Hendrik menenggak mineral dinginnya habis sampai ngos-ngosan sendiri. Bibirnya masih menggerutu kesal mengingat bagaimana ia harus mendapat satu meja bersama Hendra, si anak kelas unggulan yang terkenal rese seantero sekolah. Padahal sudah cukup kesal dengan program kelas gabungan. Sekarang ia harus dihadapkan dengan kenyataan pahit. Satu meja bersama Hendra Rajendra. Ingin sekali Hendrik berkata kasar sekarang. "Gak bisa begini, gue harus protes ke Pak Azzam. Pembagian kursinya sama sekali gak adil." Katanya sudah mencengkram botol bekas pada tangan. "Cih, Hendra doang elah. Cupu benar lo!" Sahut Eric yang sedang menyendokan mie ayam ke dalam mulut. "Elo bisa ngomong begitu karena teman sebangku lo si Gilang." Balas Hendrik tidak terima dikatai cupu. "Gue bosan tiap hari ketemu dia m