Kedua orang tua Ayu selesai dimakamkan dan di doakan, hingga menyisakan mereka berempat yaitu Ayu, David, Rega dan Dera. Ayu mengusap kedua nisan yang bertuliskan nama kedua orang tuanya air matanyapun tak berhenti keluar.
‘’Ibu, Bapak.’’ Panggil Ayu dengan suara yang nyaris tidak ada karena kebanyakan menangis. ‘’Ayu nanti lanjut kuliah ya, banggain Ibu dan Bapak disana Ayu janji jaga diri yang baik dan gak macam- macam. Ibu dan Bapak tenang disana ya, Ayu belajar mandiri nanti.’’ Ayu menyeka air matanya.
‘’Nanti malam Ayu tidur sendiri, besok pagi bangun sendiri, masak sendiri dan sarapan sendiri hiks.’’
Ayu menunduk di kayu nisan itu ia tidak sanggup memikirkan hari- hari tanpa ibunya nanti. ‘’Hee Hiiiks, Ibu Bapak. Kenapa Allah cepat ambil kalian Ayu belum siap.’’ Kata Ayu.
David berdiri dan mengajak dua anak buahnya untuk menjauh membiarkan Ayu sendirian untuk menenangkan diri dimakam orang tuanya. Ayu menegakan badannya dan menengok kebelakang.
‘’Mau kemana?’’ tanya Ayu.
‘’Keluar.’’ Jawab David. Ayu tambah menangis membuat David bingung dan Kembali.
‘’Loh kenapa?’’ tanya David.
‘’Ayu takut dikuburan sendirian.’’ Jawab Ayu. Dera dan Rega langsung tertawa dan Davidpun tertawa pelan.
‘’Jadi?’’
‘’Ayo pulang.’’ Kata Ayu sambil mengusap air matanya dan membuang hingusnya.
‘’Yu…Yu bisa aja ngelawak.’’ Jawab Dera.
‘’Aduh…’’ kata Ayu ia teringat kakinya masih sakit.
‘’Mari aku gendong.’’ Kata David kemudian menggendong Ayu didepannya.
‘’Kalungin tangan kamu dileher aku.’’ Kata David dan Ayu mengikutinya menyandarkan kepelanya ditubuh David.
**
Sesampainya dirumah Ayu duduk dikamar kedua orang tuanya, rasanya ia tidak mau tinggal disini lagi karena akan terus- terusan teringat orang tuanya. Ia mengambil baju terakhir yang dipakai ibu dan bapaknya bau khas mereka masih ada bahkan sangat terasa seketika air mataya keluar lagi dan isakan itu terdengar lagi. Ayu membaringkan kepalanya dibantal lalu meringkuk sambil memeluk baju kedua orang tuanya, matanya terasa berat dan kemudian menutupnya hingga tak sadar tertidur dengan dengkuran halus.
Semenara diluar tepatnya diruang tamu yang telah dibersihkan seperti semula David beserta kedua karyawannya duduk.
‘’Bagaimana selanjutnya, Bang?’’ tanya Dera.
‘’Panggilakan Mecca untuk jemput Ayu.’’ Jawab David.
‘’Sekarang?’’ tanya Dera dan David mengangguk.
‘’Terus mau dibawa kemana?’’ tanya Rega.
‘’Sementara bawa aja dulu kebalikpapan, tunggu kita sudah selesai disini baru ke Jakarta.’’ Jawab David.
‘’Bang, Raya dari minggu lalu terus menelfon namun saya bilang Abang sibuk.’’ Kata Rega.
‘’Bilang aja saya sibuk gak ada jaringan.’’ Kata David. David kemudian berdiri mencari Ayu didalam pas ia menyingkai kain ternyata Ayu tidur dikasur kedua orang tuaya. David duduk disebelah Ayu dan menusap air mata gadis itu.
‘’Saya janji dengan ibu kamu untuk menikahi kamu agar tidak sendirian, kuharap kamu terima itu.’’ Gumam David. Raya? Wanita itu terus menggangunya.
**
Ayu terbangun saat mendengar suara Adzan ia bangun dan mengucek matanya ia terdiam sejenak kemduian turun dari Kasur.
‘’Ibu, haus.’’ Kata Ayu namun kemudian tersadar jika tadi pagi ibunya sudah tiada. Ayu melihat jam dinding rupanya sudah sore. Tak lama Dera lewat sambil membawa makanan.
‘’Ayu sudah bangun? Mau ikut makan? Ini ada ayam bakar.’’ Kata Dera yang memesannya melalui salah satu anak buahnya.
‘’Mau.’’ Awab Ayu dan Dera memegang Ayu untuk keluar saat diluar ada David dengan laptopnya begitupun dengan Rega.
‘’Sudah bangun.’’ Jawab David ia menutup laptopnya dan menyingkirkannya. Ayu mengangguk ia kemudian duduk dan melihat makanan. Ayu mengambil piring didepannya dan membuka salah satu bungkusan makanan.
‘’Itu ikan.’’ Kata Rega dan Ayu membukanya dan menutupnya Kembali ia tidak ingin makan ikan.
‘’Sini biar abang makan ikan bakarnya.’’ Kata David sambil menggser ikan itu dari hadapan Ayu ke dirinya. Rega membuka bungkusan ayam bakar dan memberikan Ayu beserta nasinya, kasian gadis cantik ini belum makan sejak kemarin sore.
‘’Kakimu bagaimana Yu, masih sakitkah?’’ tanya Dera. Ayu mendongak ia mengangguk namun rasa sakit itu tidak seberapa dengan luka kehilangan kedua orang tuanya.
‘’Ayu, kamu mau gak nanti ke Balikpapan? Tinggal disana sampai Bang David selesai proyek disini.’’ Kata Rega. Ayu menyuapi dirinya makan dan tidak bersuara ia masih berfikir sejenak dan tidak tau mau jawab apa pikirannya sedang tidak bisa berfikir.
‘’Makan aja nanti aja bahasnya.’’ Kata David.
‘’nanti si nenek lampir itu datang jam Sembilan malam dari Balikpapan kesini naik mobil.'' Kata Rega.
‘’Oh ya? Baguslah biar dia bisa jagain Ayu. Untuk catering besok gantikan saja dengan yang lain. Selesaikan p********n catering Alm Ibunya Ayu dan kasihkan ke dia.’’ Kata David sambil menujuk Ayu dengan matanya pelan.
‘’Ayu gak tau mau simpen dimana, sedangkan tiap ada pemnbayaran masuk ke celengan.’’ Setiap keuntungan berjualan akan disimpen dicelengan kecuali untuk modal.
‘’Kalau gitu nanti kita buat tabungan pribadi untukmu ya.’’ Kata Dera dan David serta Dera mengangguk setuju.
***
Hari sudah malam David memutuskan untuk menemani Ayu. Ayu masih sangat sedih ditambah gelisah tidak isa tidur. Bagaimana ia mau tidur biasanya selalu ada Bapak Ibunya dalam satu kamar. Satu kamar mereka tidur bertiga namun tempat tidurnya berbeda. Ibu dan bapak satu Kasur sedangkan Ayu kasurnya sendiri. Ayu duduk di Kasur kedua orang tuanya jujur saja ia tidak bisa tidur dan sangat gelisah ia jadi tidak suka dengan suasana sepi seperti ini. Ayu berdiri ia keluar dan mendapati David berbaring di depan tv sambil menonton acara talkshow tentunya Bersama kedua anak buah kesayangannya itu.
‘’Belum tidur.’’ Kata David ia bangun dan Ayu mengangguk ia duduk disamping David. David memberikan tempatnya untuk Ayu tiduri namun Wanita itu tidak mau berebah padahal ia juga sudah mengantuk.
Tok
Tok
Tok
‘’Apa itu.’’ Kaget Rega dan Dera menengok.
‘’Hayu.’’ Kata Dera yang baru habis mandi dan mengusap kepalanya dengan handuk kecil.
‘’Aaaa jangan bikin takut.’’ Kata Ayu. Namanya suasana habis orang meninggalkan masih sedikit seram ya.
‘’Ga buka pintu.’’ Kata Dera.
‘’Kamu aja.’’ Timpal Rega. David menghela nafasnya ia berdiri dan membukakan pintu. Ternyata yang datang adalah Mecca dengan membawa anaknya didalam gendongan.
‘’Lamanya manusia tiga ini.’’ Kata Mecca yang langsung masuk ke dalam rumah tanpa permisi dengan tas anaknya.
‘’Yey, Syira kok ikut.’’ Rega berdiri dan menghampiri ibu dan anak itu. Mecca anak buah andalan David selain mereka berdua.
‘’Iya nih, lakiku gantikan bosmu ini dilapangan. Aduh cuacanya hujan deras di penajam sampai simpang ampat untung sampe sini reda.’’ Kata Mecca sambil melepaskan gendongan anaknya dan memberikan Syira gadis berusia dua tahun ke Rega.
‘’Duduklah dan santai saja dulu baru kita mengobrol.’’ kata David sembari menutup pintu Kembali.
‘’Lapar Aku tu, keluar yuk cari makanan.’’ Kata Mecca ia duduk disamping Ayu yang Nampak sedih.
‘’Hei, kamu Ayu ya? Cantik sekali… aku turut berbela sungkawa atas kepergian orang tua mamu sayang.’’ Kata Mecca sambil mengusap rambut Ayu dengan lembut.
Ayu tersenyum dan mengangguk tidak apa- apa.
‘’Iya Mba makasih, tau darimana?’’ tanya Ayu.
‘’bang David, dia kakak sepupu aku Ayu.’’ Jawab mecca. ‘’Masih jam sembila nih jalan Yuk, bang. Cari makan.’’ Kata Mecca lagi.
‘’Nda capek kah kamu, dari Balikpapan ke kesini.’’
‘’Apamu capek, tidur terus aku dimobil wk, yang bawa mobilkan bapaknya Syira cuma aku anter dia ke mess lokasi dulu baru keisni. Dikira lakiku ada Bang David disana padahal sudah kubilang dia disini, dasar kepala batu.’’ Kata Mecca.
‘’memang kepala batu suamimu itu.’’ Jawab David.
‘’Ayo beli makan yuk kita ke siring aja nah…’’ kata Mecca.
‘’Apa itu?’’ tanya Dera.
‘’Melawainya kota Grogot haha… kalo dibalikpapan kan Namanya melawai tapi kalau dijawa juga Namanya alun- alun.’’ Jawab Meca.
‘’Ayo.’’ Kata Ayu dan ketiga lelaki itu merespon dengan matanya kearah Ayu. ‘’Ada burger enak disitu.’’ Cicit Ayu lagi.
David tersenyum ia mengusap rambut Ayu dan mengangguk.
‘’Ayo kalau mau kesana. Aku akan anter kamu makan burger dan lainnya.’’ Kata David.
‘’Ikut.’’ Seru kedua lelaki itu dengan cepat mereka bersiap untuk berangkat.
***
David, Ayu,Mecca,Rega dan Dera berada didalam satu mobil. David membawa mobil dengan pelan dan santai. Ayu merasa sedikit terhibur jika keluar rumah ia menatap pemandangan rumah sakit yang didepannya memiliki danau.
‘’Mall kandilo buka kah? Mau beli hp satu nah buat Syira main. Hpku terus dipake nonoton youtube.’’ Kata Mecca yang duduk dipaling belakang Bersama naknya.
‘’Nda tau, sudah tutup kayaknya ini. Udah jam Sembilan lewat kita keluar udah jam berapa.’’ Kata Dera sambil melihat jam tangan dihpnya.
‘’Buka aja itu kalau kita kesana biarpun satu toko.’’ Kata Mecca.
‘’Nantilah liat.’’ Kata Rega.
‘’Nanti belikan hp juga yang bagus untuk Ayu.’’ Kata David.
"Ah hp?" Tanya Ayu ia kaget pas dengar mau dibelikan hp.
"Beneran hp yang bagus biar kamu bisa main. Soalnya aku gak pernah liat kamu punya hp." Jawab David.
"Masa Yu? Bener juga ya." Kata Dera yang sering sekali melihat Ayu menonton tv daripada main hp.
"Ibu sama Bapak belum kasih, jadi kalau mau main hp pakai hp beliau..." jawab Ayu.
"Ya Allah Yu, kamu kaya tembang desa aja tau. Tenang kalau kamu sama aku akan---"
"Gak ada, dia gak boleh diajarkan minum dan lainnya." Potong David mendengar ocehan Mecca.
"Yeeee emang nape."
"Gak." Jawab David ketus. Ia tidak mau gadis sepolos Ayu akan menjadi tidak baik.