I'm not sure with u Ailane

1031 Kata
Benar, mulai dari mandi hingga makan yang menjalankan semua tubuh nya adalah Sharena bukan ailane. Ailane kini membereskan makan nya. "Nak kamu sudah kenyang?" Tanya Sarah kepada anak nya. Tak biasanya Ailane makan sedikit saat sarapan. Padahal hari ini menu nya adalah kesukaan Ailane, yaitu dendeng balado. Ailane tak menjawab, ia meninggal kan Sarah begitu saja dan pergi mencuci piring nya. "Ailane, ibu pergi dulu ke warung ya kalau begitu?" Pamit Sarah. Ailane masih bungkam, ia mencium tangan ibu nya seperti biasa. Sarah merasa ada yang tidak beres dengan anak nya itu. Namun tanggal segini adalah tanggal anak nya datang bulan. Mungkin Ailane sedang datang bulan yang menyebabkan gadis itu hanya diam saja saat diajak berbicara. Karena Ailane selalu banyak diam saat sedang mendapat tamu bulanan. Perut nya melilit rasa nya dan membuat nya tidak ingin mengobrol denga. Siapa-siapa saat sedang datang bulan Ailane menunggu Sean di ruang tamu dan duduk di atas sofa nya. Ia layak nya seorang robot sekarang, ia dijalan kan setiap gerak tubuh nya oleh sebuah jiwa penasaran yang terus menginginkan untuk masuk ke dalam tubuh nya. Sean keluar dari mobil. Ia memanggil Ailane agar segera pergi berangkat bekerja dengan nya. "Om Sean!" Ailane berjinjit dan mengalungkan tangannya di leher Sean karena perbedaan tinggi mereka yang jauh. Ailane tak sampai di bahu Sean. Cup! Kecupan ringan mendarat di pipi kanan Sean. Sean merasa mood nya melonjak di titik paling bahagia nya. "Ayo mau berangkat sekarang?" "Iya!" Ailanae memeluk Sean dari samping sampai mereka berdua sampai ke dalam mobil. Sean memasangkan sabuk pengaman kepada Ailane. Cup! Satu kecupan lagi diberikan Ailane kepada Sean. Memang Sean menyukai Ailane yang manja seperti ini namun ia juga heran perubahan sikap Ailane yang langsung berubah drastis. Ia takut jika gadis itu sedang menyembunyikan sesuatu. Kira-kira apa yang di sembunyikan Ailane dari Sean? Seandainya saja Sean tahu jika sebenarnya Ailane tidak sedang menyembunyikan sesuatu. Hanya saja bukan ailane yang asli yang sedang berada di samping nya itu. Sean mencoba menerima sisi positif dari perubahan sikap Ailane ini. Yaitu ia tak perlu lagi merayu Ailane agar memaafkan nya. Di dalam raga nya Ailane merasa sakit sekali karena posisi nya diganti oleh arwah Sharena. Ia hanya bisa berdiam diri saja. Ia takut jika roh nya terus-terusan terkunci di dalam sana dan arwah Sharena lah yang terus menguasai diri nya. Sudah hampir mendekati sampai ke perusahaan tempat mereka bekerja. Ia melewati sebuah tempat duduk di pinggir jalan yang biasa Ailane gunakan untuk berhenti dan turun dari mobil Sean saat diantar oleh laki-laki itu. Kenapa kali ini Ailane tidak menyuruh Sean agar berhenti di situ? Tak apa Sean juga tak keberatan. "Kamu turun bareng saya?" "Iya lah om! Mau turun dimana lagi coba aku? Di pinggir jalan? Hihi." Kekeh Ailane. Lihat? Sean seperti merasa asing sekali dengan perubahan sikap Ailane itu. Biasa nya juga gadis itu yang kekeh selalu minta agar di turunkan di pinggir jalan agar tidak membuat heboh warga kantor. Ia terus meyakinkan diri nya sendiri jika yang sedang berada di depan nya itu adalah Ailane. Sean memarkirkan motor nya. Saat turun, Ailane mengalungkan tangan nya di pinggang Sean. Sean membalas tangan itu dan merengkuh pinggang Ailane dari samping. Dari lobby semua orang memperhatikan kedua nya namun mereka hanya berani menatap nya saja. Ingin di pecat Sean jika ada yang berkomentar pedas di depan nya? Risma melewati mereka dan menatap Ailane dengan tatapan yang tajam. Ailane balik melirik tajam ke arah Risma. Mungkin keuntungan arwah Sharena masuk ke dalam tubuh Ailane adalah keberanian Ailane saat melawan atau memberontak terhadap sesuatu akan naik drastis. Karena semasa hidup nya dulu saat berada di sekolah tak ada satupun murid di sekolah Sharena yang berani mencari gara-gara terhadap gadis itu. Dari lobby hingga ke ruangan Sean, Ailane sama sekali tak melepaskan genggaman nya pada laki-laki itu. "Kamu mau masuk?" Tawar Sean. Ailane seperti menimbang sesuatu. Namun kemudian ia mengangguk ragu. Sharena ingat jika Ailane tipe orang yang malu-malu. Gadis itu tak akan langsung mengiyakan semua yang Sean tawarkan. "Emang boleh?" Sean mencolek dagu Ailane. "Tentu saja, mari masuk." Ailane duduk di sofa. Ia tak tahu biasanya yang akan dilakukan saat masuk ke ruangan Sean itu apa. Alhasil ia hanya duduk dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Sedangkan Ailane yang asli ia ketar-ketir jika Sharena akan berbuat sesuatu yang nekat diluar kendali diri nya. Jika sudah begitu sama saja keluar dari sifat aklane selama ini. Sean memberikan satu kotak s**u dingin kepada Ailane. Ailane meminumnya. s**u di pagi hari ternyata enak. Ia jarang minum s**u saat pagi hari karena tidak mengenyangkan bagi nya. Tok! Tok! Tok! Ailane langsung berdiri dari tempat duduk nya. Ternyata itu sekertaris pribadi Sean yang mnegetuk pintu. "Eum pak saya kembali bekerja dulu. Saya berjanji tidak akan mengulangi kejadian kemarin lagi." Alibi ailane agar sekretaris Sean itu tidak curiga. Ailane meninggalkan ruangan Sean. Ia mengambil peralatan bersih-bersih nya baru lah ia membersihkan area sekitaran lorong. Ia melihat Risma sedang b******u dengan pegawai kantor lain nya yang tidak Ailane kenal. Arwah Sharena kembali mengambil alih. Ia mengeluarkan ponsel nya dan memvideo Risma dan laki-laki itu sedang b******u mesra. Dasar tidak mau mengeluarkan uang! b******u di hotel sana jangan di kantor seperti ini apalagi di tempat yang cukup terbuka. Ailane membuat sebuah akun fake dan memposting video Risma itu karena inisiatif Sharena. Jika Ailane sendiri tidak mungkin ia memiliki inisiatif seperti ini . Ailane tersenyum licik saat setelah memposting video itu. Setelah itu barulah ia pergi dari sana dan membuang sampah-sampah dari tempat sampah kantor yang sudah penuh. Ailane berpapasan dengan rayhan. Arwah Sharena membiarkan Ailane sebentar saja agar dapat mengendalikan diri nya sendiri untuk menghadapi rayhan. Ia tak suka jika menghadap orang selain rayhan. Ailane tersenyum girang, ia mengira jika Sharena sudah mengembalikan tubuh nya seperti sebelumnya. Ternyata tidak. "Ailane kamu kenapa? Kelihatannya panik?" Tanya Rayhan. Jelas Ailane panik! Gadis itu takut jika sewaktu-waktu Sharena akan mengambil tubuh nya lagi. "Engga apa-apa kok." "Yakin kamu gapapa?" Desak Rayhan agar gadis itu bercerita apa yang sebenarnya sedang terjadi. "Iya Rayhan." "Kamu gak mau cerita sama aku?" Rayhan masih terus mendesak nya. Sharena sudah muak melihat Rayhan yang terus berbasa-basi tidak jelas dan juga tidak penting. Ia kembali mengambil alih tubuh Ailane dan meninggalkan Rayhan pergi begitu saja.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN