5 tahun yang lalu.....
Seorang wanita cantik terbaring tak sadarkan diri di atas sebuah ranjang rumah sakit yang cukup usang dengan ruangan sederhana.
Keluarga nya hanya mampu memasukkan anak nya itu ke dalam rumah sakit sederhana di pinggiran kota. Seluruh harta benda sudah bamyak di jual untuk menyelesaikan administrasi rumah sakit. Mulai dari menjual hewan ternah seperti sapi ayam dan juga kambing. Semua sudah habis terjual.
Perhiasannya seperti kalung dan gelang juga sudah ludes terjual untuk itu. Hanya tersisa sebuah cincin pernikahan yang tak akan mereka jual karena itu salah satu benda yang memiliki kenangan manis yang sangat indah.
Dua dokter sudah menyerah karena kondisi gadis itu yang hanya memiliki kemungkinan beberapa persen saja untuk sembuh mengingat kondisi tubuh nya tidak stabil.
Orang tua gadis itu hanya bisa berdoa agar Tuhan mau memberikan kesembuhan untuk anak semata wayang nya.
Gadis itu bisa bernafas sekarang juga karena adanya alat bantu pernafasan yang menempel di tubuh nya.
Sejak kanker otak menggerogoti tubuh nya ia menjadi sangat kurus. Akhir-akhir ini sebelum keluarga nya membawa gadis itu ke rumah sakit ia menjadi sulit berbicara.
Beberapa hari yang lalu sebelum gadis itu berada di sini. Ia sering mengeluh sakit kepala yang rasa nya benar-benar sangat sakit dan juga menyiksa. Awal nya ia mengira itu adalah sakit kepala biasa dan membeli obat sakit kepala yang dijual di warung-warung.
Sudah habis beberapa obat dan beberapa hari terus mengkonsumsi obat sakit kepala namun sama sekali tak membuat sakit kepala nya berkurang. Yang ada malah sakit di kepala nya semakin bertambah parah.
Hingga kemudian ia mulai muntah dan kejang-kejang. Pertama nya orang tua gadis itu hanya menganggap mungkin itu karena suhu tubuh anak nya panas sekali sehingga membuat nya kejang. Dan juga keterbatasan biaya keluarga mereka yang membuat orang tua nya tak langsung membawa gadis itu ke rumah sakit.
Hingga saat gadis itu benar-benar setiap hari mengalami kejang dan muntah-muntah barulah kedua orang tua nya membawa gadis itu ke rumah sakit.
Mereka membawa nya ke sebuah rumah sakit yang tidak terlalu mewah di pinggir kota. Bukan rumah sakit yang memiliki banyak dokter profesional namun banyak dokter hebat pula yang bekerja di sana.
Kedua orang tua nya sangat terkejut dan bahkan awal nya mengira dokter membohongi mereka saat gadisbitu tervonis terkena kanker otak stadium lanjut.
Sejak saat itu beberapa kemoterapi mulai di jalani gadis itu hingga koma seperti sekarang.
Mereka tak masalah harta benda yang mereka miliki ludes terjual asal kan anak mereka kembali ke pelukan mereka dengan kondisi sehat tidak penyakitan seperti ini.
Sepanjang malam kedua orang tua nya bersujud kepada Tuhan meminta sebuah pertolongan agar memberikan jalan untuk kesembuhan keluarga nya.
Bahkan salah satu dokter disini yang sangat ahli mengatakan jika jenis kanker ini sangat berbahaya dan akan cepat menyebar ke seluruh tubuh jika tidak segera mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Sejak saat itu kedua orang tua nya menurut dengan apa instruksi dokter asal kan anak nya itu sembuh dan dapat berkumpul kembali Dengan keadaan sehat.
Uang bisa dicari namun anak separuh gadis itu tak bisa dua kali dibuat dengan versi yang sangat persis seperti anak semata wayangnya.
Hingga malam itu, dimana para dokter sudah menyerah semuanya dan mengatakan jika Ailane akan pergi secara alami. Obat-obatan dan alay bantu medis juga sudah tidak bisa menolong gadis itu.
Mereka hanya menunggu saat nya saja kapan gadis itu pergi menghadap sang kuasa.
Sepasang suami istri itu saling menguatkan satu sama lain. Saling support satu sama lain, saling menyiapkan ketabahan hati yang sangat lapang jika sewaktu-waktu sang kuasa meminta anak nya kembali.
Malam itu bebarengan dengan bulan purnama. Langit malam jauh lebih cerah ketimbang malam-malam sebelumnya.
Gadis itu memang masih bernafas sekarang.
Siapa yang menyangka jika sebenar benarnya roh gadis itu keluar dari raga nya. Ia melihat dokter merawat nya, melihat kedua orang tua nya menangisi nya. Ia juga tahu saat dokter sudah menyerah terhadap nya. Ia ingin memeluk kedua orang tua nya dan berkata jika semua baik-baik saja.
Ia mencoba untuk masuk ke dalam tubuh nya kembali namun tidak bisa. Saat koma tiba-tiba roh nya terlepas otomatis dari raga nya. Ia tidak tahu bagaimana ia bisa keluar dari tubuh nya seperti sekarang. Alhasil ia mencoba untuk menembus masuk ke dalam tubuh nya sulit sekali rasa nya.
Ia hanya pasrah. Mungkin karena ia tak bisa kembali masuk ke dalam tubuh nya yang menyebabkan diri nya masih belum sadarkan diri juga.
Bagaimana ini terjadi?
Ia sering merasa kesepian. Ruangan khusus untuk diri nya tidak beh dimasuki oleh sembarang orang. Bahkan orang tua nya sendiri ada jam besuk jika ingin menemui gadis itu.
Hanya para tenaga medis saja yang di bebaskan keluar masuk ke dalam ruangan ini.
Gadis itu Ailane. Ailane terkena penyakit mematikan lima tahun yang lalu. Atau mungkin saat ia menginjak bangku kelas sebelas.
Saat menderita penyakit ini tak banyak orang yang mengetahui nya.
Saat ia koma tiba-tiba orang tua nya datang ke sekolah dan mengatakan jika keluarga mereka akan pindah. Tidak mengatakan Ailane keluar sekolah gara-gara ia sedang koma.
Malam itu ia merasa jika ini malam terakhir ia bisa melihat keluarga nya. Kenapa ia mengatakan seperti ini? Ia merasakan sebuah perasaan aneh yang tidak pernah ia rasakan sebelum nya.
Seluruh badan nya lemas sekali. Bahkan arwah nya seperti merasa hilang.
Rasa nya tidak bisa dijelaskan. Ia seperti sangat dekat dengan kematian nya sekarang.
Malam ini orang tua nya diizinkan oleh pihak dokter untuk tidur di ruangan tempat Ailane dirawat. Padahal biasanya dokter tidak memperbolehkan nya.
Mereka tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Kesempatan bisa dekat lagi dengan anak nya.
Sarah tidur di atas sofa dan Indro mengalah tidur di lantai dengan menggelar sebuah karpet tipis agar tubuh nya tidak seberapa dingin karena ubin.
Karena mereka sedikit bosan mulailah mereka menyalakan sebuah televisi yang tersedia di ruangan itu.
Langsung terhubung dengan sebuah channel telivisi yang menayangkan sebuah berita.
"Selamat malam. Dikabarkan seorang wanita tewas mengenaskan dengan tubuh yang hancur akibat tertabrak sebuah truk. Wanita itu bernama Sharena dan berusia enam belas tahun. "
Sarah merasa iba dengan korban kecelakaan yang menewaskan seorang wanita muda yang masih sepantaran dengan anak nya.
"Ibu jadi takut pak," Sarah menggenggam tangan anak nya.
Indro merangkul tubuh istri nya itu agar tidak terlalu memikirkan sesuatu yang belum tentu akan terjadi.
"Ibu kebelet pipis pak." Ucap Sarah.
Sarah sedikit takut karena di ruangan ini tidak ada kamar mandi nya. Dan jika ingin ke kamar mandi harus melewati lorong yang terhubung dengan kamar jenazah.
"Sekalian cari makan ya Bu? Bapak juga lapar." Ucap Indro kemudian.
Sarah hanya mengangguk.
"Bentar ya nak, ibu sama ayah mau cari makan dulu."
Sarah pamit kepada anak nya seakan-akan anak nya akan menjawab ucapan nya seperti dulu lagi.
Sarah mengecup kening Ailane singkat sebelum keluar dari ruangan ini.
Ailane melihat itu semua. Meskipun mereka tak bisa melihat roh Ailane yang bergentayangan sekarang. Ailane memang belum mati, namun rasa nya ia seperti arwah penasaran yang terus bergentayangan tak tentu arah nya.
Seperti ada sesuatu yang datang ke dalam ruangan nya.
Ailane melihat ada sebuah cahaya yang terang sekali masuk ke dalam ruangan nya melalui sebuah jendela ruangan ini.
Sangking terang nya ia sampai lenyap. Roh nya lenyap tertelan aura roh lain yang masuk dan jauh lebih kuat dari roh Ailane.
Ternyata Sharena panjang umur dalam arti lain.
Arwah Sharena yang masuk ke dalam tubuh Ailane sekarang.
Mengganti kan posisi sementara Ailane yang koma selama beberapa hari ini.
Roh Sharena sengaja keluar masuk setelah ini dan meminjam tubuh Ailane untuk beberapa waktu agar ia bisa menuntaskan masalah nya di dunia yang masih belum selesai dan berapa keinginan nya yang masih belum terwujud karena Tuhan telah memanggil nya terlebih dahulu.