Lara hati Rosemary terus terjadi sejak suami istri Grigory berkunjung dan mereka seperti wabah yang kehadirannya membuat Rosemary tidak tenang.
Pada awalnya mereka tidak menunjukkan pemaksaan agar Rosemary membuka hati untuk Lev tetapi belakangan Maxim dengan jelas mengatakannya secara langsung pada Rosemary setelah hampir 6 bulan sejak mereka datang berkunjung.
Bagi mereka waktu tersebut adalah waktu terlama yang mereka berikan pada seorang wanita yang memiliki hubungan dengan Lev. Sementara Lev sendiri? Rosemary harus menahan tawa yang tidak kunjung berhenti.
Bisakah Maxim memaksanya untuk bersama Lev sementara anak lelakinya saja tidak pernah datang walaupun sekedar melihat Yuri, anaknya.
Sore itu berbeda dengan sore yang biasa pada saat Rosemary pulang ke rumah dan tidak mendapati Yuri dan Biana di rumah mereka tepat pada saat Fara tidak ada.
Kemana mereka dan apakah Maxim sudah melaksanakan ancamannya dengan membawa Yuri pergi? Rosemary bermaksud menghubungi Emanuel pada saat ponselnya berbunyi dan ada nomor yeng tidak dia kenal menghubunginya.
“Hallo!”
“Suaramu masih seperti dulu dan aku sangat merindukannya. Kami mengunggumu di apartemenku dan aku berharap kau langsung datang ke sini tanpa harus mencari bantuan. Tentu saja kalau kau memang wanita yang tidak suka keributan,” suara lelaki terdengar membuat kening Rosemary berkerut.
“Kamai? Siapa kau? Apakah Yuri ada bersama denganmu?”
Apakah yang meneleponnya adalah Lev? Tapi untuk apa dia membawa Yuri sementara sebelumnya dia tidak pernah menengoknya? Apa yang diinginkan oleh Lev?
“Dia aman bersama denganku. Bukankah dia adalah anakku? Sebaiknya kau langsung ke sini sebelum aku membawanya pulang,” ancam Lev.
“Kau tidak bisa melakukannya. Dan kalau kau memaksa, aku akan menganggap dirimu sebagai penculik, Lev!”
Bukan kalimat bantahan yang didengar Rosemary melainkan lagi-lagi suara tawa yang terdengar kalem dan memabukkan.
“Aku sangat menyukai nada suaramu pada saat kau memanggil namaku. Rose. Aku menunggumu di sini dan tidak perlu lapor Emanuel kalau kau masih berharap bertemu dengan Yuri.”
Dengan suara bergetar menahan marah, Rosemary menatap ponselnya karena Lev sudah menutup pembicaraan.
Rosemary sadar dia tidak bisa terus-terusan mengganggu kehidupan Emanuel yang sedang menikmati hubungan barunya dengan Ezme.
Dengan penuh tekad, Rosemary pergi ke apartemen yang pernah dia tempati pada saat pertama dia pindah ke kota Paris.
Sedikit lupa karena Rosemary berusaha tidak pernah mengingat apartemen tersebut akhirnya Rosemary meminta alamat apartemen sehingga dia bisa langsung mendatanginya.
Rosemary tidak memerlukan gerakan pelan pada saat dia mengetuk pintu apartement tetapi pintu tersebut langsung terbuka pada saat kepalan tangannya siap untuk menggedor daun pintu di depannya.
“Kuasai dirimu dan jangan buat tanganmu yang lembut ini terluka,” ejek Lev sinis, berbeda pada saat dia bicara di telepon sebelumnya.
“Dimana Yuri? Aku akan membawanya pulang sekarang!”
“Yuri sedang tidur bersama Biana.”
“Dimana?”
Rosemary tidak menggubris ucapan Lev karena dia mulai memanggil nama Yuri dan Biana.
“Rose, mereka baru saja tidur. Aku ingin bicara denganmu sembari menunggu mereka bangun. Bisa, kan?” bujuk Lev dengan cara yang paling menjengkelkan.
“Kita tidak mempunyai bahan pembicaraan dan aku masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Jadi biarkan mereka bangun karena mereka tahu bisa melanjutkan tidur kembali ketika sampai di rumah,” jawab Rosemary.
Suara tawa Lev terdengar dan kali ini membuat Rosemary curiga. Tidak mungkin Biana tidak bangun sementara dia sudah berteriak sejak tadi memanggil-manggilnya.
“Dimana mereka, Lev!”
“Mereka baru sejam yang lalu berangkat ke Moskow. Kau tahu kalau nanti malam adalah ulang tahun Mama? Mama ingin melihat cucunya bersama dengannya di hari yang bahagia untuknya.”
Penjelasan Lev sangat tenang dan pelan tetapi bagi Rosemary yang mendengarnya bagaikan petir yang berbunyi tepat di sampingnya.
“APA?! Bagaimana bisa kau membawa mereka begitu saja tanpa seijinku. Aku tidak akan membiarkannya, Lev, Kau harus menebus kelancanganmu!”
Dengan cepat Rosemary berbalik berniat pergi tetapi gerakan tangan Lev lebih cepat pada saat dia menangkap tangan Rosemary mencegahnya pergi.
“Kau bisa melakukannya tetapi Yuri saat ini dalam perjalanan menemui orang tuaku. Menurutmu apakah mereka akan memberikan Yuri kembali padamu kalau kau berbuat bodoh?”
“Siapa yang berbuat bodoh. Kau seorang penculik dan aku tidak akan membiarkanmu melakukannya.”
“Tapi aku sudah melakukannya dan sekarang aku sarankan kau ikut denganku agar Yuri tidak terlalu lama sendirian tanpa Mamanya, kecuali kau memang bermaksud menyerahkan Yuri dalam pengasuhan orang tuaku.”
Mata Rosemary begitu merah sama seperti wajahnya yang berusaha menahan emosinya. Bagaimana bisa Lev pada hari pertama kedatangannya justru sudah membuat masalah. Apa yang dipikirkan lelaki di depannya ini pada saat dia merayu Biana dan Yuri?
Di depan Rosemary, Lev berdiri jauh dari kata tenang seperti yang berhasil dia perlihatkan. Di dalam benaknya penuh dengan pergolakan yang tidak mampu dia redakan.
Sejak pertama melihatnya di depan pintu dengan kemarahan yang tidak dapat disembunyikan, Lev seperti pertama melihat Rosemary yang marah karena perbuatannya dimasa lalu.
Namun, sekarang Rosemary lebih dewasa dan lebih mampu mengendalikan diri sehingga tidak melakukan keributan yang membuat banyak mata tertuju padanya.
Selama ini Lev sengaja tidak menemui Rosemary setelah kematian Tiara karena dia sangat marah pada Tiara maupun Rosemary yang menurutnya sudah membohonginya.
Dalam masa tersebut, Lev berubah menjadi lelaki yang emosional dan lebih sering tidak mampu mengontrol emosinya sehingga dia lebih sering menyendiri agar emosinya tidak merugikan orang lain.
Namun, kemarin, sebelum acara ulang tahun Alda, wanita yang sudah melahirkannya mendatangi tempat kerjanya dan menyampaikan keinginan yang tidak akan dia pinta lagi sepanjang hidupnya.
Alda wanita yang tidak pernah mempunyai keinginan macam-macam sehingga dia dan Maxim sangat menghargai keinginannya tetapi mengapa Alda menginginkan dia bertemu dengan Rosemary, anak perempuan Tiara yang sudah menyebabkan Tiara berbuat nekad sekaligus seorang wanita yang sudah membuatnya kehilangan kebebasan.
“Apakah kau sudah lama merencanakannya?”
Terdengar suara Rosemary ditelinga Lev pada saat dia masih sibuk memikirkan masa lalu di antara mereka.
“Tidak. Aku tidak pernah mengatur bahkan berniat merencanakannya.”
“Kau pikir aku percaya? Kau adalah lelaki paling egois yang pernah aku kenal Lev, jadi jangan pernah mengatakan kalau kau tidak berniat merencanakannya sementara Yuri dan Biana sudah tidak ada di rumahku.”
“Sepertinya kau memang sangat mengenal diriku. Sekarang aku hanya perlu mengatakan padamu bahwa aku akan kembali ke negaraku dalam waktu 1 jam lagi. Kau ikut menghadari ulang tahun ibuku bersama dengan Yuri dan Biana, adalah pilihan yang harus kau lakukan.”
Bagi Rosemary semuanya tidak ada yang masuk akal dan seperti mimpi sementara dirinya terjaga. Sangat tidak mungkin tetapi Rosemary tidak mempunyai pilihan lain selain mengikuti permainan yang sudah dilakukan oleh Lev.
Akhirnya, Rosemary harus ikut dengan Lev untuk menjemput putranya pulang sementara Lev hanya meliriknya sinis seolah sikap Rosemary sudah dia duga sebelumnya.
Apakah mereka masih terus saling bermusuhan karena ada masalalu yang membuat mereka tidak bisa melupakan ataukah mereka bisa berdamai karena ada seorang anak yang lahir dari hubungan sesaat mereka?
Rosemary tidak memiliki kesempatan untuk mengadu pada Emanuel karena dia harus bergerak cepat hingga Rosemary baru mendapat kesempatan mengirim pesan pada Ezme dengan mengatakan bahwa dia menjemput Yuri yang dibawa Lev ke negaranya.
Sepanjang penerbangan hingga mereka tiba di kota Moskow, Rosemary sama sekali tidak memberikan kesempatan pada Lev untuk berbicara. Yang dia lakukan adalah berusaha tenang dan menyusun rencana agar dia bisa membawa Yuri pulang. Bagaimana pun selama ini dia selalu memberikan kesempatan bagi Alda dan Maxim bertemu dengan Yuri.
Pesta yang sangat luas biasa ditemui oleh Rosemary pada saat dia tiba di salah satu bangunan paling megah yang ada di kota Moskow.
Bangunan tersebut lebih mirip dengan kastil di jaman dulu yang memiliki menara dan juga pagar yang menyerupai banteng yang menjaga setiap orang tidak bebas keluar masuk.
Semuanya serba indah dan sangat menakjubkan pada saat Rosemary dibawa masuk oleh Lev yang berjalan di depannya.
Rosemary berusaha tenang karena keadaannya yang tidak melakukan persiapaan apa-apa, bahkan pakaian yang melekat ditubuhnya adalah pakaian kerja yang belum sempat dia ganti karena panic mencari Yuri.
Acara ulang tahun Alda belum dimulai karena masih banyak pekerja yang sibuk mempersiapkan segalanya dan Rosemary langsung meminta Lev membawanya bertemu dengan Yuri.
“Kenapa di dalam hatimu selalu Yuri yang kau pikirkan. Dia aman bersama dengan Biana jadi, rilekslah dan jangan buat dirimu menjadi orang asing di acara ini,” tegur Lev mulai jengkel.
“Karena aku datang ke sini untuk menjemput Yuri. Aku tidak memerlukan alasan lain untuk berpikir selain Yuri saat ini. Jadi segera bawa Yuri ke sini sebelum aku membuat masalah yang pastinya membuat keluarga kalian malu.”
Berusaha menahan kesabaran yang semakin menipis, Lev membawa Rosemary menemui Alda yang sedang berada di taman belakang sementara Yuri sibuk bermain bola dengan salah satu pegawai mereka.
“Rosemary…akhirnya kau tiba juga setelah aku tidak yakin Lev bisa membawamu ke sini,” sambut Alda dengan mata berbinar.
“Tidak yakin? Aku tidak mengerti maksud Anda,” kata Rosemary setelah dia memberikan pelukan hangat pada Alda.
“Lev adalah lelaki yang keras kepala. Dia sangat sulit menerima kalau dirinya pernah ditolak olehmu. Mambayangkan kau akan menolaknya untuk kesekian kali pasti menimbulkan krisis kepercayaan diri,” jawab Alda.
Di belakang Rosemary, wajah Lev memerah. Siapa yang krisis kepercayaan diri? Dia memang marah dan masih tetap emosi setiap kali Rosemary menolaknya. Dengan hati masgul, Lev berlari ke lapangan bermaksud bergabung dengan Yuri bermain bola.
“Kau lihat, Rose, Yuri sangat gembira di sini, apakah kau tidak bisa melihatnya nahwa dia membutuhkan seorang ayah,” kata Alda pada saat Yuri menyambut kedatangan Lev walaupun mereka baru 2 kali bertemu.
“Kami sudah tua dan aku ingin Yuri dan juga dirimu menjadi bagian dari keluarga kami yang lengkap.”
Salah satu kalimat pembuka yang kesekian kali diucapkan Alda setiap kali mereka bertemu dan kali ini Rosemary harus siap kembali mendengarnya.
“Lalu? Anda sudah mengenal Yuri sejak lama jadi apa yang membuat penegasan tersebut menjadi penting?” tanya Rosemary.
“Karena kami menginginkan status Yuri jelas. Aku ingin kalian mengulang pernikahan. Ingat, Rose, kalian sebelumnya sudah menikah di negaramu dan sekarang kami menginginkan kalian menikah di sini dan status pernikahan kalian terdaftar di negara kami. Semuanya demi kepentingan Yuri,” ujar Alda.
“Aku tidak pernah mempunyai keinginan menikah dengan Lev. Pernikahan di Indonesia terjadi karena ayahku tidak bisa melihatku mendapat tekanan dari pengacara Lev pada saat itu. Sementara sekarang, aku tidak perlu ragu untuk mengatakan tidak pada tawaran yang Anda berikan.”
“Kenapa kau keras kepala? Pernahkan kau berpikir tentang kebahagiaan Yuri? Dia membutuhkan kehadiran seorang ayah,” keluh Alda.
“Yuri akan mendapatkan seorang ayah pada saat aku siap menikah kembali.”
“Dengan siapa? Yuri adalah putranya Lev dan aku tidak akan membiarkan dia mempunyai ayah yang lain sementara Lev masih belum menikah.”
Sangat konyol dan mengada-ada. Apa yang sebenarnya diinginkan oleh Alda? Memaksanya menikahi anak lelakinya yang tidak jelas?
Rosemary tidak akan membiarkan hidupnya dibawah kendali keluarga Grigory karena dia mempunyai aturan dan rencana sendiri tentang masa depannya.
“Aku rasa Anda tidak berhak melarang dengan siapa aku menikah sekaligus mencari ayah untuk Yuri. Mengapa Anda tidak mencarikan istri untuk putra Anda saja?”
“Aku sudah mendapatkannya dan wanita itu adalah ibu dari anaknya.”
Tegas tetapi sangat menggelikan bagi Rosemary.
“Aku yakin Anda bisa menemukannya karena aku yakin Lev tidak hanya memiliki seorang anak saja. Jadi, silahkan Anda cari wanita yang menjadi ibu dari salah satu anaknya dan biarkan aku dan Yuri hidup dengan tenang.”
“Satu yang tidak akan pernah aku lupakan, Lev adalah mantan kekasih Tiara dan aku yakin dia akan menjadi ayah tiriku kalau saja Tuan Grigory tidak punya rencana lain,” jawab Rosemary.
“Kau benar dan semuanya belum terlambat. Aku tahu hubungan kalian rumit tetapi sekali lagi aku berharap kau memikirkan Yuri.”
“Aku selalu memikirkan kebahagiaan Yuri dan alasan tersebut yang membuatku tidak melaporkan tindakan Yuri yang membawa pergi Yuri tanpa seizinku sebagai ibunya.”
Tegas dan sulit untuk dibantah setiap kata yang keluar dari mulut Rosemary, tetapi Alda juga memiliki semangat untuk membuat Rosemary menerima usulnya.