Jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Namun, mata Bianca masih terbuka dengan lebar. Pandangan matanya menatap langit-langit kamar. Sekilas dia melirik ke arah Arsen yang sudah tertidur pulas sambil memeluk tubuh Abian. Pintu kamar juga sudah dikunci dari tadi. Pikiran Bianca masih menerawang jauh. Ada banyak hal yang dipikirkannya. Termasuk memikirkan kejadian apa yang akan dihadapinya di kantor besok. Jam sudah menunjukkan pukul satu malam saat mata Bianca terasa mengantuk. Dia baru saja selesai meminum obatnya. Wanita cantik itu pun tertidur dengan pulas. Arsen bangun dari tidurnya saat melihat Bianca yang sudah tertidur. Dia memperbaiki tidur istrinya agar lebih nyaman dalam tidur. Selanjutnya dia menarik selimut untuk menutupi tubuh istri dan anaknya. Setelah selesai, Ars