Hati Yang Perih

1120 Kata

Bianca lantas memberikan berkas tersebut kepada Gilang. “Berapa rangkap, Bi?” tanya Gilang sambil menerima berkas tersebut. Sekilas pria itu membolak balikkan halaman berkas yang cukup tebal tersebut. Selanjutnya, pandangan matanya beralih menatap ke arah Bianca. “Satu saja, Lang.” sahut Bianca sambil menjatuhkan tubuhnya ke atas kursi yang ada di hadapannya. “Baiklah. Mau ditunggu atau dijemput nanti saja?” “Ditunggu saja, Lang. Itu berkas penting, takutnya ntar malah hilang disini,” jawab Bianca yang memang tidak ada kerjaan lain. “Oke, Bi. Kamu tunggu sebentar ya, ini masih belum selesai,” jawab Gilang sambil melanjutkan pekerjaannya. Bianca hanya menganggukkan kepalanya dengan patuh. Bianca membaca-baca berkas yang ada di atas meja daripada tidak ada kegiatan karena ponselnya jug

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN