Bianca duduk di ranjang pasien dengan pandangan mata yang menatap ke arah jendela kamar. Pandangan matanya menatap lurus ke bawah memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang dengan padatnya. Waktu terus berputar dengan sangat cepat. Jarum jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Suasana dingin mulai terasa menyapa tubuh kurusnya yang masih terasa ngilu karena kejadian tadi siang. Bianca menatap kendaraan yang padat memenuhi jalan utama. Hanya pandangan matanya saja yang menatap ke sana, sedangkan pikirannya menerawang jauh memikirkan semuanya. Ada banyak hal yang sedang dipikirkannya. Dari sekian banyak masalah yang hinggap di benaknya, pikiran mengenai sekretaris pribadi Arsen jauh lebih unggul dari semua itu. Yah, wanita cantik itu melamun dari tadi hanya memikirkan sosok perempuan