Hari ini David akan ke kota tepatnya ke Balikpapan Bersama Ayu. Dera dan Rega tentunya tinggal Bersama Erka untuk menggantikan dirinya disini. Mecca tidak jadi untuk Kembali dan memutuskan untuk ikut suaminya disini sampai proyeknya selesai. Ayu memeluk Mecca begitupun Dera dan Rega setelah itu bersalaman dengan Erka. David memasukan barang- barangnya dan juga milik Ayu setelah itu menutup bagasi belakang.
‘’Sudah semuanya, Ayo kita kemobil.’’ Kata David sambil menghampiri Ayu.
‘’Dadah Ayu, nanti kita ketemu lagi ya.’’ Ujar Dera. Dan Ayu mengangguk sampai kapanpun ia akan merindukan lelaki berdua ini xixi. Ayu masuk kedalam mobil dan David pamit.
‘’Titip usaha disini ya, minggu depan kalian balik.’’
‘’Buat?’’
‘’Saksi nikahku sama Ayu.’’ Jawab David.
‘’HAH...’’ pekik mereka berempat. David hanya tertawa dan menggedikan bahu ia langsung masuk kedalam mobil.
‘’Abang.’’ Pekik mereka berdua namun David hanya mengklakson mobil kemudian pergi.
**
Sebelum ke Balikpapan Ayu singgah dipemakaman kedua orang tuanya, ia menaburkan bunga sembari membaca doa.
‘’Ibu, Bapak Ayu pamit ya. Ayu nanti kesini lagi.’’ Ujar Ayu sambil menyiram kepala nisan kayu itu dengan air yang ia siapkan. ‘’Ayu janji jadi anak baik.’’ Kata Ayu. David hanya diam melihat Ayu setelah itu ia melihat jam tangannya.
‘’Udah jam sepuluh pagi, kita harus pergi biar gak kemalaman sampai sana.’’
‘’Baiklah.’’ Terakhir Ayu mencium nisa kedua orang tuanya setelah itu beranjak pergi untuk menuju mobil.
Perjalanan yang ditempuh sangat panjang sekitar empat jam.
‘’Sudah siap?’’ tanya David dan Ayu mengangguk.
‘’Tapi boleh beli cemilan dulu?’’
‘’Boleh nanti kalau lewat indomaret.’’ Jawab David.
‘’Indomaret itu apa?’’ tanya Ayu. David terkaget sedikit.
‘’Kamu gak tau apa itu Indomaret?’’
‘’Gak tau.’’
‘’Minimarket Ayu, Masya Alllah kamu gak tau beneran apa gimana?’’
‘’Enggak tau Abang beneran.’’
‘’Astagfirullah, yaudah nanti kesana.’’
‘’Hehehe, nanti singgah di simpang ampat ya makan mie ayam.’’
‘’restoran?’’
‘’Warung pinggir jalan.’’
‘’Enggak, gak mau.’’
‘’Kenapa?’’
‘’Aku gak makan makanan sampah, Yu. Aku pernah makan di pinggir jalan akhirnya aku sakit perut dan diare seminggu. Aku gak mau lagi.’’ Jawab David.
‘’Emang perut orang tua beda ya sama aku yang masih muda.’’
‘’Aku masih muda Yu, yaudah nanti aku antar kesana.’’ Jawab David.
**
Tak lama ia sampai di simpang ampat dimana ada mie ayam kesukaan Ayu disana, waktu itu Ia pernah makan disini Bersama crushnya xixi. Ayu langsung turun Ketika David parkir dipinggir jalan kemudian gadis itu langsung pesan satu mangkuk mie ayam dan es jeruk. David melepas sabuk pengamannya dan turun dari mobil tak lupa ia mengunci mobilnya setelah itu masuk kedalam warung, ia mencari Ayu dan duduk didepannya.
‘’Abang yakin gak mau makan?’’ kata Ayu dan David mengangguk ia tidak bisa makan mending beli jajan di indomaret.
‘’Minum air mineral aja.’’ Jawab David sembari mengambil sebotol air mineral yang sudah disajikan diatas meja. Tak lama mie ayam pesanan Ayu datang mata Ayu berbinar tubuhnya bergoyang Bahagia seolah jackpot kemenangan didepan mata. Ayu langsung mengambil botol sambal dan menuangkannya yang banyak.
‘’Eiitsss jangan bnyak-banyak itu gak sehat.’’ David mengambil botol itu dari tangan Ayu. Ayu kemudian menuangkan kecap dan jeruk peras terakhir ia menuangkan lima sendok sambal.
‘’Ayu nanti kamu sakit perut gimana?’’ kata David khawatir. Ayu tersenyum.
‘’Gak lah bang, kan ada abang.’’ Jawab Ayu ia kemudian mengaduknya menjadi satu dan mencicipi kuahnya setelah dirasa enak ia mulai makan dengan Bahagia. David menutup mulutnya melihat mie ayam Ayu membuat perutnya bergejolak.
‘’Ayu.’’ Panggil seseorang, Ayu menengok dan terkaget hingga ia tersedak.
‘’Andre, ya ampun.’’ Kata Ayu ia mengambil minumnya dan minum hingga rasanya sedikit lega.
‘’ya ampun Yu lama gak ketemu xixi, gimana kabarmu?’’ ucapnya sambil duduk disamping Ayu. Andre adalah adik dari crushnnya dan ia tau kalau Ayu menyukai kakaknya.
‘’Baik, kamu gimana? Kamu darimana Re?’’
‘’Dari kota Balikpapan aku mau balik ke Grogot, Abangku masih di Balikpapan.’’
David menatap datar ia tidak suka Ayu mengobrol dengan lelaki lain kecuali dirinya dan orang- orang didekatnya.
‘’Cepat makan Yu.’’ Kata David dengan ekspresi datar. Ayu melihat bang David dan tersenyum.
‘’Sebentar ya Abang.
‘’Eh bagaimana kabar Bapak Ibu Yu? Baik? Rencana Mas Rean mau kerumahmu Yu ketemu orang tuamu, cieeee...’’ kata Andre. Ayu yang tersenyum menjadi muram.
‘’Orang tuaku kecelakaan Re, kurang lebih seminggu yang lalu.’’ Kata Ayu sendu. Andre langsung terkaget.
‘’Hah terus gimana Mas Rean mau lamar kamu.’’ Spontan Andre dan Ayu terbelalak.
‘’Maksudnya Re.’’
‘’Astaga, Mas Rean itu suka sama kamu Cuma gak pernah ungkapin makanya dia kerja kumpul uang buat lamar kamu, dia gak mau pacarana dan maunya langsung nikah.’’
Ayu langsung terdiam ia tidak tau harus be ekspresi apa sangking bahagianya ternyata kaka kelasnya itu menyukainya juga. Ayu tersenyum ia menghabiskan mie ayamnya siapa tau habis makan bisa berfkir. David mendengar itu langsung mengepal kedua tangannya ia berusaha tenang dan santai.
‘’Sudah?’’ tanya David. Ayu menengok dan mengangguk.
“Oh iya, Re ini Bang David pengganti Ibu dan Bapak untuk jagain aku.” Kata Ayu. Andre memberikan tangannya dan diterima oleh David.
“Andre Om, temen sekolah SMA ayu, yaudah Yu. Aku balik dulu ya...”
“Loh.”
“Aku kan sudah selesai lebih dulu dari kamu, Yu. Bye bye Ayu...” kata Andre
“Pamit Om permisi.” Kata Andre lagi sembari pergi menuju motornya.
“Ayu, siapa itu Rean dan dia... kenapa omongan kalian begitu.’’ Tanya David.
“Oh, mas Rean itu kaka kelas Ayu bang. Waktu Ayu kasuk kelas satu SMA dia kelas tiga, awal MOS dia bantuin Ayu untuk ngumpulin ttd kakak kelas.” Jawab Ayu senang. “Dia juga suka jemput dan anter Ayu sekolah. Ibu dan Bapak seneng sama Mas Rean tapi begitu lulus Mas Rean pergi ke Samarinda untuk kuliah di Unmul.” Sambungnya. “Ayu suka sama mas Rean.” Tanpa sadar ia berkata lagi namun sedetik kemudian ia menggelengkan kepalannya apalagi pas menatap wajah David yang menahan sesuatu.
“Abang, anu maaf. Ayu udah makan udah kenyang.” Kata Ayu. David langsung berdiri dan membayar dikasir setelah itu ia memilih masuk ke mobil duluan.
“Aduh.” Ringis Ayu.
***
Sepanjang jalan bahkan sudah sampai di daerah long ikis mulut David masih bungkam hanya suara tipe mobil yang menyala. Tak lama ia berhenti didepan Indomaret dan turun tanpa menyuruh Ayu turun. Ayu berfikir apa David marah? Iya pasti marahlah apa dia cemburu? Ayu mencoba ikut turun dan berlari kecil saat David membuka pintu kaca. Ayu baru tau kalau ini Indomaret hihi tak lama David melewatinya dengan keranjang biru ke bagian tak jajan dan Ayu buru- buru mengikutinya juga. David menyuruh Ayu untuk mengambil jajanannya dengan bahasa Isyarat.
“Abang kok diem terus?” Tanya Ayu pelan. David tidak mengidah perkataan Ayu ia menarik Ayu ketempat minuman. Ayu dengan nurut ikut dan memilih minumannya setelah selesai mereka berdua berdiri didepan kasir untuk membayar. Setelah membayar David membawa belanjaannya dan menarik Ayu untuk keluar.
Mereka sama- sama masuk ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan menuju Balikpapan. Ayu memegang lengan David namun lelaki itu hanya diam berbeda sebelum ke simpang ampat tadi.
“Abang marah sama Ayu? Ayu minta maaf sama abang. Gimana caranya supaya abang gak marah sama Ayu. Coba cerita dimana salah Ayu.” Bujuk Ayu pelan. David gak pernah dibujuk selembut ini. David tetap diam dan tidak bergeming. Ayu melepas sabuk pengamannya dan menghadap David. “Abang.” Panggil Ayu.
“Apaan sih Yu, aku bawa mobil.” Jawab David. Ayu tersenyum ia menyentuh rambut David mengelus- ngelusnya.
“Rambut Abang mirip di komik- komik webtoon sama oppa korea, Ayu suka liatnya.”
“Masa.”
Ayu mengangguk, akhirnya David luluh ia menghentikan mobilnya dipinggir jalan lalu melihat Ayu.
“Abang marah dan cemburu kenapa Ayu ceritakan lelaki itu dengan sangat bahagia didepan Abang. Sudah tau kan kamu punya abang dan milik abang seorang. Abang marah apalagi dengar lelaki itu mau lamar kamu.”
“Hehe, maaf. Jadi abang marah karena itu?” Tanya Ayu dan David mengangguk.
“Kalau dia seumuran dengan abang sudah kutinju.” Jawab David.
“Jangan dong, dia masih seumuran Ayu tau.”
“Sini abang peluk.” David mengangkat Ayu dan memeluknya dengan erat. Ayu pasrah saja walaupun hatinya ingin bersama crush