Part 7 : Mendekati Ryuga

1320 Kata
“bravo … bravo…” pak Gunawan bertepuk tangan, menatap kagum pada Ellen yang baru saja selesai memaparkan draft marketing yang ia buat, tak menyangka seorang anak muda memiliki pemikiran yang matang tentang marketing. “Tidak salah jika Danuarga Group memilih nona Ellen sebagai kepala divisi marketing, saya kagum,” ucap pak Gunawan lagi. “Terima kasih atas pujiannya pak Gunawan, saya masih perlu banyak belajar lagi,” ucap Ellen merendah, ia melirik pada Ryuga, Ryuga terlihat puas dengan kinerja Ellen dan itu adalah langkah awal Ellen untuk menarik perhatian Ryuga. “baiklah pak Ryuga, anda berhasil menarik perhatian kami, kerjasama ini akan segera ditandangani, siapkan saja kontrak kerjasama kita dan hubungi saya jika sudah siap,” ucap pak Gunawan masih dengan senyum mengembang. “Dengan senang hati pak Gunawan,” ujar Ryuga dengan senyum ramah. Pak Gunawan kemudian berdiri dan pamit meninggalkan resto hotel bintang lima itu, ia pergi dengan wajah sangat puas, sedangkan Ryuga, Reno dan Ellen masih diam di tempat masing masing. “Presentasi yang sempurna bu Ellen,” puji Reno, ia menatap Ellen dengan rasa kagum. “Benar sekali, very perfect. Tugas pertama ini kamu selesaikan dengan sukse Ellen, congratulation.” “Thank you pak Ryuga, itu memang sudah tugas saya, dan saya akan memberikan yang terbaik bagi perusahaan yang menaungi saya,” jawab Ellen diplomatis. “Baiklah, mari kita kembali ke kantor,” ucap Ryuga kemudian berdiri diikuti oleh Reno, Ellen mengangguk dan berdiri, ia mengikuti langkah Ryuga dan Reno yang keluar dari resto hotel bintang lima melintasi lobby dan keluar dari hotel. Mobil perusahaan yang mereka naiki sudah ada di depan lobby hotel, mereka kemudian naik mobil, seperti saat berangkat tadi, Ryuga dan Ellen di jok penumpang sedangkan Reno di jok samping sopir. ~~~ ~~~ Ellen menatap sebuah berkas ditangannya, berkas yang baru saja ia print out di printer yang ada dikamarnya, print out dari sebuah email yang masuk. Ellen berinisiatif menyewa detektif swasta untuk menyelidiki kegiatan Ryuga, apa kesukaannya dan apa yang tidak ia sukai, dengan siapa saja ia biasa berinteraksi setiap harinya dan banyak informasi pribadi lainnya. “Bersiaplah pak Ryuga, untuk menerima pembalasan akan apa yang kamu lakukan pada kak Alisa,” geram Ellen, ia sudah merencanakan sesuatu tapi ia harus minta izin dulu kepada papanya. “Semoga papa mengizinkan aku,” gumam Ellen, ia kemudian berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang keluarga. Minggu siang seperti ini, mama dan papanya pasti sedang bersantai di ruang keluarga. “Kak Alisa tidur pa?” tanya Ellen. “Iya sayang, ada apa?” tanya pak Tyo, papa Ellen. “Ellen mau tinggal di apartemen.” “Hah? apartemen? Bukannya kamu pulang untuk kakak kamu sayang?” tanya bu Alena, mama Ellen. “Mmm… yes its right, tapi kantor Ellen sangat jauh ma dari rumah kita, untuk menghemat waktu Ellen mau tinggal di apartemen.” “Kamu mau rent an apartment?” tanya papa Ellen. “Enggak pa, tabungan Ellen saat bekerja di USA cukup untuk membeli sebuah apartemen walau apartemen yang tidak terlalu mewah,” jawab Ellen, ia berharap kedua orangtuanya mau mengerti, dan ia juga tidak ingin kedua orangtuanya tahu tujuan hatinya sebenarnya. “Kamu yakin sayang? Rumah akan sepi lagi tanpa kamu,” ucap bu Alena sedih. “Weekend Ellen akan tetap pulang pa, ma, kak Alisa butuh kita.” “Baiklah kalau begitu, terserah kamu saja,” ucap pak Tyo kemudian membuat wajah Ellen berbinar, langkah demi langkah akan membawa dirinya menuju tujuannya. Seminggu kemudian Ellen sudah mendapatkan unit apartemen, dengan bantuan beberapa teman yang ia hubungi, ia akhirnya bisa membeli apartemen gedung yang sama bahkan di lantai yang sama dengan apartemen milik Ryuga. Ini adalah rencananya agar lebih mudah mendekati Ryuga, Ellen membeli apartemen yang full perabotan sehingga ia tidak perlu membeli perabotan lagi. Apartemen Ellen ada di lantai dua puluh, unit 2022, sedangkan apartemen Ryuga ada di unit 2028, pergi dan pulang kantor, Ryuga akan melewati unit apartemen milik Ellen. Ellen duduk di sofa set ruang tamu apartemen barunya, koper besar yang ia bawa ia letakkan di sudut ruang tamu dengan sofa set warna krem, dinding apartemen d******i warna putih, Ellen memang lebih suka warna warna lembut. Ellen kemudian berdiri karena ia haus, ia berjalan menuju dapur dan menyusuri dapur, melihat apa saja yang ada disana, peralatan dapur cukup lengkap, dari alat masak sampai alat makan. Ellen membuka kulkas dan menatapnya sesaat, masih kosong melompong tidak ada persediaan dan ia harus belanja untuk mengisinya. Ellen berinisiatif belanja, untungnya, komplek gedung apartemen itu jadi satu dengan supermarket yang merupakan unit usaha dari pemilik gedung apartemen yang memudahkan penghuni apartemen belanja harian. Ellen keluar dari unit apartemennya dan menyusuri lorong menuju lift, lift turun ke lobby, Ellen keluar saat lift terbuka di lobby, ia segera keluar dari lobby apartemen dan menuju supermarket yang ada disisi belakang gedung apartemen yang Ellen tempati. Ellen mengambil troli dan mulai memasukkan beberapa barang belanjaan yang ia butuhkan, tabungannya terkuras untuk beli apartemen dan ia harus mencari akal untuk konsumsi hariannya. Ellen memutuskan untuk memasak untuk menghemat pengeluaran, ia membeli berbagai bahan makanan dari daging, ikan, ayam dan bumbu dapur, tak lupa sayur dan buah buahan. Setelah dirasa cukup Ellen kemudian mendorong trolinya menuju meja kasir, kasir sedang menghitung belanjaan Ellen saat sebuah suara di belakang Ellen membuat Ellen berbalik. “Ellen?” “Pak Ryuga?” pekik Ellen pura pura terkejut. “Kamu ada disini?” “Iya pak, saya sedang belanja kebutuhan dapur bulanan,” jawab Ellen. “Maksudku bukannya rumah kamu di daerah Jakarta Utara, kenapa tiba tiba belanja di area Jakarta Pusat? Apalagi ini adalah supermarket yang ada di dalam area apartemen.” “Saya tinggal di apartemen B pak Ryuga, pak Ryuga sendiri kenapa disini?” “Apartemen B? saya juga tinggal di apartemen B, kebetulan sekali, berarti kita satu gedung apartemen,” ucap Ryuga. “Sepertinya begitu,” ucap Ellen tersenyum penuh arti. Belanjaan Ellen sudah selesai dihitung, ia kemudian pamit pada Ryuga untuk kembali ke apartemen, ia membawa dua kantong belanjaan yang penuh bahan makanan. Ellen bergegas keluar dari supermarket, ia masih sempat melirik Ryuga yang sedang membayar belanjaannya di kasir. Belanjaan Ryuga tidak banyak, hanya satu kantong kecil, Ellen kembali tersenyum penuh arti. Ellen berjalan perlahan memasuki lobby apartemen, ia tahu Ryuga juga akan segera naik ke unit apartemennya, ia menunggu kedatangan Ryuga agar mereka masuk dalam lift yang sama. Beruntung lift masih ada diatas dan sedang turun perlahan membuat Ellen berdiri di depan pintu lift menunggu lift terbuka. “Biar aku bantu, sepertinya berat,” ucap Ryuga yang sudah ada disamping Ellen dan mengambil satu kantong belanjaan Ellen. “Tapi pak…” “Saya bukan atasan kamu saat ini, saya atasan kamu jika di kantor, paham?” Ellen mengangguk mengerti, pintu lift terbuka dan menampakkan seorang wanita yang mereka kenal. “Sayang… kamu dari mana? Aku dari unit apartemen kamu tapi kamu tidak ada, aku hubungi ponsel kamu malah tidak kamu jawab, bukannya ini…” “Aku dari supermarket yang, hp aku tinggal. Kamu masih ingat, ini Ellen, kepala divisi marketing.” “Untuk apa dia disini bersama kamu? bawa kantong belanjaan lagi,” tanya Cleo menatap Ellen dan Ryuga penuh curiga. “Kebetulan dia juga tinggal di gedung apartemen ini sayang, lantai berapa Ellen?” tanya Ryuga. “Lantai 20 pak, unit 2022,” jawab Ellen. “Lantai 20? Kenapa kebetulan sekali, unit apartemen aku juga di lantai 20, unit 2028,” jawab Ryuga tak menyangka jika satu lantai dengan Ellen. “Bukan kebetulan, memang sengaja,” batin Ellen. “Aneh sekali kenapa semua serba kebetulan?” protes Cleo. “Sudahlah sayang, ayo naik,” ajak Ryuga, ia masuk dalam lift diikuti Cleo dan Ellen, Ryuga masih membawa barang belanjaan milik Ellen, lift berjalan perlahan dan terbuka di lantai 20, mereka bertiga kemudian keluar dan berjalan menyusuri lorong dan berhenti di unit 2022. “Biar saya bawa kantong belanjaan saya pak,” ucap Ellen. “Jangan, saya antar masuk, ini sangat berat,” jawab Ryuga. Lynagabrielangga.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN