Dua Puluh Dua Luna terkekeh mendengar omongan kakaknya. "Mbak pikir pake ini, laki-laki mana yang dengan bodohnya mau nungguin perempuan bersuami?" Ejek Luna sembari meringis. Tubuhnya yang lebih kecil dari Celin membuatnya kesusahan melepaskan diri dari cengkeraman sang kakak. Celin semakin murka mendengar ucapan adiknya, kedua tangannya membabi buta menampar dan menjambak rambut Luna. "Dasar kamu tidak tahu diuntung, gue nyari duit buat hidup lo, buat bayar kuliah, tapi apa ... apa yang lo lakuin ke gue?" Teriak Celin kalap. Luna merintih merasakan sakit di perutnya karena tertindih lutut kakaknya. Celin tidak mempedulikan rintihan adiknya, rasa sayangnya yang selama ini begitu besar pada Luna, menguar begitu saja. "Harusnya Mbak mikir, mas Bagas mana mau menunggu perempuan yang su