putrinya. "Dad udah lelah bekerja dan beristirahat, Sky. Udah waktunya Dad pensiun dan yang berhak menempati posisi Dad di perusahaan nanti hanya kamu karena kamulah putriku satu-satunya," lanjut pria setengah baya itu pelan.
"Aku ini arsitek, Dad. Bukan pebisnis yang merangkap sebagai programmer atau tech-man sepertimu," jawab Skyla yang mulai frustasi. Sebenarnya ini bukanlah pertama kalinya sang ayah meminta gadis itu untuk menggantikan posisi pria itu di perusahaannya, tetapi Skyla selalu menolak karena pekerjaan itu bukanlah pekerjaan yang disukainya.
"Semuanya akan bisa kalau kamu mau mempelajarinya," ujar John tenang.
"Tapi masalahnya aku nggak mau, Dad," balas Skyla yang berbeda seratus delapan puluh derajat dengan John yang tenang. Gadis itu malah tampak panas dam berapi-api hanya karena permintaan sang ayah yang sudah beberapa kali didengarnya.
John menghela napas pelan. "Oke, Dad hargai kalau kamu memang nggak mau mengambil alih perusahaan. Maka dari itu, Dad udah punya solusi atas masalah tersebut," ujar John masih dengan ekspresi yang sama. Tenang dan santai.
Kini giliran Skyla yang menghembuskan napas leganya sekarang. "Apa itu, Dad?" tanya Skyla tampak antusias, sekaligus penasaran.
"Menjodohkanmu dengan seseorang."