Ailane tidak tahu apa yang harus ia perbuat.
Kejadian tadi sore sangat sangat membuat nya kepikiran. Bagaimanapun tidak kepikiran, bayangkan saja tadi sore jarak sekitar dua jam setelah ia pulang kerja tidak ada angin tidak ada hujan Rayhan tiba-tiba datang ke rumah Ailane.
Coba kalian tebak apa tajuan Rayhan datang ke rumah Ailane? Salah semua!
Jelas kalian tidak ada terfikir senekat ini Rayhan tiba-tiba datang ke rumah Ailane.
Rayhan tadi datang ke rumah Ailane dengan tujuan melamar gadis itu! Tidak! Kalian tidak salah membaca tulisan ini. Memang Rayhan sendiri yang datang kesini dan melamar Ailane.
Entah ini nama nya sebuah lamaran atau bukan yang jelas dari penangkapan Ailane laki-laki itu seperti sedang melamarnya.
Cerita nya seperti ini....
Saat ini Ailane memang sedang berada di rumah seorang diri karena kedua orang tua nya belum pulang.
Ia habis selesai membersihkan rumah dan juga mandi. Bahkan handuk nya saja masih terlingkar di atas kepala nya.
Ailane lapar namun tidak ada makanan disini. Mungkin Sarah lupa menyediakan makanan untuk anak nya.
Karena setiap hari Sarah pasti selalu menyediakan makanan saat Ailane pulang bekerja. Biasanya siang atau satu jam sebelum anak nya pulang, Sarah atau tidak Indro pasti pulang ke rumah untuk menyiapkan makanan.
Namun bukan kali ini saja, jika warung nya sangat ramai biasa nya juga tidak bisa pulang ke rumah dan menyediakan Ailane makanan. Atau tidak mereka lupa.
Jika sudah seperti ini, ia lapar namun tidak ada makanan yang tersedia biasa nya ia datang ke warung untuk makan sekaligus bantu-bantu disana sampai warung tutup.
Ia melepas handuk yang melingkar di kepala nya dan menyisir rambut nya.
Ia ingin sekali potong karena rambut nya sudah lumayan panjang. Ailane memang suka memiliki rambut panjang, ia juga merasa jika saat rambut nya panjang aura kecantikan nya jauh lebih terpancar. Dalam artian saat ia memiliki rambut panjang ia akan merasa cantik setiap waktu.
Namun kembali lagi, pekerjaan nya kini seperti tidak mengizinkan Ailane untuk memiliki rambut yang panjang.
Memang sih, pekerjaan nya terlalu berpotensi untuk mengeluarkan keringat jauh lebih banyak ketimbang pekerjaan nya dulu.
Berbeda saat ia masih bekerja di sebuah tempat penitipan anak. Meskipun rambut nya panjang tidak masalah karena ruangan disana ber AC.
Bisa saja ia menguncir rambut nya saat bekerja sekarang. Tapi terkadang kepala nya terasa berat saat dikuncir terlalu lama.
Ia memotes sedikit pelembab di wajah nya.
Beberapa hari ini ia memakai pelembab dengan harga terjangkau karena tidak mampu beli pelembab dengan harga yang mahal.
Wajah nya akhir-akhir ini seperti merasa kering. Mungkin karena ia terlalu sering mencuci muka nya.
Ia pernah mendengar seseorang yang mengatakan sesuatu kepada nya. Jika tidak baik mencuci muka terlalu banyak dalam sehari karena akan menyebabkan wajah kita menjadi kering.
Entah benar atau tidak namun semenjak tiga atau empat hari belakangan diri nya memang sering mencuci muka.
Sehari ia bisa mencuci muka lebih dari lima kali sehari.
Bagaimanapun tidak sering mencuci muka? Ailane tipe orang yang mudah terganggu dengan keringat nya sendiri.
Jadi saat wajah nya berkeringat ia tak tahan. Tak cukup dengan mengelap nya dengab sebuah handuk kering atau tisu. Ia pasti langsung mencuvi muka nya.
Ia juga sudah mengganti baju nya sekarang.
Ia kini menggunakan sebuah training panjang menggantikan celana pendek diatas lutut yang sedari tadi ia gunakan.
Ia tak tidak suka kadang saat memakai celana pendek dan mendapatkan tatapan aneh dari tetangga di sekitar nya.
Terkadang orang mudah sekali menilai seseorang hanya dari penampilan nya saja.
Orang yang memakai pakaian yang minim belum tentu orang tersebut rusak atau tidak baik. Begitupun sebaliknya, orang yang bisa menggunakan baju yang tertutup, buka berati seseorang itu selalu berperilaku baik.
Kadang ada seseorang yang sering memakai baju yang terbuka namun sering mengaji dan sholat. Sedangkan orang yang memakai baju tertutup jarang sekali mengaji dna juga sholat.
Kita sama-sama pendosa. Hanya saja kita berbeda jalan dalam megambil dosa kita masing-masing. Hanya Tuhan saja yang bisa menilai baik-buruk nya kita.
Ia teringat akan dulu saat ia ingin bekerja di club' malam hanya karena ia butuh uang. Untung saja ada Sean yang mengeluarkan nya di dunia malam itu sebelum ia terperosok lebih dalam disana.
Ailane mencabut ponsel nya yang sedari tadi saat pulang kerja ia cas.
Ia tak melihat ada sebuah notifikasi dari Sean. Terakhir mengirimkan nya sebuah pesan Sean berpamitan akan pergi mengantar sepupu nya ke bandara untuk kembali lagi ke luar negeri. Padahal kata nya akan pindah kesini namun tidak jadi.
Seumur hidup Ailane tidak pernah yang nama nya pergi ke bandara karena ia tak pernah naik pesawat. Ia juga takut naik pesawat. Ia tak terlalu suka dengan ketinggian.
Ia mendengar sebuah suara ketukan pintu.
Ah mungkin kedua orang tua nya karena ia sedang mengunci pintu sore ini. Memang ia tak terbiasa mengunci pintu, ia mengunci pintu karena sepulang ia kerja tadi ia mencuci pakaian di belakang sana.
Ia takut jika ada seseorang yang tiba-tiba masuk begitu saja dan ia tak bisa mendengar nya. Alhasil ia memilih untuk mengunci pintu sore ini.
Ailane membukakan pintu dan terkejut saat yang sedang berada di luar adalah Rayhan buka kedua orang tua nya.
Rayhan rapi sekali. Ia menggunakan sebuah kemeja yang digulung dan juga celana jeans. Bukan kemeja yang digunakan saat tadi berangkat bekerja. Ia bertemu dengan Rayhan tadi dan laki-laki itu sedang memakai jas karena ada meeting besar hari ini.
"Ray kamu kenapa disini?" Tanya Ailane baik-baik.
Jika Rayhan akan mengajak nya keluar sore ini ia pasti akan menolak nya. Tubuh nya capek lebih baik ia gunakan waktu nya untuk membantu kedua orang tua nya di warung daripada keluar dengan Rayhan.
"Orang tua kamu ada ay?"
Ailane menggeleng, " Gak ada. Ini aku mau ke warung mereka. Kamu mau ikut Ray?" Tawar Ailane.
"Mereka pulang nya jam berapa?"
"Engga tau si. Kalau jam segini belum pulang biasa nya habis Maghrib ntar udah di rumah." Ailane melirik jam dinding yang tertempel di dinding ternyata sudah jam lima sore.
"Aku tungguin disini kamu gak keberatan? Aku nunggu diluar kok ay biar kamu gak diomongin tetangga." Ucapan Rayhan benar juga karena posisi nya Ailane sedang berada di rumah sendirian.
Sebentar, ada apa ini? Kenapa tiba-tiba Rayhan mencari orang tua nya dan sampai rela menunggu kedua orang tua nya pulang?
"Kenapa kamu cari orang tua aku ray?" Tanya Ailane lagi.
"Aku ada perlu sama mereka ay,"
"Perlu apa?" Desak Ailane karena Rayhan tak kunjung menyebut kan urusan apa antara kedua orang tua nya dan juga dirinya.
"Nanti aja ya ay, kamu nanti bakal tau sendiri. Yang terpenting aku ada urusan penting banget sama orang tua kamu." Rayhan masih tak mau jujur apa urusan sebenarnya yang malah membuat jantung Ailane berdebar.
Ailane menatap Rayhan penuh dengan kecurigaan namun Rayhan langsung menyadari kecurigaan Ailane itu.
"Tenang saja ay, bukan sesuatu yang buruk yang mau aku sampein sama orang tua kamu nanti."