Nara dan Farhan berjalan memasuki lorong lorong hotel ini. Malam ini mereka akan menghabiskan malam di kamar hotel yang sudah disulap menjadi kamar pengantin oleh pegawai hotel. Farhan memutar kunci kamar hotel lalu membuka knop pintunya. Ia melangkah masuk sendiri tanpa memperdulikan Nara yang ada di belakangnya.
Nara terkesiap setelah melihat kasurnya, ehm ralat, kasur mereka lebih tepatnya. Di tatapnya Farhan yang sedang membuka kancing tuxedonya di depan Nara. Lelaki itu berdiri di depan Nara dengan tatapan dingin.
"Kakak mau mandi? Mau aku siapkan air hangat?" Tanya Nara
"Nggak usah," jawab Farhan.
Farhan langsung memasuki kamar mandi tanpa mengindahkan tatapan menyedihkan Nara.
Selang 15 menit kemudian Farhan keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah lengkap. Nara mengngernyit bingung ketika di lihatnya Farhan tidak memakai baju tidur. Melainkan jeans dan kaus hitam polos.
Rasa penasaran membuat Nara bertanya pada orang yg resmi menjadi suaminya 9 jam yg lalu.
"Kakak mau kemana?" Tanyanya pelan. Ia duduk di pinggiran ranjang sambil menatap Farhan yang sedang menyisir rambutnya di depan kaca.
Farhan menoleh lalu tertawa, "Apa pentingnya buat kamu? Inget, status kita emang suami istri tapi kamu tetep aja orang asing buat saya."
Nara menundukan kepalanya. "Maaf, Kak. Nara hanya---"
"Berisik. Dan satu lagi, kalo kamu berharap bakalan ada acara romantis-romantisan malam ini, kamu salah besar. Karna saya nggak sudi buat nyentuh kamu!"
Farhan mengambil ponselnya lalu keluar kamar dan berjalan menjauhi pintu.
Sedangkan Nara, gadis itu mencoba untuk tersenyum. Menekan dadanya sambil merapalkan istighfar berulang kali.
Kuatkan hamba Ya Allah..
•||•