(7) Bab Enam

1940 Kata
                                        ***                         Selamat membaca.                                         ***     Bukan hanya cinta darimu yang kubutuhkan untuk hidup, tapi juga oksigen dari yang Maha Kuasa, jadi jangan mengira aku akan kesakitan saat hubungan kita t’lah berakhir, aku tetap akan hidup, tapi dengan perasaan yang hampa.                                         ***             Gilang menoyor kepala Gita pelan, seenak jidad saja mengatakan tampang Gilang pasaran, bahkan seumur-umur Gilang tidak melihat cowok seganteng dia, eh lupa ada, si Valdo tuh, gantengnya kelewat maju, menyaingin tampang Gilang saja!             Gilang menyisiri isi kantin dengan bola matanya yang hitam, kebanyakan siswi yang menyadari si Gilang ada di depan kantin, tampak histeris, bahkan ada yang berbisik ke teman sebelahnya dengan kata 'sekarang Gilang sedang menatapnya', padahal demi Tuhan Gilang lagi mencari tempat yang kosong untuk duduknya bersama Gita.             "Lang, noh ada Sita, gue duduk sendiri aja, ngeri gue diliatin siswi-siswi yang suka sama lo, dikira gue plakor." Gita berniat mengatakan bahwa ia melihat Sita, lagi pula, aneh sekali kalau Gita duduk berdua dengan Gilang, sedangkan pacarnya ada di kantin yang sama, di tempat yang sama, kalau Gilang bersama dengan Valdo, mungkin Gita tidak keberatan kalau duduk bersama Gilang, tapai, kalau hanya berdua saja, dan pacarnya Gilang ada di tempat yang sama, oh, terima kasih banyak saja, Gita tidak mau Sita salah sangka dengannya, nantinya.             Gilang menatap arah tatapan Gita, matanya bertemu dengan Sita, senyum Sita mengembang, begitu juga dengan bibir Gilang yang ikut terangkat. "Gue temenan doang sama Sita." Gilang tiba-tiba berucap.             Temen? Hahaha bahkan seantoro SMA Kartika Putri juga sudah tahu bahwa Gilang pacaran dengan Sita, dasar cowok-cowok modus nih, ah bentar modus? Apa sekarang Gilang sedang modus? Terus ia berbohong tentang statusnya bersama dengan Gita?             Apakah sekarang Gita sedang dimodusin Gilang?             Apakah sekarang Gilang sedang deketin Gita?             Oh My God! Oh Tuhan! kalau Gita menjadi perempuan yang suka, naksir atau menggemari Gilang mah, pasti Gita akan bahagiah setengah mati, atau bahkan seperempat mati, tapi sayang, Gita hanyalah Gita,  perempuan yang cukup populer, tapi tidak memperdulikan sekitar, Gita hanya memikirkan dirinya sendiri, peduli dengan dirinya sendiri dan masa bodo dengan teman sekitarnya, ia tidak terlalu mau ikut mengurusi orang lain, percintaan orang lain, ia hanya sesekali saja menyebarkan gosip yang sebenarnya adalah fakta yang tertunda, kalau lagi gabut saja sebenarnya, tapi kan sekarang Gita lagi sibuk move on dari Alvin, jadi berpikir untuk mencari laki-laki baru, berpikir untuk dekat dengan orang baru, sama sekali tidak terlintas di kepala Gita saat ini.             Gita sekarang baik-baik saja, hanya saja, ia masih tidak bisa terbiasa dengan sakit dan kesendirian ini, rasanya memilukan, walau sebenarnya Gita juga tahu, bahwa waktu akan menyembukannya, tapi semua itu tidak instan kan? Gita harus merasakan patah, remuk dulu, lalu ia bisa kembali bahagia, kan?             "Temen dari hongkong," sahut Gita acuh, ia berjalan, mencari bangku kantin yang kosong. Sedangkan Gilang menangkat bahunya tak acuh, mentidakpedulikan ucapan dari Gita itu, terserah Gita, percaya atau tidak percaya tapi sekarang dia dan Sita hanya berteman, dan Gilang sudang mengatakan yang sesungguhnya kepada perepuan itu, ia dan Sita hanya berteman, hanya berteman.             "Sumpah lo cuma temenan sama dia?" Gita menyeruput air dinginnya, tadi ia baru saja mendengar dari Kakak kelas yang duduk tidak jauh dari ia sedang berdiri, bahwa Gilang dan Sita sudah putus, dan mereka sekarang hanya berstatus teman saja.             Gila juga ya, pesono si Gilang ini, dia baru putus saja gosipnya sudah tersebar luas seperti ini, beritanya suah sepanas ini, tapi sungguh, Gita tidak peduli sekali, dengan gosip putusnya Gilang dan Sita, karena bagi Gita yang suka bergosip dan suka rela membagi kabar gosip itu kepada orang lain, berita cowok-cowok pendiam, dan moswanted seperti Valdo, Anjas dari kelas 12 A Ipa, yang juga dulunya mantan anggota Futsal, Ryan kelas 12 B Ipa yang duluanya adalah ketua OSIS itu beritanya lebih menarik, memiliki sensai yang berbeda daripada berita si Gilang ini.             Atau mungkin karena Gilang sama sekali bukan laki-laki tipe Gita, hingga kabar dari Valdo dan lainnya lebih menarik di otak Gita, menyebarkan gosip dan mendengarkan gosip tentang orang yang kita suka kan memang mengasikan, ya.             Daripada kabar Gilang putus dengan pacarnya, sebentar saja kabar itu dengan cepat menyebar padahal Gita tahu betul kemarin Sita dan Gilang baru saja bertemu, tapi sungguh Gita mengacuhkan itu ia tidak peduli sama sekali.             "By the way, ngapain lo ngajakin gue makan? ada mau ya?" Tuding Gita to the point, apalagi ia baru tahu bahwa Sita dan Gilang baru saja mengakhiri hubungannya, apa Gilang tengah membuat Gita menjadi plampiasannya atas putusnya hubungannya dan Sita? Apa Gilang tengah berniat yang tidak-tidak kepada Gita? Atau, memang sesungguhnya Gilang tengah menaksir Gita?             Gilang tertawa, menampilkan giginya, membuat Gita juga menarikan bibirnya ke atas karena tertular tawa Gilang tadi. "Gue enggak punya teman, makanya gue ngajakin lo, lo mau kan jadi temen gue?"             “Mati aja lo Gilang!!!”  Ingin rasanya Gita berteriak begitu kepada Gilang yang kini dengan lahap memakan makan siangnya di depan Gita, tanpa tahu bertapa muaknya Gita mendnegarkan semua kata dari laki-laki itu.  Hahah! Seorang Gilang, moswanted, cowok ganteng, tidak akan ada orang yang menolak untuk berteman dengan dia, apalagi Gilang termasuk laki-laki yang baik, dan sepertinya suka menolong, sama suka menabung juga.             "Bohong aja terus." Gita akhirnya menyahut dengan kalimat yang lebih sopan daripada menyuruh Gilang mati tadi, seperti apa yang dikatakannya dalam hatinya.             Gilang menautkan alisnya saat mendengar jawaban dari Gita. "Gue enggak bohong Git, em, lo mau kan jadi teman gue?" Gilang kembali melemparkan pertanyaan yang membuat Gita rasanya ingin menyumpalkan kaos kaki kepada mulut Gilang.             Oke, walau Gilang dan Gita awalnya tidak terlalu akrab, tapi, Gilang dan Gita bukan dua orang yang bermusuhan, jujur saja, Gita lebih suka berteman dengan perempuan, daripada dekat dengan laki-laki dan berteman akrab dengan lawan jenis, karena Gita penganut paham, bahwa di seyia persahabatan lawan jenis, tidak ada yang namanya benar-benar bertaman, pasti di salah satu, atau ke duanya menyimpan perasaan, iya, walau Gita juga tahu, tidak semua orang begitu, tapi, Gita tidak mau saja, Gita khuwatir dnegan hatinya yang mudah rapuh ini.             "Iya Lang iya, kita temen." Gita menggelengkan kepala sekali lagi, saat melibat Gilang tersenyum lebar, sepertinya Ibunda Gilang mengidam nonton film kartun yang sangat lucu saat hamil Gilang, membuat Gilang terlahir dengan senyuman lebar seperti saat ini, dan sepertinya Gita hari ini menjadi perempuan yang beruntung, karena ia bisa melihat senyum manis Gilang dengan leluasa.                                             ***             "Git, akun i********: lo masuk ke lambe SMA Kartika Putri."             Uhuk             Gita tidak bisa menahan batuknya, saat mendengar kalimat itu, Lambe SMA Kartika Putri, ini gila, kenapa lagi coba dengan akun Gita, padahal Gita dari tadi pagi anteng-anteng saja, perasaan Gita juga tidak melakukan hal yang mampu mengundang gosip atau menjadi bahan gibahan orang, ah bukan dari tadi pagi dari tadi malam bahkan Gita tidak memegang ponselnya, karena Gita takut bila membuka akun instagramnya ia akan nelihat betapa mesranya Alvin dengan pacar barunya, ia masih takut, tangannya dengan tak sengaja menstalking akun laki-laki itu. Bahkan, Ibunya Gita juga sempat melontarkan pertannyaan yang membuat Gita termenung saat mendengarnya .             "Kamu masih sama Alvin kan?"             Dih, najis, ngapain masih bersama dengan laki-laki yang seperti itu, tapi jujur di dalam hati Gita yang paling dalam, ia juga masih sangat, bahkan masih masih masih sekali mencintai Alvin,  tapi Lidia, sangat tegas memperingati Gita bahwa ia takkan rela bila Gita kembali berhubungan atau menjalin kisah dengan Alvin. Bukan hanya memperingati Gita dengan kata-kata, bahkan Lidia sampai mengancam Gita, bilamana Gita berani-beraninya balikan dengan Alvin, maka Lidia tidak kan segan-segan menceburkan Gita di kolam sekolah.             Yaps SMA Kartika Putri memang SMA unggulan yang tak diragukan lagi dengan fasilitasnya, karena memang sebanding dengan fasilitas yang tersedia, juga sekolah yang dibuat senyaman mungkin, di SMA Kartika Putri banyak pohon yang bertebaran di depan sekolah, hingga ada di beberapa lapangan sekolah, dan juga ada sebuah danau yang di atasnya berhaburan bunga teratai, indah sekali rasanya, mampu menghilangkan rasa penat siswa dan siswi juga dewan guru saat sumpek dalam hal belajar mengajar.             Lidia juga sempat bilang, bila Gita berani-beraninya balikan dengan Alvin, maka tidak hanya menceburkan Gita ke danau, Lidia juga tidak akan mau berteman lagi dengan Gita, Lidia akan memutuskan hubungan pertemannya dengan Gita, pokoknya Lidia tidak mau lagi berteman dengan Gita.             "Foto gue yang mana yang masuk di situ?" kembali kepermasalahan akun lambe SMA Kartika Putri, Gita termasuk perempuan yang tidak pernah masuk ke dalam akun itu, karena, Gita tidak punya gebetan atau kekasih di SMA Kartika Putri, jadi tidak ada gosip yang menyebar tentang perempuan itu.             "Foto lo sama Gilang,” ujar lawan bicara Gita itu.             Mata Gita membulat, segitunya kah pesona Gilang hingga ia makan siang dengan Gilang di kantin sampai masuk akun begituan, ya ampun, sungguh Gita rasanya jadi artis saja kalau begini caranya.             "Kok lo bisa sama Gilang sih?" Lidia menatap Gita, ia ingin tahu kenapa temannya itu bisa makan dengan Gilang, padahal setahu Lidia, Gita jarang berteman dengan Gilang, tidak terlalu akrab sih.             "Mau tahu aja, atau mau tahu banget?" Gita menaik turunkan alisnya, mecoba menggoda Lidia yang kini sudah memutar bola matanya dengan malas, Gita diajak bicara serius? Mana bisa, keburuk ambyar duluan si Gita mah.             Lidia menaikan bahunya acuh tak acuh, dia tidak terlalu tertarik juga sih dengan urusan Gita dengan Gilang, tapi ia hanya mau tahu saja, kalau Gita tidak mau memberitahunya yaudah, Lidia juga tidak rugi.             Gita kembali berusara, saat melihat Lidia yang sudah tak lagi menanggapi ucapannya. "Dia jadi pengganti Alvin."             Mata Lidia jelas melebar, ketika mendengar ucapan Gita yang senak jidat itu keluar dari mulut Gita, Lidia salah apa Tuhan selama ini, kenapa Lidia bertemu dengan peremluan seperti Gita, yang bahkan sudah dianggap Lidia menjadi sahabatnya ini. "Ngayal," sahut Lidia sambil menoyor kepala Gita pelan. Gita ini ya, Lidia tahu betul luka yang ada di dalam hati Gita itu masih basah, masih belum bisa kering dengan cepat, karena, sudah dikatakan bahwa Gita dan Alvin sudah cukup lama berhubungan, dan ini semua juga tidak kemauan Gita untuk mengakhiri hubungannya dengan Alvin, ibarat kata, kalau tidak ada kasus perselingkuhan ini, Gita dan Alvin tidak mungkin membubarkan hubungan mereka, hanya saja kali ini, tingkah laku Alvin tengah sial, ia ditangkap basah oleh Gita tengah menduakan cintanya, ck ck ck.             Gita memalingkan wajahnya berlagak tidak terima dengan perlakuan Lidia tadi, enak saja dia menoyor kepalanya sambil mengatakan Gita menghayal, eh tapi benar Gita sedang menghayal tentang Gilang yang akan menjadi pengganti Alvin.             Lidia kembali melemparkan ledekan kepada Gita yang pura-pura merajuk itu. "Mana mau Gilang sama lo, tipe Gilang mah sama kayak Sita, mantannya, yang jauh banget dari lo."             Gita menatap Lidia kembali, bukan karena ia kesal habis ditoyor gadi, cuman karena ucapan terakhir Lidia yang membuat telinga Gita rasanya tidak enak. "kalau gue jadian sama Gilang, lo ngasih gue apa?" Gita malah melemparkan pertanyaan, yang sepertinya lebih bernada tantangan kepada Lidia.             "Gue kasih lo em …,” terlihat Lidia tengah berpikir keras, mencoba menebak apa yang dibutuhkan oleh perempuan itu. “Nomor ponselnya kak Indah," lanjut Lidia lagi.             "Najis! Gue gak mau sama Kak Indah," sahut Gita dengan tawanya yang lebar sambil menoyor kepala Lidia yang kini juga ikut tertawa karena melihat Gita yang marah sambil tertawa itu.             Kak Indah adalah Kakak kelas, yang juga extrakulierkulirnya sama dengan Lidia, Kak Indah itu jago sekali bernain Judo, bahkan sempat mendapat mendali emas saat olimpiade yang dilakukan tahun tadi.             "Kali aja lo frustasi karena Alvin, jadi belok arah." Lidia kembali menimpali saat tawa Gita sudah mulai reda.             "Amit-amit, amit-amit, gue gak segitunya kalih ah Lid."             Lidia mengangkat bahunya acuh, tapi sungguh, Lidia tidak berbohong dengan apa yang dikatakannya tadi, Gilang tidak mungkin suka dengan Gita, percaya saja, Lidia tidak akan salah dengan ucapannya kali ini, dan apalagi perempuan itu seperti Gita. Iya, Gita memang baik dan pintar, tapi dilihat dari deretan mantan Gilang yang sudah-sudah, Gita sama sekali tidak termasuk dalam perempuan yang akan diseriusin oleh Gilang, percayalan kepada Bunda Lidia ini.                                                     ---
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN