Dengan langkah tegap, Rangga berjalan ke arah ruangan pak Rangga. Saat sudah berada di depan ruangan beliau, Rangga mengetuk pintunya. Terdapat perintah dari pak Bagas untuknya agar masuk ke dalam. Rangga membuka sedikit pintu dan melongokkan wajahnya ke dalam ruangan pak Bagas. Pak Bagas melihat siapa yang mengetuk pintunya. Begitu pak Bagas tahu, itu adalah Rangga, pak Bagas sedikit terkejut melihatnya. Pak Bagas mempersilahkan masuk Rangga. Rangga masuk dan ia rasa ia tetap harus menghadap pada pak Bagas. Ia yakin, pak Bagas masih memiliki kebijaksanaan. Pak Bagas mempersilahkan Rangga duduk. Rangga awalnya agak ragu sebentar, tapi karena pak Bagas menyambutnya tanpa kemarahan, maka Rangga kembali meyakinkan dirinya. Ia duduk sesuai perintah pak Bagas. Entah, apa yang terjadi sete