"Ayah!" panggil Dinda sedikit keras ke arah Ayahnya yang sedang berusaha menuntun motornya masuk ke halaman rumah. Terlihat peluh membasahi kening ayahnya. Dinda dan yang lainnya berjalan mendekat ke arah di mana Ayahnya memarkir motornya. "Kenapa motornya, yah? Mogok lagi?" tanya Dinda dengan dahi berkerut dan memerhatikan ayahnya yang nampak sangat lelah. Napas ayahnya masih naik turun hingga beliau sama sekali tak bisa menjawab pertanyaan dari Dinda, malah memilih duduk di teras parkir mobil sisi motornya. "Ambilin minum dulu, Din," pinta Prisa pada Dinda. Dinda mengangguk lalu buru-buru masuk ke dalam rumah untuk mengambilkan ayahnya minum. Mahesa mendekat setelah mengamati dengan seksama motor tua antik yang kini sedang tren dikalangan penyuka motor BC. Mahesa juga punya motor yang