Farhan turun dari grab motor yang membawanya ke sebuah apartemen di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Ia membayar lalu masuk dan menaiki lift apartemen. Kakinya berhenti pada sebuah kamar dan jari-jarinya dengan lihai menekan password yang sudah di hapalnya luar kepala.
Ia memasuki apartemen itu, lalu kakinya melangkah ke dapur. Disana berdiri wanitanya, Nuramadhani. Orang-orang memanggilnya Nur. Atau mbak Nur. Farhan memandangi punggung wanita itu, Cantik pikirnya. Ia tersenyum lalu memeluk Nur dari belakang.
"I miss you so badly, love . " Ucap Farhan. Nur tersenyum kecil, "Hhmm? I'm miss you too baby. "
Nur membalikan tubuhnya menjadi menghadap ke Farhan. Ia menatap dalam mata kekasihnya itu.
"Kok kamu kesini? Nara bagaimana?" Tanya Nur
Farhan berdecak sebal, "Gausah mikirin dia. Mending mikirin kita aja." Goda Farhan menaik turunkan alisnya yang tebal seperti ulat bulu.
Nur memukul lengan Farhan membuat farhan tergelak, "Hahahaha.. kamu lucu banget sih, sayang!" Kata Nur.
Keduannya lantas tertawa, Farhan membuka pintu kulkas lalu mengambil segelas air dingin dan menuangnya di gelas.
"Pelan-pelan dong! Kamu tuh kayak orang yang gapernah minum aja!" Ucap Nur sambil tertawa kecil.
"Bukan haus sih sebenarnya, cuma kesel aja. Kesel sama bunda, ayah, terus sama Nara juga."
Farhan meletakan gelasnya di atas meja makan.
Nur memeluk Farhan dari belakang, "Jangan begitu sayang. Sabar, ya?" Nur mengusap usap perut rata Farhan dengan telunjuknya.
Farhan menahan geli sambil membalikkan tubuhnya ke arah Nur. Tersenyum kecil, ia mengacak rambut panjang Nur.
"Gausah godain gitu." Ucap Farhan.
"Dih geer banget sih kamu hahahaha!"
Farhan yang sudah terlanjur tergoda pun lantas menggendong Nur ke dalam kamar dan menutup pintunya. Mereka melalukan hal yang tidak seharusnya mereka lakukan.
Hujan malam ini menjadi saksi bisu pengkhianatan Farhan juga Nur kepada Nara. Dan saksi bagaimana sakitnya Nara yang harus tidur sendirian dimalam pertamanya sebagai seorang istri dari Muhammad Farhan.