(1) Prolog
---
Dalam hidupku tidak ada yang namanya balas dendam, tapi kalau untuk membalas cintamu aku pasti bisa, mantan.
---
"Gue gak mau pulang sama lo!" Teriak Gita di depan wajah Iqbal dengan suara yang lantang, yang membuat murid SMA Kartika Putri menatap Gita dengan penuh tanda Tanya dengan ke dua orang itu.
Iqbal menatap Gita yang sudah menjadi mantannya itu dengan tatapan yang menyendu, Iqbal memang laki-laki yang punya tatapan sendu, seolah dengan itu ia bisa menghipnotis semua perempuan tunduk kepadanya
"Naik atau gue tinggal?"
Sagita Anindita yang biasa dipanggil oleh Iqbal dan murid SMA Kartika Putri itu dengan sebutan Gita pun hanya mengeluarkan napasnya secara kasar dan agak berbunyi, agar Iqbal tahu betapa kesalnya Gita kepadanya, dan saat ini perempuan itu tengah melakukan protes dengan apa yang Iqbal lakukan padanya, ini namanya pemaksaan, dan Gita tidak terima.
"Oke," jawab Gita dengan gampangnya, lalu ia menaiki motor Iqbal agar pulang bersama dengan laki-laki itu.
Di luar dugaan Gita, yang mengira perjalanan pulangnya akan semulus p****t bayi itu malah mengerutkan kening ketika, Iqbal yang bernama panjang Noer Iqbal Arif pun menghentikan motornya di tempat yang sunyi, jalan menuju rumah Gita.
"Kenapa berhenti?" Itulah suatu pertanyaan yang dengan mudahnya keluar dari mulut Gita, sedangkan yang ditanya Gita hanya diam saja, mengatur kata-kata yang masih ia susun untuk ia keluarkan, untuk ia perengarkan kepada perempuan itu.
Karena tak ada jawaban dari Iqbal, mau tak mau Gita turun dari motor Iqbal dan menatap Iqbal dengan tanda tanya yang besar di wajahnya, masih menuntuk jaw aban dari pertanyaanya itu.
"Kenapa, Iqbal?" Ulang Gita lagi dengan pertanyaan yang sama.
Iqbal akhirnya menatap Gita, lalu mengatakan sesuatu yang membuat detak jantung Gita semakin tidak bekerja dengan sehat, jantungnya benar-benar tidak bisa berhenti bedebar-debar setiap Gita berbicara dengan Iqbal, dengan mantannya itu. "Jangan ngebantah apa kata gue Gita, gue itu sayang sama lo, enggak bakal gue bikin lo celaka." Iqbal mengatakan kalimat itu dengan penuh penekanan disetiap katanya, berharap agar Gita tahu apa yang saat ini ia rasakan.
Putus dengan Gita benar-benar membuat Iqbal kelimpungan sendiri dengan perempuan itu, bahkan untuk mengantar Gita pulang saja, Iqbal harus memaksa perempuan itu, Iqbal sungguh takut tidak bisa menjaga perempuan itu lagi.
Bagaimana kalau nantinya Gita berdekekatan dengan orang jahat? Apa perempuan itu bisa menjaga dirinya? Apa nantinya Gita akan baik-baik saja, setelah benar-benar Iqbal lepaskan?
Gita hanya menggigit bibir bawahnya, semuanya serasa mimpi, saat Iqbal mengatakan kata "Sayang" kepadanya, kepala Gita pun mengangguk dengan cepat seolah ia sangat percaya dengan apa yang keluar dari mulut manis Iqbal, walau sebenarnya itu adalah kata yang benar adanya, yang terjadi diantara mereka berdua, Gita tahu Iqbal sangat menyayanginya, bahkan saat Gita meminta satu permintaan yang sangat dibenci oleh Iqbal pun, Iqbal menuruti apa yang dikatakan perempuan itu, walau awalnya Iqbal memang protes dan sangat tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Gita, tapi, saking sayangnya Iqbal dengan perempuan itu, Iqbal selalu mengiyakan apa yang dikatakan oleh Gita, walau pun itu sepahit hubungan mereka yang berakhir.
Bukan kah berakhirnya hubungan pacaran, Gita dan Iqbal bisa berteman kembali? Berteman tanpa adanya rahasia, juga tanpa adanya rasa, bisa kah? Siapa tahu?
---