David menerima telpon kalau salah satu mobil mengalami kecelakaan yaitu menabrak truk pengangkut sayur. David langsung melajukan mobilnya dan Ketika sampai kondisi mobilnya cukup parah.
‘’Ini kenapa?’’ tanya Ayu. Ayu langsung teringat Bapak dan Ibu.
‘’Aku mohon apapun terjadi tetap tenang ya Ayu, kamu tunggu disini biar aku yang turun.’’ David berkata setelah itu dia turun dan mendekati kecelakaan itu, betapa syok nya David melihat mobilnya 70 persen rusak. David melihat satu supirnya sudah tidak bergerak sama sekali kemudian Bapak dan Ibu Ayu yang sudah terkulai lemas di pinggir jalan.
‘’Sudah panggilkan polisi dan rumah sakit?’’ kata David ia mendekati kedua orang tua Ayu yang tak berdaya.
‘’Ayu…Ayu…’’ ringis Ibu yang kondisinya sangat memprihatinkan sedangkan Bapak sudah tidak sadar karena duduk samping supir.
‘’Sudah, tinggal mereka menunggu. Bagaimana dengan kedua orang tua Ayu. Terus Ayu kemana?’’ tak lama Ayu muncul dengan kaki yang tertatih sakit.
‘’Ibu Bapak.’ Pekik Ayu tak lama ia mendekatinya dan menangis.
‘’Bapak bangun.. Bapak.’’ Kata Ayu dengan suara keras ia menggoyangkan tubuh Bapaknya. Lalu ia menatap Ibu yang nafasnya tersenggaal dipangkuan David.
‘’Ibu.’’ Kata Ayu sambil menggengam tangan anaknya.
‘’Ayu, Ibu sakit…Ayu Ibu nda kuat nafas ibu sakit.’’ Kata Ibu karena saat kecelakaan terjadi dadanya terkena bangku didepannya dengan keras.
‘’Ibu, Pak David tolong.’’ Kata Ayu. Rega memembawa Ayu untuk menjauh sejenak karena ambulan sudah datang.
‘’Rega, Saya sama Ayu pakai ambulan Bersama kedua orang tuanya dan kamu bawa mobil saya.’’ Kata David. Rega mengangguk.
‘’Ayu tenang ya minum dulu. Aku tau kamu pasti kaget dan syok.’’ Kata Dera yang membrikannya minuman mineral. Bagaimana tidak jika orang tuanya sudah tiada ia mau sama siapa sedangkan Ayu anak satu- satunya dan kedua orang tuanyapun sama.
**
Satu ambulan untuk satu pasien maka Ayu Bersama bapaknya dan Ibu Bersama David. Saat diperjalaanan Ibu terbatuk pelan membuat perhatian David mengarah kepadanya.
‘’Bu.’’ Panggil David pelan. Ibu mencari Ayu.
‘Ayu mana?’’
‘’di mobil satunya, ada yang bisa saya bantu?’’
‘’Apa kamu serius ingin menyekolahkan Ayu, Pak David ibu mohon sekali titip Ayu nikahin dia karena saya tidak tau siapa yang akan menjaganya kalau saya sudah tiada terlebih bapaknya.’’ Kataya Ibu dengan air mata yang sudah keluar.
‘’Dia masih muda.’’
‘’Saya lihat Ayu menyukai kamu begitupun sebaliknya. Tolong.’’
‘’Baiklah.’’
**
Rumah sakit panglima sebaya
Begitu sampai mereka langsung turun dan Sebagian yang tidak kenapa- napa langsung pulang ke mess. David turun dari mobil ambulan begitupun dengan Ayu dengan mobil berbeda lelaki itu menatapnya dan menghampiri Ayu.
‘’Kenapa?’’
‘’Bapak meninggal dijalan hiks.’’
Kata Ayu. David langsung memeluk Ayu untuk menguatkan. ‘’Ibu gimana?’’ tanya Ayu
‘’kondisinya lemah, kamu yang kuat. Apapun yang terjadi ya.’’ Kata David dan Ayu mengangguk. Dera dan Rega segera menguru yang kecelakaan.
**
Dunia Ayu sekarang runtuh Ketika mendapat kabar kalau ibunya sudah meninggal delapan jam setelah Bapaknya, Ayu seperti kehilnagan dunianya dan arahnya. Ayu melihat kain menutup wajah ibunya padahal sebelumnya ia sempat berbicara sedikit. Ayu kemudian pingsan dan terjatuh dilantai, David langsung mengangkatnya untuk keluar dari uang ICU.
**
David menghela nafasnya ia melihat Rega da Dera sibuk saling berkomunikasi dengan penabrak kedua orang tua Ayu hingga meninggal dan satu supirnya.
‘’Bagaimana?’’ tanya David.
‘’Pengendara truk itu mengaku habis mabuk usai dari gunung rambutan jadi kepalanya pusing dan oleng bawa mobil, bosnya nanti datang untuk berbela sungkawa sekaligus tanggung jawab.
‘’Bilangin bosnya langsung menghadap ke aku, akan kupatahkan kepalanya karena tidak becus memiliki karyawan.’’ Jawab David.
‘’terus polisinya gimana?’’
‘’Katanya mobil didepan orang tua kena namun hanya lecet tidak parah dan yang kena banget mobil yang di tumpangi Alm.’’ Jawab Dera. Mereka berdua duduk disamping David.
‘’Bang, terus nasib Ayu gimana?’’
‘’Mine.’’ Jawab David singkat setelah itu berdiri meninggalkan mereka berdua.
**
Keesokan pagi jam 7
Alm kedua orang tua Ayu sudah sampai di kediamannya dan Nampak terlihat ramai oleh orang- orang yang ngelayat. Ayu keluar dari mobil Bersama David jangan ditanya bagaimana kondisi Ayu yang jelas saat pingsan tadi dan sadar air matanyatak behenti mengalir. Kedua Alm dimasukan kedalam rumah dalam keadaan sudah terkafani bersih dari rumah sakit dan diletakan diruang tamu. Merekapun berkumpul memenuhi ruang tamu untuk mebacakan yasin dan akan menguburnya jam Sembilan nanti.
‘’Bang, orangnya datang.’’ Kata Rega membisik. David bangun dari samping Ayu kemudian keluar untuk menemui bos yang karyawannya menabrak orang tua Ayu.
‘’Permisi, Saya Artha yang memliki karyawan menabrak kerabat anda.’’
‘’Saya David, jadi bagaimana selanjutnya?’’ tanya David to he point diluar dan menjauh dari keramaian.
‘’Karyawan saya sudah saya tangani dan kami ingin mengganti rugi untuk korban yang ditinggalkan.’’ Jawabnya.
‘’Ganti rugi? Kalau gitu saya minta kedua orang tua karyawanmu mati apa bisa?’’ tanya David kesal karena dengan ringannya dia berkata seperti itu walaupun ia sudah berbaik hati ingin mengganti rugi.
‘’Ah maksudnya? Tidak mungkin. Hanya orang gila yang mau melakukannya.’’
‘’yang gila siapa? Kalau gak bisa gak usah bicara ganti rugi. Kedua orang tua itu meninggalkan anak gadis satu- satunya sekarang.’’ Kata David.
‘’Jadi Bapak minta saya bagaimana? Saya sudah berbaik hati untuk kesini dan merendah.’’
‘’nyawa harus dibalas dengan nyawa bukan. Itu sudah mutlak.’’
‘
’Itu hukum rimba bukan manusiawi Pak David, sepertinya Bapak tidak berbaik hati menyambut kedatangan saya. Kalau gitu saya permisi nanti biarkan asisten saya yang akan mengurus selanjutnya.’’
David mengapalkan tangannya melihat ke sok hebatan orang itu padahal ia hanya seorang bos dari tukang sayur bukan seperti dirinya.
Dera dan Rega yang melihat dari kejauhan langsung mendekat dan berdiri didepan bosnya.
‘’Pak Artha ya, sepertinya bos saya lagi lelah jadi kami permisi, nanti selanjutnya kita konfirmasi melalui telp saja.’’ Kata Dera dan Rega menarik David yang ingin menghajar wajah lelaki itu.
‘’Ayo Bang, jangan ribut.’’ Bisik Rega dan lelaki itu akhirnya mengalah. Dera menghela nafasnya dan memberi sapaan perpisahan ke Artha.
**
Ayu menangis sambil menekan dadanya yang terrasa ngilu sekali dan sakit, ia berharp ini semua hanya mimpi dan berharap ia terbangun. Tubuh Ayu sampai membungkuk dalam keadaan duduk melihat kedua orang tuanya. David menegakan Ayu dan memeluknya mengusap rambutnya yang berantakan oleh kerudung hitam.
‘’Kita makam kan mereka ya? Kasian kalau terlalu lama.’’ Kata Rega dibelakang Ayu dan Dera mengangguk. Ayu menggeleng ia tidak mau.
‘’Nda…nda..nda… nanti Ayu sama siapa hiks… Ayu nanti malam tidur sama siapa, makan sama siapa hikss…’’ jawab Ayu.
David mengangguk dan menyuruh mereka berdua untuk mengurus pemakaman.
‘’Kamu nanti sama saya jangan takut ya, Ayu. Ibumu menitipkan kamu sama saya.’’ Kata David, Ayu tetap menggeleng ia tidak mau.
‘’Hiksss nda mau.. Ibu Bapak bangun. Ayu nda mau sendirian hikss heeee hikss.’’ Kata Ayu ia menegakan badanya saat kedua orang tuanya ingin diangkat untuk dibawa ke pemakaman. ''Ibu Bapak jangan... heeksss jangan.’’ Kata Ayu seperti anak ekcil ia tidak terima dengan keadaan seperti ini. David memeluk Ayu dan membiarkan mereka mengurus pemakaman.
‘’Ayo kita ikut kesana tapi tenangin dirimu Ayu, jangan nangis harus kuat biar Ibu dan Bapak jiwanya tenang.’’ Salah satu tetangganya memberikannya air putih dan David mengambilnya.
‘’Makasih.’ Kata David. David membantu Ayu untuk meminumnya.
‘’Pelan- pelan habiskan biar tenang.’’ Kata David. Ayupun mengikuti instruksi David hingga minuman itu habis setelah itu ia terdiam sejenak mengapus air matanya dan menarik nafas nafas panjang lalu membuangnya dengan pelan. David mengusap punggung Ayu dan Wanita itu menengok ke David. David tersenyum dan Ayu membalas senyuman David.
‘’Sudah baikan, Ayo kesana.’’ Kata Ayu dan David mengangguk.