Drama Keluarga

815 Kata
Sepulang dari sekolah, Ella langsung memilih tidur dikamar, dan tidak memperdulikan ajakan Kenzo untuk ikut pergi ke mall, ngumpul bareng temannya. Seharian ini, mood Ella buruk, setelah kejadian ucapan bernada dingin yang dilontarkannya tadi pagi kepada Renda, tidak ada orang yang mau mengajaknya bicara, bahkan Fanny, teman sebangkunya. Itu bukan hal yang buruk sebenarnya bagi Ella, karena selama ini dia lebih banyak menghabiskan waktu sendiri. Ia tidak pernah memperhatikan bahkan bergaul dengan orang-orang yang berada dilingkungannya. Tidak butuh waktu 10 menit, Ella sudah jatuh kealam mimpi. Pintu kamarnya sudah ia kunci serapat-rapanya, berharap Kenzo tidak menyelonong masuk dan mengganggu waktu tidurnya. ^^^ Kenzo sedang berada dilantai 1 bersama teman-temannya. Sengaja dirinya membawa temannya kerumah, karna dia tidak mungkin meninggalkan Ella sendiri dirumah, ya walaupun banyak pelayan dan penjaga keamanan dirumah ini. Ia tidak ingin Ella pergi menghilang lagi. Dia juga hanya mengijinkan teman-temannya hanya boleh berada di area lantai 1. Kenzo takut keributan yang disebabkan teman-temannya mengganggu waktu tidur Ella. Zulkarnain, atau yang kerap disapa dengan panggilan manja Zuzu menghentikan kegiatannya, kemudian memandang Kenzo yang sedang main PS dengan serius. "Zo, lu paan dah, nyuruh kita kumpul dirumah? Biasanya lo paling malas kalau dirumah" Zuzu menaruh cemilan yang berada ditanggannya keatas meja, kemudian ikut duduk berselonjor dibawah seperti Kenzo dan Lukas. Sebelum menjawab pertanyaan Zuzu, Kenzo nyengir lebar "Gue punya adek Zu!" terangnya. Sambil mengekspresikan orang yang sedang kegemasan, Kenzo berujar lagi "Adek gue gemes banget. Pengen gue cium-cium terus" ucapnya bangga. Sontak perkataan Kenzo membuat ke 3 temannya membolakan matanya. Bukan masalah karena Kenzo yang sedang mengekspresikan gemas, tapi karna sebuah fakta Kenzo punya adek. "Haaa? Sejak kapan tante hamil lagi Zo?" Juan yang lebih dulu tersadar langsung mengutarakan pertanyaannya, dan langsung mendapat jitakan kepala dari Kenzo. "Hamil apaan b**o?" kesal Kenzo. "Trus kalau enggak mama lu yang hamil, siapa lagi dong? Papa lu?" Juan berucap kaget. "Seriusan Zo?" teriak Zuzu tidak percaya. Lukas yang mendegar pertanyaan kedua temannya hanya bisa geleng-geleng kepala. Kenapa dirinya bisa berteman dengan orang-orang seperti ini. Kenzo memberikan pukulan kuat ke kepala Zuzu dan Juan dengan menggunakan majalah mamanya yang digulung olehnya. "Gue tahu kalau b**o itu gratis guys, tapi ya jangan diborong semua dong" ucap Kenzo merasa miris. "Jadi, adik dari mana?" kali ini Lukas yang buka suara, dia memang sedikit penasaran, apalagi menlihat tingkah laku temannya yang satu ini selama seharian tampak berbeda. Kenzo baru saja ingin menjawab, tapi terputus akibat suara bantingan pintu yang mengagetkan mereka berempat. Didepan pintu, tampak Kalvin sedang berdiri sambil matanya menjelah seluruh ruangan. Kini matanya tertuju kepada Kenzo. "Karin mana Zo?" Tanya Kalvin tidak sabaran. Kenzo yang tersadar pun hanya menunjuk kelantai dua. Mulutnya masih terlalu kelu untuk menjawab pertanyaan Kalvin. Tidak ingin membuang waktu lebih lama, Kalvin berlari menuju lantai atas. Mengikuti instingnya, dia melangkah lebih jauh lagi menuju lantai 3. Kelvin yakin bahwa kamar khusus yang berada ditengah-tengah kamar mereka adalah kamar Karin, kamar yang sudah lama disediakan khusus oleh orangtuanya. Karena mereka yakin bahwa Karin akan kembali kepada mereka. Dari lantai bawah, Kenzo mendengar ketukan pintu tidak sabaran dari lantai atas. Ia yakin bahwa saat ini Kalvin sudah menggangu waktu tidur adiknya. Tidak ingin ketinggalan, Kenzo ikut berlari kelantai atas, yang langsung diikuti ketiga temannya, lantaran penasaran. Kenzo sampai lantai atas, dan melihat pemandangan Ella yang kehabisan nafas karena pelukan Kalvin. Tidak ingin melihat adiknya lebih tersiksa lagi, Kenzo melerai pelukan Kalvin. "Bang, lu apa-apaan sih? Karin gak bisa nafas itu!" seru Kenzo sambil berusaha melepaskan pelukan Kalvin. Kelvin melonggarkan pelukannya, dan melihat langsung kemanik mata Ella. "Karinku!!" ucap Kelvin dengan mata berkaca-kaca. Kalvin yang masih dalam tahap penyadaran bahwa adiknya sudah berada disini pun, memberikan kecupan-kecupan diseluruh wajah Ella. Saat ini, Ella benar-benar tersiksa. Ini siapa lagi yang ngelecehin gue ya allah, batinnya. Ella menggerahkan seluruh tenaganya untuk mendorong Kalvin jauh dari tubuhnya. Setelah berhasil, dia berucap dingin. "Kamu siapa?" Kelvin membolakan matanya, tidak percaya adiknya tidak mengenalnya. "Ini abang Kalvin sayang! Ucap Kalvin tidak percaya. Ella yang mendengar hanya menaikan salah satu alisnya. Kemudian dia memandang kearah Kenzo, yang sedari tadi diam saja, karena binggung mau melakukan apa. Setelah terdiam cukup lama, akhirnya Kenzo buka suara, berusaha menjelaskan dengan rinci. "Nah baby, ini tuh kak Kalvin, kakak kedua kamu!" jelasnya pelan. Kini pandangan Ella beralih kepada Kalvin, berusaha menilai. "Gilaaaaa. Ini mah versi aku sebagai laki-laki" Ella baru mengerti arti perkataan mamanya kemarin, bahwa dirinya tampak seperti kakak kedua mereka. Kalau begini, memang sudah dipastikan fix aku anak mereka, batin Ella pelan. Ella hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti. "Jadi sudah tau kan sayang?" Kalvin berucap antusias. Kembali Ella menganggukan kepalanya, ia bingung bagaimana harus meresponnya. Tidak ingin membuang waktu lebih lama, Kalvin kembali memeluk Ella erat. Kali ini, Kalvin tidak akan membiarkan Karin adiknya pergi lagi. Mereka tidak menyadari bahwa masih ada 3 orang lagi yang menyaksikan drama keluarga tersebut. Ada tatapan terkejut, ada tatapan terpana, bahkan ada tatapan memuja yang terlihat dari ketiga orang itu.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN