Ailane pagi ini mimpi buruk. Kejadian saat ia koma dulu tiba-tiba menghantui pikiran nya.
Lima tahun yang lalu Ailane pernah koma selama beberapa bulan. Dokter memprediksi kan jika kemungkinan Ailane untuk sembuh kecil sekali karena melihat kondisi Ailane yang tak kuat. Sangat lemah.
Namun seperti mendapat sebuah mukjizat entah dari mana Ailane tiba-tiba bangun karena ada sebuah cahaya yang melintasi tubuh nya.
Memang tak ada yang tahu hal itu. Bahkan ia juga tak tahu ada sebuah cahaya yang menembus di tubuh nya.
Masih setengah empat pagi.
Seperti ada seseorang yang membangunkan nya dan membuat Ailane tidak merasakan rasa kantuk lagi.
Padahal biasanya jika ia terbangun jam segini ia akan menarik selimut nya dan lanjut tidur.
Ailane meminum air putih satu gelas. Ia merasa dehidrasi karena semalaman tidak minum air.
Nyesssss....
Aingin dingin menerpa kulit nya.
Mungkin hawa pagi hari sangat dingin sekarang. Ia sampai harus mematikan kipas angin karena takut masuk angin.
Kipas nya sudah ia matikan. Dan suhu di ruangan ini menjadi sangat gerah entah karena apa. Mungkin karena kipas nya ia matikan.
Nyesssss.....
Angin dingin itu datang kembali. Membawa sebuah hawa dingin yang menyelimuti seluruh penjuru ruangan.
Namun dingin kali ini berbeda. Dingin nya menujuk sampai ke tulang.
"Ailane...."
Bisikan itu kembali terdengar di telinga nya. Karena ia sudah menemukan sebuah cara agar bisikan itu menghilang, kini ia mempraktekkan nya.
Yaitu berusaha bodoamat pada bisikan itu dan tidak merespon apa apa.
Biasa nya setelah ia melakukan cara itu beberapa detik kemudian bisikan itu langsung tidak terdengar dan menghilang. Namun sekarang bisikan itu kenapa masih terdengar juga?
"Ailane... Ingat dengan ku hihi...."
Tiba-tiba ada suara tawa seseorang perempuan yang terputar dengan jelas di otak nya.
Ailane langsung khawatir, takut jika sesosok yang sudah lama tak menampakkan diri nya itu kembali lagi.
Benar! Ia melihat ada seorang perempuan dengan wajah hancur mengintip dari balik lemari nya.
Rambut nya berwarna merah mudah namun penuh dengan darah dan terlihat kusut.
"Sharena?" Tanya Ailane pelan.
Sesosok itu merespon nya. Sesosok itu mulai menampakkan seluruh bentuk tubuh nya yang berlumuran darah.
Ailane berusaha tetap tenang dan bersikap biasa saja. Jantung nya sudah mau copot dan ingin terkencing di lantai.
Ia takut jika ia mengeluarkan sebuah respon yang berlebihan akan menggangu sosok itu dan kemudian menyerang nya.
Sesosok itu semakin berjalan mendekat. Ailane memundurkan tubuhnya hingga menatap tembok.
Tak ada jalan keluar lagi itu menghindari sesosok itu.
Tak ada keberuntungan yang berada di pihak nya.
Sesosok memancarkan sebuah cahaya yang sangat terang sekali kemudian meredub.
Sesosok itu menembus masuk tanpa permisi ke dalam tubuh Ailane begitu saja. Menguasai setiap gerakan tubuh Ailane setelah ini.
Itu Sharena, yang berada di dalam tubuh Ailane. Jiwa Ailane terkunci di dalam raga nya sendiri, semua kini dikendalikan oleh Sharena.
Ada sebuah keringan yang masih belum tersampaikan bagi Sharena sebelum kematiannya. Hanya lewat dengan tubuh Ailane ia bisa menjalankan rencana nya.
Ailane berusaha mengambil alih Raha nya namun aura arwah Sharena jauh lebih kuat ketimbang diri nya.
Hari ini kita akan melihat seberapa hebat arwah Sharena dalam mengendalikan tubuh seseorang.
Ailane (yang sekarang di dalam nya sedang berisi arwah Sharena) mengambil ponsel dan menelfon seseorang.
Ailane memencet nama Sean dan mulai menelfon nya pagi-pagi sekali buta seperti sekarang.
"Halo? Ada apa Ailane?" Suara bariton setengah serak milik Sean langsung terdengar. Ia selalu sedikit bergidik saat mendengar suara Sean saat bangun tidur. Terdengar seksi mungkin?
"Om nanti anterin aku kerja yaa?" Suara manja Ailane kini membalas suara berat Sean.
Sean di sana yang masih belum sepenuhnya terkumpul nyawa nya langsung duduk tegap dan dalam mode siap seratus persen mendengar suara manja Ailane. Asupan pertama nya saat ia bangun tidur pagi hari ini.
Apa Sean sedang bermimpi sekarang? Kenapa tiba-tiba Ailane bersikap manja terhadap nya? Bagaimana ini?
Tentu saja jawabannya tidak! Itu memang nyata dan Ailane yang menelfon nya. Namun ada sebuah arwah yang membuat Ailane melakukan ini. Sebaiknya Sean tidak terlalu percaya diri saja.
"Ailane kamu ingin saya menjemput kamu?" Tanya Sean setengah tidak percaya.
"Iya om Sean... Om Sean gak mau jemput aku?" Suara Ailane berubah menjadi nada sedih.
Seperti banyak kupu-kupu yang berterbangan di perut Sean sekarang.
Ia mengira jika Ailane tak akan bisa bersikap sama seperti dulu lagi. Ternyata ia salah.
Ia berjanji tidak akan menyakiti atau berbuat kasar kepada gadis itu lagi.
Dicuekin beberapa hari oleh Ailane saja sudah membuat nya panas dingin. Kapok sekali rasanya.
Kedepan nya Sean tidak akan lagi mempercayai gosip murahan yang mengatas namakan Ailane. Jika ada seseorang yang memberikan sebuah informasi tentang Ailane ia harus mengecek nya betul-betul bila perlu Ailane harus mengklarifikasi nya sendiri agar tidak terjadi kesalah pahaman lagi.
"Jangan berbicara seperti itu Ailane. Kamu ingin saya jemput jam berapa?" Tanya Sean.
"Terserah om yang penting kita tidak terlambat."
"Om Sean..." Panggil Ailane manja.
"Kenapa Ailane?"
"Aku kangen sama om Sean..." Goda ailane.
"Cepet jemput aku ya om, biar kita bisa berduaan di dalam mobil hihi."
Sean melongo tak percaya. Usia nya memang sudah tak muda lagi. Namun ia seratus persen yakin jika pendengar nya itu masih berfungsi dengan baik. Lalu kenapa yang diucapkan Ailane tadi serasa mengambang di telinga nya dan tidak masuk akal di otak nya?
"Om Sean masih dengerin aku?" Tanya Ailane kemudian saat tidak mendengar sepatah kata respon dari mulut Sean.
Ia takut jika Sean kembali tertidur dan tidak jadi menjemput nya. Sia-sia arwah Sharena susah payah berusaha untuk masuk ke dalam tubuh Ailane.
"Iya Ailane, kamu bilang apa tadi?"
"Om Sean belum mandi pasti ya? Pantes bau acem nya sampe sini hihihi..." Gurau Ailane diselingi tawa menggemaskan bagi Sean.
Sebenarnya jika orang biasa yang mendengar tawa itu pasti akan langsung bergidik ngeri. Bagaimana tidak? Yang tertawa adalah Sharena tadi cekikikan seperti hantu.
Namun Sean telah dibutakan atas rasa cinta nya kepada Ailane. Ia sampai tak menyadari suara tawa tadi yang menyeramkan namun tetap saja terdengar menggemaskan di telinga Sean.
Sean tidak percaya tumben sekali Ailane seperti ini. Biasa nya yang sering menelpon duluan adalah Sean.
Jika setiap hari Ailane bersikap manja seperti ini terhadap diri nya jelas Sean akan merasa sebagai laki-laki paling berbahagia di dunia.
Sean tak butuh wanita lain selain Ailane.
Apa kalian ingat saat waktu itu Sean memposting sebuah story pada i********: nya yang terlihat ia makan di sebuah restoran mewah dengan seorang wanita cantik?
Itu sebenarnya adalah sepupu nya yang baru pulang kuliah dari Australia. Tak banyak orang yang tau jika itu adalah sepupu nya. Kecuali orang yang mengerti seluk-beluk beluarga Sean.
Ia menggunakan kesempatan itu untuk membalaskan dendam nya kepada Ailane saat ia melihat ada sebuah foto ciuman antara Ailane dan juga Rayhan padahal itu semua tidak nyata dan hanya sebuah editan saja.
"Ailane kamu tidak sedang kerasukan sesuatu atau apa kan Ailane? Kamu berbeda sekali hari ini." Tanya Sean ngasal lewat telfon itu.
Benar Sean! Ailane sedang kerasukan arwah mantan kekasih nya yang meninggal beberapa tahun yang lalu.
Sharena masih belum sepenuhnya merima kematian nya karena belum menikah dengan Sean.
Ia mungkin setelah ini akan jauh lebih sering masuk ke dalam tubuh Ailane untuk memenuhi semua keinginan nya yang belum sempat ia penuhi semasa ia hidup dulu.
"Ailane, saya akan mandi dan akan menjemput kamu setelah ini."
Tut----
Mereka berdua sudah tidak terhubung lagi lewat sebuah telfon yang menghubungkan kedua nya seperti tadi.
Ailane melihat semua ini dari dalam. Ia ingin memberontak namun tak bisa karena kalah dengan arwah Sharena yang jahat dan kuat itu.