Lay mengeraskan rahangnya dan menguatkan genggamannya pada ponselnya sampai buku-buku jarinya memutih. Emosinya meluap saat Zevanya mengatakan kalau pengantin pria tidak akan datang memenuhi acara pernikahan yang seharusnya sudah berlangsung sejak tadi. “Sial!” maki Lay sembari menghela napas. Jika ia turuti kemarahannya mungkin sekarang ia akan mencari Theo dan menyeret lelaki itu ke hotel sekarang kini. “Ada apa?” Kanaya yang sedari tadi ingin bertanya tepatnya saat Lay menerima panggilan telepon. Namun, ia mencoba berpikir positif meskipun matanya menelusuri gerak gerik Lay yang terlihat emosi. “Iya, ada apa, sih?” Orion ikut bertanya karena penasaran. “Si berengsek itu mempermainkan Naina. Pernikahan ini menjadi petaka buat seseorang yang sudah memantapkan hati untuk menikah denga