Menikah...
Hanya empat orang yang menjadi saksi pernikahan Ayu dan David.
-Dera
-Rega
-Erka
-Mecca
Hanya sebatas ijab kabul. Pernikahan sangat sederhana di sebuah masjid terdekat tidak ada pesta atau acara mewah. Namun bagi Ayu semua terasa cukup meskipun hatinya masih terpatri Rean.
Hari ini selepas dari masjid mereka pulang kerumah. David menjanjikannya akan menjaga Ayu sepenuh hatinya.
"Bang." Panggil Dera. David menengok dan menatap Dera. Dera menarik David ke halaman belakang ia memperlihatkan gawainya dengan berbagai pesan.
"Kayaknya dirimu balik dulu ke Jakarta sebelum dia menemukan kamu disini. Takutnya dia tau kamu menikah lagi." Kata Dera. David menghembuskan nafasnya. .
"Kakaknya tau rumahmu disini dan abang mau gak mau pindahkan Ayu. Abang tau kan rumah saudaranya beda satu komplek sama kita." Jelasnya lagi.
"Kenapa aku baru ingat. Jadi pindahkan Ayu kemana untuk sementara?" Tanya David.
"Pindahkan saja di pasar baru, disitu ada kosan petakan setidaknya itu tempat yang aman."
"Yasudah kamu urusin itu dan aku urus Raya.
"Baiklah."
"Abang." Tak lama Ayu mendekati mereka dan tersenyum. David menengok kebelakang dan membalas senyum Ayu.
"Cieeeee istri." Goda Dera sambil menyimpan gawainya.
"Kakak ih malu." Jawab Ayu. Tak lama David membawa Ayu masuk kerumah dan duduk diruang santai.
"Abang mau ngomong boleh?" Tanya David ke Ayu. Disitu ada Mecca dan suaminya beserta Rega dan Dera yang ikut duduk.
"Boleh."
"Untuk sementar rumah ini mau di renovasi jadi nanti kita pindah di kosan biasa ya." Kata David.
"Mansion kita aja kenapa?" Usul Rega. Dera mencubit perut Rega. Dera melebarkan matanya dan Rega langsung terkekeh.
"Hehe, lupa kita kan gak punya mansion." Jawab Rega lagi.
"Terserah Abang, boleh kok." Jawab Ayu.
***
Malam hari David hanya melilitkan handuk dipinggang ia kemudian mendekati Ayu.
"Abang."
"Abang mau kamu malam ini."
"Ayu belum siap." Kata Ayu. David menindih tubuh Ayu memiringkan kepalanya dan mencium bibirnya lembut dan pelan tangan David mengambil tangan Ayu untuk meletakannya di punggung David.
"Abang, jangan." Kata Ayu. David tidak menghiraukan ucapan Ayu ia bangun dan menarik Ayu dibawahnya ia melepas pakaian Ayu dan membuka branya. Lihatlah dua apel itu sangat kencang dan bulat sempurna David tersenyum ia membaringkan Ayu lagi dan meremas pelan apel Ayu.
"Abang, mhh..." desah Ayu. Untuk pertama kalinya ia melakukan seperti ini.
"Hm." Jawab David setelah itu ia melupat p****g apel Ayu memainkankan dengan lidahnya dan sesekali mengigit gemas. Tubuh Ayu bergoyang menahan rasa yang belum ia rasakan sebelumnya. Tangan David turun kebawah dan menyingkap celana Ayu disana tangannya merasakan milik Ayu basah.
"Kamu basah Ayu." David bangun ia membuka celana Ayu dan terpampang nyata kue apem miliknya. Ayu merasa malu ia meutup wajahnya dengan tangan dan menutup kakinya rapat. David gak mau kalah ia membuka kaki Ayu lebar dan menahan dengan kakinya.
Inikah bentuk perawan sebenarnya? Bentuknya sangat indah dan rapih tidak ada kulit bergelambir seperti milik Raya. Padahal David menikahi Raya pas ia masih perawan juga tetapi kenapa bentuknya beda. Kepala David mendekati milik Ayu mencium aromanya yang khas dan tidak bau bisa dibilang Ayu pandai menjaga organ intimnya. David akhirnya menjilat apem Ayu dan memainkan lidahnya dengan jeli disana. Ayu langsung menutup selangkangannya menjepit kepala David sambil melepas seprai.
"Ahhhh hmmmm abang." Desah Ayu bahkan tubuhnya bangun tetapi David tidak menghiraukan Ayu justru ia tambah nafsu untuk bermain disana, setelah cukup David bangun dan Ayu sudah lemas.
"Enak? Mau yang lebih enak lagi gak?" Tanya David. Nafas Ayu terengah dan menggeleng sungguh rasa tadi tidak bisa ia utarakan selain nikmat. David membuka handuknya dan terlihatlah milik itu. David membangunkan Ayu dan mengarahkan miliknya ke mulut Ayu. Ayu menggeleng namun David memaksanya dan masuklah milik David ke mulut Ayu.
"Ayo sayang, jangan kena gigi." Kata David yang nafsunya menguasai dirinya. Ayu tersedak namun David tidak peduli ia menarik maju mundur miliknya dengan cepat.
"Shit... Ahh." Kata David ia menarik rambut Ayu, setelah dirasa cukup ia membaringkan Ayu dan inilah yang ditunggu- tunggu tanpa belas kasih David mengambil perawan Ayu dengan sekali hentakan membuat Ayu langsung mengerang sakit.
"Ahh sakit... sakit." Kata Ayu sambil memukul bahu David.
"Anjir punyamu enak banget Ayu." Kata David. David menggoyangkan pinggulnya tanpa melihat Ayu yang meringis kesakitan, David mencium bibir Ayu pokoknya hanya nafsu yang menyelimuti diri David hinga David mengeluarkan cairan miliknya didalam apem Ayu. David terkulai lemas dengan senyuman ia melihat Ayu dan tersadar wanita itu menangis.
"Hei sayang kenapa nangis." Kata David bingung setelah sadar. David bangun ia mencabut miliknnya dan melihat betapa kagetnya darah segar bercampur cairan menempel di seprai. "Ayu, abang minta maaf. Sakit kah?" Tanya David. Ayu menangis pelan ia menyingkirkan tubuhnya di pinggir kasur dan berbalik sambil menyelimuti dirinya. "Ayu." Panggil David. Ayu melerai tangan David yang membelai rambutnya ia tidak mau bicara dengan lelaki itu.
***
David keluar kamar saat sudah bersih ia turun dan menuju teras rumah dan duduk di bangku taman. Ada perasaan bersalah dibenaknya karena nafsunya yang liar tapi David akui kalau Ayu memuaskan dibanding istrinya. Sepertinya Ayu akan marah dengan dirinya karena Ayu sejak tadi tidak mau berbicara dan cenderung diam. David menyandarkan kepalanya dan menutup kedua matanya.
"Bang." Tegur Rega. David membuka matanya.
"Udud kah?" Tawar Rega dengan sebungkus rokok. David menegakan badannya dan mengambil sebatang rokok untuk di sesapnya.
"Makasih, darimana kamu?"
"Depan habis ngopi. Mukamu kok muram Bang."
"Ayu ngambek habis aku ambil perawannya." Jawab David.
"Umaii, terus kok bisa marah."
"Karena aku gak peka pas dia bilang sakit karena aku nda sadar juga."
"Ya ampun jadi gimana?".
"Tunggu dia bangun, dia gak mau bicara sama saya.''
"Jadi istri simpanan sekarang."
"Setidaknya saya mesti ceraikan Raya dulu baru kenalkan dia ke orang lain."
"Yakin?"
"Iya." Jawab David.
***
Keesokan paginya...
Ayu meringis sakit di area intim bahkan untuk jalanpun ia merasa tidak bisa. Ayu berdiri namun duduk lagi. David yang melihat itu ingin membantu Ayu.
"Mau kemana? Abang gendong." Kata David namun Ayu tidak mengidahkan David dan memilih diam. "Ayu marah sama abang?" Tanya David lembut.
Ayu memilih berdiri dan jalan walaupun selangkangannya pegal dan miliknya sakit.
"Ayu." Panggil David. David menghembuskan nafasnya sebaiknya ia tidak bertemu Ayu sampai wanita itu mau bertemu dengannya lebih dulu.
Seenggaknya untuk beberapa waktu.