Dian berdiri dari posisinya duduk dan berjalan ke kamarnya. Beberapa detik kemudian ia telah keluar kamar dengan ransel yang sudah bergelayut di pundaknya. Ia menatapku sejenak yang bingung dengan sikapnya. "Gue tungguin lo siap-siap di rumah lo sekalian gue numpang sarapan. Kita harus hadapin ini , Al ..." kata Dian tegas dan berani. Aura ketegasan dan keberaniannya bahkan bisa kurasakan menjalar ke seluruh tubuhku. Aku mengangguk setuju ke arahnya. "Ya udah yuk berdiri, lo belum mandi kan?" tanyanya yang membuat mataku melotot ke arahnya lalu aku menatap diriku baik-baik yang masih mengenakan piyama tidur. Sial! Buru-buru aku berlari keluar rumah Dian dan masuk ke rumah dengan segera. Aku masuk ke kamar, menyambar handuk lalu bergegas ke kamar mandi saat Dian sudah mengucapkan sala