Pengakuan

1367 Kata

Hampir semua orang kompak menutup hidung ketika Hanin memasuki kelas. Sebagian seragamnya masih menyisakan noda telur yang tidak tercuci bersih. Rambutnya kini terlihat basah dan lepek. Anggia, teman sebangkunya bahkan langsung menggeser mejanya ketika Hanin duduk di kursinya. “Wah, gila. Padahal baru tempo hari mereka ngejahilin dia dan sekarang udah mulai lagi,” ucap Ditta. Nadine hanya menghela napas. “Udahlah, itu urusan mereka.” “Lah, kamu nggak mau bantuin dia gitu. Secara Hanin, kan....” ucapan Ditta terhenti saat Nadine menatapnya tajam. “Hehe..Ups  sorry.” Ditta segera tutup mulut. Tatapan Nadine beralih pada Ivona dan teman-temannya yang kini asyik tertawa dan berbisik sembari melirik Hanin yang kini menjadi gunjingan semua warga kelas. Nadine pun mengalihkan pandangannya ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN