"KACAU!" Ravin melempar lembaran kertas ke sebarang arah. Kedua tangan bertumpu di atas meja menahan kepala. Sesaat terlihat dia mencengkram erat rambut, ingin rasanya mengeluarkan kekesalan dengan sebuah teriakan. Namun, dia tak mampu sehingga sesak yang ada di dalam d**a. Bagaimana tidak? Laporan yang dibuat oleh Ruby adalah salah satu dokumen penting untuk rapat besok. Dan dia baru tahu pukul tiga sore ini kalau perempuan itu meninggalkan kantor. "Saya gak mau tahu. Kalian semua lembur hari ini. Dan saya mau laporan ini sudah selesai besok sebelum rapat." Ravin mengatakan dengan nada lemah dan wajah masih tertunduk dalam tumpuan tangan di atas mejanya. "MENGERTI!" Tiba-tiba Ravin menggebrak meja. Ekspresi kemarahan jelas tergambar dari segurat wajah dan mata meranum. Karyawan di hada