Bagian 11

969 Kata
Grand city... Sekitar jam tiga sore akhirnya mereka sampai di Balikpapan. Mata Ayu terpanah melihat kawasan salah satu perumahan yang menurutnya sangat mewah, banyak pejalan kaki atau pesepedah jika sore hari. David membawa Ayu untuk tinggal dirumahnya sementara sampai habis menikah. "Wah, banyak sekali toko- toko abang, itu apa... janji jiwa." Kata Ayu sembari membaca papan toko. "Itu caffe, ini masih sepi kalau malam sangat rame nanti kita keluar ya." Kata David. David masuk ke area perumahan dan menuju kerumahnya di unit paling ujung. Setelah sampai ia keluar dari mobil untuk membuka pagar. setelah itu masuk kembali kedalam mobil dan memasukan mobilnya kedalam teras rumah. Mesin mobil mati, David dapat bernafas lega karena sampai ditempat tujuan dengan selamat. David melihat Ayu. "Ayo turun." Kata David. David turun duluan lalu dirinya. David membuka bagasi belakang mengambil tas Ayu dan dirinya setelah itu membawanya keluar dan menutup pintu mobil. David membuka pintu rumah dan membiarkan Ayu masuk duluan, rumah sederhana bukan mansion atau apapun hanya perumahan biasa namun tempatnya daerah elit. Rumah ini khas laki- laki sekali dindingnya bewarna putih dan aksesorisnya bewarna hitam dan abu- abu seperti patung, jam dinding, garis plafon, elekronik dan terakhir lemari. Didepannya juga terpajang foto David sendiri dengan semi abu- abu. "Kuunjukkan kamarmu ayo." Kata David. Ayu mengangguk ia mengikuti langkah David dilantai atas setelah itu David membuka pintu kamar dan betapa tercengangnya kamar ini sangat bagus dan indah bernuansa lilac. David sudah mendekorasi kamar ini melalui karyawan lainnya khusus untuk Ayu. "Cantik banget." Kata Ayu apalagi dikamar itu ada balkonnya. Ayu mendekati balkon itu menyingkai kain tipis dan membuka pintunya. Pemandangannya sangat cantik jalanan utama perumahan diseberangnya ada danau dan pepohonan. "Yaudah, kamu istirahat. Aku ingin istirahat juga, nanti sore kita keluar." David keluar menutup pintu kamarnya Ayu setelah itu turun untuk menuju kamarnya. Ayu layaknyan tinggal di negeri dongeng punya kamar seindah ini tak sadar ia menari- nari dan tertawa sendiri terakhir ia berbaring dikasur menatap arah keluar dan perlahan menutup matanya. *** Sore jam 5... Ayu terbangun tak rasa ia ketiduran, ia melenggangkan badannya dan bangun beranjak dari kasur ia keluar mencari David. Saat turun dari tangga ia mencium aroma masakan saat sampai di lantai bawah dia melihat David sedang masak. "Abang bisa masak?" Tanya Ayu. David yang sedang menumis sayur wortel dan buncis tersenyum. "Laki- laki harus bisa masak juga kan? Duduklah. Sebentar lagi makanan kita jadi." Kata David. Ayu duduk di kursi makan tak lama David membawakan steak paha ayam. "Wah, ini makanan kaya di restoran." Kata Ayu ia sering melihatnya di internet. David meletakan dua piring makanan dihadapan masing- masing dan ia duduk. "Habiskan baru kita keluar." "Baik." Jawab Ayu. *** Setelah makan David membawa Ayu ke depan perumahan, depan perumahan banyak sekali ruko yang berisi kaffe dan resto. David turun dari mobil bersama Ayu. "Mau naik sepeda?" Tawar David sambil membawa Ayu ke penyewaam sepeda. David menyewa dua sepeda satu untuk Ayu dan satu untuk dirinya. Ayu memilih sepedanya setelah itu menaikinya dan membawanya pelan- pelan, suasana disini sangat ramai ada yang jogging, bermain sepeda, ngongkrong, dan masih banyak lagi. Kring Kring Ayu menghentikan sepedanya tak lama David lewat mengayuh sepeda, Ayu tersenyum dan mengikuti dari belakang. "Ayu duluan." Kata Ayu sembari melewati David. David tertawa membiarkan Ayu mengayuh sepedanya. *** Lepas bermain sepeda mereka membeli minuman di cafe janji jiwa. Untuk pertama kalinya ia minum milo machiato dan jiwa toast yaitu roti dengam isian daging rasanya enak. Ayu mengambil hpnya dan memfoto makanan tersebut. Ia tersenyum dan melihat hasil fotonya, foto ini akan menjadi kenang- kenangan dimana pertama kali ia makan enak. "Ayo cobain, kalau kurang nanti nambah." Kata David. Ayu mengangguk ia meletakan hpnya dan memegang roti isi dan mengigitnya, mata Ayu melebar ia mengunyah makanannya dengan nikmat jujur saja ini sangat enak. "Abang enak." Kata Ayu ia menggoyangkan badannya dan David tertawa pelan. "Baguslah kalau cocok di lidahmu." "Nanti pesan untuk dirumah ya." "Oke." *** Hari sudah malam, tak rasa tempat ini makin ramai ditambah ada foodcourt. Namun Ayu dan David memilih untuk kembali kerumah karena sudah kenyang dan mengantuk. Sesampainya dirumah David dan Ayu turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah, Ayu menuju ke atas dimana kamarnya berada sedangkan David mengunci pintu dan masuk ke kamarnya. *** Setelah mandi dan mengganti pakaian santai ia menuju ke atas, ke kamar Ayu saat membuka pintu ia melihat Ayu sudah tidur dengan kemeja sepertinya itu milik dirinya tapi ia dapat darimana? David menutup kamarnya pelan dan berbaring disamping Ayu. tak lama Ayu mendekati David dalam posisi tidak sadar membuat lelaki itu terdiam dan mencari posisi yang nyaman. Akhirnya mereka tidur bersama dalam malam yang gelap ini. *** Pagi jam tujuh... Ayu tersadar dari alam mimpi. Ia membuka matanya dan pemandangannya adalah wajah David yang sangat ganteng bila dilihat dari dekat. Ayu memegang pangkal hidung lelaki itu dan menyentuhnya hingga bibir, mengapa lelaki ini sungguh tampan batin Ayu. "Apa sudah puas liat aku." David membuka matanya dan tersenyum ia mengelus rambut Ayu. "Ah, aku kira masih tidur." "Aku bangun lebih dulu cuma malas beranjak dari kasur." "Kenapa bisa begitu?" David melihat posisi tubuh Ayu yang kakinya berada di atas pinggang lelaki itu dan lengan David ditindih oleh kepalanya. Ayu yang sadar langsung bangun namun ditarik lagi "Ayu." "Hm." "Ayo nikah." "Boleh." "Kapan? Minggu depan ya?" "Terserah kalau Ibu bilang ke Abang untuk menikah." "Baiklah, aku akan menyiapkan pernikahan sederhana sementara nikah siri dulu ya." "Sembarang." Kata Ayu. "Kalau gitu ayo bangun, aku buatkan sarapan lalu kerja." "Kerja dimana?" "Dikamarku disana ada laptop dan lainnya." "Ayu kira dimana hehe." "Enggak Ayu." *** Menu hari ini nasi goreng, David menyiapkan hidangan di hadapan masing- masing. "Makanlah." Kata David. "Lain kali nanti Ayu yang masak jangan abang terus." Kata Ayu. "Emang Ayu bisa masak?" "Bisa dong, kan biasa bantu Ibu sama bapak." Jawab Ayu. "Iya deh." Jawab David pada akhirnnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN