“Jadi apa maksud kamu ngaduin kita sama, Bu Dewi!?” bentak Ivona. “A-aku—” “Kayaknya dia mulai berani sekarang... tau nggak sih, gara-gara kamu nilai Biologi kita-kita jadi hancur semua,” sambung Cindy. “Kalian berdua sih, terlalu lembek sama anak kampungan ini.” Ghea berkata ketus sambil mendorong kepala Hanin dengan jari telunjuknya. Hanin yang mulai ketakutan mencoba tetap tenang. Kelas pagi ini masih lengang. Hanya ada mereka berempat di dalam kelas. “K-kalian kenapa marah sama aku? semua ini kan, memang salah kalian karena nggak ikut berpartisipasi mengerjakan tugas kelompok,” jelas Hanin terbata-bata. Ivona mendelik, menatap ke arah Cindy, lalu mengangkat dagunya. Seketika Cindy langsung menarik rambut Hanin dengan kasar. Hanin pun terkejut dan hendak berteriak, namun secepat