Saat masuk ke ruangan kerjan nya Ailane langsung di sambut baik oleh teman-teman nya. Mereka satu persatu menanyakan bagaimana kondisi tubuh Ailane sekarang karena sewaktu Ailane tak sadar kan diri wajah nya pucat sekali. Apalagi di tambah wajah Sean yang tampak khawatir waktu itu.
Nita juga mengatakan jika saat Sean menggendong nya untuk membawa nya ke rumah sakit, kantor tiba-tiba ramai orang berkumpul, mereka penasaran karena baru kali ini Sean perhatian dengan kondisi tubuh salah satu karyawan nya.
Banyak orang yang memuji kecekatan Sean dalam hal membawa Ailane ke rumah sakit.
Mereka tak tahu saja jika sebelum ia tak sadar kan diri posisi nya ia sedang bersama dengan Sean.
Mereka juga memiliki pemikiran jika Ailane di pecat karena baru saja menjadi karyawan baru namun sudah tak masuk bekerja dengan waktu yang sangat kan.
"Engga, pak Sean sendiri yang waktu itu ngasih aku cuti." Jawab Ailane. Mereka hanya menganggukkan kepala tanda paham.
Alarm yang sengaja di pasang di jam-jam tertentu pada ruangan itu kini berbunyi. Alarm pertama pertanda jika waktu nya jam masuk.
Seperti biasa mereka akan berkerja dan membersihkan ruangan-ruangan yang kotor. Dan juga membuang sampah saat tempat sampah kantor di rasa sudah penuh.
Ailane membuang sampah-sampah yang berada di tempat sampah untuk di buang ke bak sampah yang cukup besar dan posisi nya berada di luar kantor.
Kini ia membersihkan kamar mandi. Astaga lantai kamar mandi nya kotor sekali, apa tak ada yang pernah membersih kan kamar mandi ini?
Ailane mulai mengepel kamar mandi itu yang sangat kotor dan bau.
Brak!
Tiba-tiba pintu kamar mandi di buka dengan cara di banting kencang oleh seseorang membuat Ailane yang semula tenang mengerjakan pekerjaan kini kaget sekali karena sudah kencang itu.
Ailane melihat siapa yang membanting pintu itu kencang, dan melihat itu bukan nya wanita yang suka berpakaian ketat dan kerap kali menggoda Sean?
Ailane tak berani untuk menegur wanita itu karena ia sadar posisi nya sebagai apa disini. Dan jabatan wanita itu tentu jauh lebih tinggi ketimbang dirinya yang hanya menjadi seorang cleaning servis.
Ia mencoba melanjutkan pekerjaan nya tanpa memperhatikan apa yang sedang wanita itu lakukan disini.
Namun tiba-tiba.....
Wanita itu menarik tangan Ailane dan memojokkan Ailane di tembok.
"Akhirnya Lo masuk juga!" Bentak wanita itu tepat di depan muka Ailane. Ailane sampai harus menutup mata nya karena kaget di bentak tiba-tiba seperti ini oleh wanita itu.
"Ada hubungan apa Lo sama Sean?" Tanya perempuan itu dengan nada yang tidak baik-baik saja terkesan sangat nyolot dan kasar.
Ailane menggeleng takut, "S-saya tidak punya hubungan apa-apa dengan pak Sean." Jelas Ailane.
Sungguh, Ailane takut sekali sekarang. Ia tak tahu kesalahan nya apa namun wanita itu menyeret tangan nya dan membentak nya kencang kencang.
Ia melihat name tag wanita itu, bernama Melinda. Nama nya saja yang bagus, tapi tidak untuk tingkah laku nya.
Melinda kini menarik rambut Ailane dan membuang kunciran rambut yang mengikat rambut Ailane. Ailane sampai mendongak kan kepala mengikuti tarikan rambut Melinda agar tak seberapa sakit. Tapi sama saja, tenaga Melinda dalam menarik rambut nya mampu membuang kepala nya sakit.
"Gue ingetin sekali lagi sama Lo, awas aja sampai gue tau Lo masih keganjenan sama Sean? Gue enggak akan tinggal diam!"
Melinda melepas cengkraman tangan nya pada rambut Ailane.
Kemudian Melinda mendong tubuh Ailane menyebab kan gadis itu tersungkur jatuh di lantai.
Melinda sudah keluar dari sini menyisakan Ailane yang berada disini seorang diri.
Ailane tak tahu harus apa, ia masih kaget akan perlakuan Melinda terhadap diri nya. Ia hanya bisa menangis dan menunggu seseorang hingga datang dan menolong.
Ia memegangi kepala nya yang terasa pusing karena jambakan Melinda. Untung saja ia belum mengepel bagian lantai yang ia duduki sekarang sehingga saat ia terjatuh dan terduduk di lantai ini pakaian nya tidak lagi kotor.
"Sakit,"