Ailane sebenarnya ingin hari ini mengambil cuti satu hari dan berkelana untuk mencari pekerjaan yang lebih layak dari ini.
Sedari semalam ia serasa kurang tidur, ia melihat di koran dan mencari info lowongan pekerjaan di internet hingga dini hari. Mungkin kemarin Ailane tidur sekitar pukul dua pagi.
Ia tak menemukan apa-apa dari hasil begadang nya. Maksud nya, banyak memang lowongan pekerjaan namun syarat untuk melamar disana tidak sesuai dengan kriteria diri Ailane.
Kebanyakan minimalis pendidikan adalah D3 dengan jurusan apapun. Apalah daya Ailane yang hanya bermodalkan lulusan SMA ini?
Kenapa ia lahir di tengah keluarga yang kurang harta? Tuhan maafkan Ailane karena sering mengeluh kepada mu.
Memang ia lahir di keluarga yang sedikit kekurangan, namun dalam keluarga nya selalu terlimpahkan kasi sayang yang banyak dari kedua orang tua nya.
Ailane sebenarnya sudah sedikit tak memiliki semangat yang menggebu-gebu seperti dulu lagi saat pertama kali bekerja menjadi cleaning servis.
Bukan nya apa-apa atau tidak bersyukur, ia bersyukur sekarang masih bisa memiliki pekerjaan yang layak. Namun kembali lagi, setiap manusia pasti memiliki rasa kurang puas.
Ia harus bisa lebih dari ini. Jika kali ini gaji nya tiga juta perbulan suatu saat ia harus bisa minimal lima juta perbulan. Berkhayal saja dulu, kemudian kita harus mewujudkan khayalan kita.
Seperti biasa kehidupan Ailane yang sangat monoton ini. Ia sudah menyiapkan bekal dan juga siap ke kantor.
Ia tak sabar ada kejutan apa lagi setiap hari nya saat ia berada di kantor. Entah berurusan dengan Risma atau berurusan dengan Sean. Padahal ia selalu diam tak pernah mencari gara-gara terlebih dahulu.
Huft! Apa ia harus keluar dari pekerjaan nya ini?
Jika keluar belum menemukan pekerjaan yang lain. Berbeda cerita jika ia sudah diterima di pekerjaan lain ia akan keluar dari kantor Sean.
Jika saumpama ada kantor lain yang menerima Ailane bekerja dengan gaji yang sama saja seperti gaji nya saat ini mungkin Ailane lebih memilih keluar dari sini dan bekerja di tempat baru nya.
Bagaimana ya? Kadang Ailane merasa tak bisa kerja fokus akibat ulah Sean dan juga karyawan nya.
Ada saja halangan saat ailane ingin melamar pekerjaan di tempat lain. Entah itu persyaratan pendidikan, tinggi badan, dan masih banyak lagi. Seperti hanya kantor ini saja yang menerima dirinya apa adanya. Eitsss jangan salah, ia keterima disini juga ada sebuah campur tangan Sean.
Ailane pagi ini tak ada semangat kerja. Atau mungkin untuk kedepan nya nanti Ailane akan kehilangan minat nya disini? Astaga jangan sampai! Ailane masih butuh uang.
Ia kemudian teringat ucapan ibu nya yang membuat Ailane kembali melamun.
"Menjadi dewasa itu keras nak. Kamu bukan hanya siap tenaga saja, namun siapkan mental mu juga. Jangan menjadi seseorang yang lemah hanya karena ucapan dan kemauan mu sendiri. Jika kamu sudah bekerja nanti, jangan pernah kamu keluar dari pekerjaan nya hanya karena itu tak sesuai dengan minat mu. Kamu sudah mendapat pekerjaan itu, tanda nya kamu sadar dengan pilihan kamu. Jalani saja, hingga kamu menemukan kenyamanan mu sendiri."
Dari situ ia kembali terfokus pada kalimat yang di ucapkan ibu nya beberapa tahun yang lalu. Saat SMA dulu ibu nya mengucapkan kalimat itu.
Ada benarnya juga saat ia memahami kalimat itu sekarang.
Jika dulu ia tak mengerti. Pemikiran nya dulu masa ada sih seseorang yang tidak nyaman dengan pekerjaan mereka sendiri? Padahal mereka sendiri yang melamar untuk bekerja disana.
Sekarang ia sudah tau jawaban nya. Mungkin seseorang terpaksa untuk bekerja di sana karena tidak ada sebuah pilihan lain.
Seperti diri nya. Cleaning servis bukan pekerjaan yang ia inginkan. Namun hanya cleaning servis yang memenuhi kriteria nya. Alhasil Ailane terpaksa untuk bekerja disana.
Menjadi dewasa sangat menyakitkan dan sering membuat tidak nyaman.
Jika tahu dewasa akan sesulit ini Ailane ingin terus menjadi seorang anak kecil yang hanya tau bermain saja.
Jika ia ingin bermain tinggal bermain saja. Lapar makan. Siang tidur siang, dan sebelum tengah malam sudah pergi tidur.
Hidup nya saat anak-anak dulu sangat teratur. Tak ada apa-apa, atau bahkan semua anak kecil di dunia ini hidup nya sangat teratur.
Tidak seperti sekarang, jam tidur nya berantakan. Ia terus memikirkan bagaimana cara agar ia bisa terus bertahan hidup di dunia yang sangat kejam ini.
Kringggg-----
Lamunan ailane menjadi buyar seketika mendengar bunyi telfon itu.
Astaga! Sudah pukul setengah tujuh! Biasa nya setengah tujuh ia sudah berada di kantor nya. Apa masih sempat ia masuk ke kantor?
Ia tak mau terkena SP karena telat masuk. Ailane mengangkat telfon itu panik. Dan langsung menempelkan ke telinga nya tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang menelpon nya.
"Halo siapa ini?" Suara Ailane membuka percakapan di telepon sedikit bergetar karena ia sedang panik sekarang.
Jika tidak diangkat telepon ini ia tak tahu penting atau tidak isi nya. Namun jika ia mengangkat telfon ini seperti sekarang akan membuat diri nya semakin telat bekerja. Ia harus mempersingkat waktu.
"Ailane ini saya!" Jawab Sean tidak terima. Sean sudah memikirkan jika Ailane menghapus kontak nya.
Ailane tersentak sebentar, ia menjauhkan telfon nya dari telinga nya dan melihat nama Sang penelpon.
Ternyata itu Sean.
"Kenapa om?" Ia semakin panik karena Sean yang menelfon nya ternyata.
"Kamu tidak masuk bekerja hari ini?" Tanya Sean.
Mampus aku!
Jantung nya berdegup dengan sangat kencang. Padahal Sean tidak sedang memarahi nya. Hanya bertanya biasa saja dengan nada yang halus.
"Anu--- aku kesiangan tadi agak gak enak badan juga om." Alibi ailane.
"Kamu masuk atau tidak hari ini? Atau kamu mau saya kesana membawakan banyak makanan dan juga obat?"
Ailane salah! Ia harus nya tak beralasan seperti itu. Ia lupa Sean orang yang seperti apa.
"Masuk! Ailane pms aja jadi agak telat." Ailane beralih alibi.
"Ya udah ya om aku berangkat dulu maaf agak telat."
Ailane mematikan telfon itu. Ia segera keluar dari rumah dan mengendarai motor nya ke
Semakin lama ia mengulur waktu semakin lama pula ia bisa sampai ke kantor nya.
Benar, sampai di depan kantor satpam tidak memperbolehkan Ailane masuk ke dalam karena telat setengah jam lebih.
Ia baru tahu peraturan di kantor ini, telat lebih dari lima belas menit tidak akan di toleransi. Dan tidak diijinkan untuk masuk ke dalam sana.
"Saya sudah bilang pak Sean kalau saya telat." Bela Ailane agar diperbolehkan masuk.
Namun seperti nya satpam itu tidak mempercayai ucapan Ailane. Mana ada seorang cleaning servis yang berani ijin secara langsung kepada atasan nya. Apalagi atasan nya seperti Sean.
"Bohong kamu! Sekali telat tidak boleh masuk ya tidak boleh masuk!" Pak satpam itu terus menahan Ailane agar gadis itu tak menerobos masuk ke dalam sana.
Selama menjadi satpam disini pengalaman karyawan saat telat atau tidak masuk bekerja biasa nya menitip kan izin mereka ke teman satu bagian tidak ada yang berani menitip kan secara langsung kepada Sean.
Ailane masih membantah.
"Pak udah si saya udah izin tadi beneran."
"Coba kamu telfon pak Sean kalau beneran!" Tantang pak satpam itu.
Karena merasa tertantang dan bisa ia jadikan sebagai sebuah senjata ia menelfon Sean.
"Pak Sean, tolong temui saya di depan gerbang."
"Kenapa ai--"
Sambungan terputus.
Satpam melihat Ailane seperti tidak yakin dengan gadis itu.
Ailane tadi hampir saja keceplosan memanggil Sean dengan sebutan 'om' di depan satpam itu. Untung Ia belum sempat mengucapkan nya.
Tak lama setelah itu benar Sean keluar dengan langkah angkuh menghampiri Ailane yang sedang di tahan satpam.
Sean ingin tertawa kencang melihat ekspresi wajah Ailane yang terlihat sangat kesal.
"Buka kan gerbang nya, biarkan dia masuk." Pintah Sean.
Jika sudah Sean yang memerintah secara langsung satpam hanya bisa pasrah.
"Tuh kan! Ngeyel banget jadi orang!"
Ailane menjulurkan lidah nya dan memasukkan motor nya ke dalam parkiran.