Cakra berniat pagi ini untuk berangkat langsung ke kantornya, setelah memakan roti dengan selai cokelat dan segelas teh hangat, Cakra langsung bergegas pergi berangkat ke kantor secara tergesa-gesa namun ketika dirinya sudah sampai di kantor, Cakra baru ingat jika ada berkas miliknya yang tertinggal yang renacananya akan ia gunakan untuk meeting nanti siang dikantornya. Apabila berkas itu nanti tidak ia bawa, maka akan menyulitkan dirinya untuk melakukan presentasi pada saat rapat berlangsung.
Cakra memilih menghubungi Dona meminta tolong supaya membantu dirinya mencari nomer telepon Agni melalui sepupu Dona yang merupakan teman dar Agni.
Panggilan dari Cakra tak lama kemudian langsung diangkat oleh Dona yang kebetulan sudah berada di kantor pagi ini.
"Halo Cak, kenapa?" tanya Dona setelah mengangkat panggilan dari Cakra.
"Gue mau minta tolong lo bisa?" tanya Cakra terlebih sebelum ia mengutarakan maksudnya.
"Minta tolong apa pagi-pagi begini?" tanya Dona penasaran.
"Tolong mintain ke sepupu lo dong nomernya Agni." Cakra langsung mengutarakan maksud dirinya menelepon Dona pagi-pagi seperti ini.
"Hah? Lo nyuruh gue minta nomer Agni? Emangnya lo nggak punya nomernya dia?" tanya Dona heran dengan Cakra yang tidak punya nomer Agni.
"Enggak." balas Cakra singkat, padat, dan jelas.
"Astaga Cakra gue bener-bener heran deh sama lo, bisa-bisanya malah nggak punya nomer Agni yang notabennya kerja sama lo." balas Dona.
"Udah buruan mintain, gue nggak bisa berangkat kerja ini kalo lo nggak ngasih nomernya Agni." balas Cakra tak menanggapi ucapan Dona barusan.
"Iya-iya bentar, bawel banget sih lo, ya udah gue tutup telponnya, nanti kalu udah dapet gue kirim." ujar Dona langsung mematikan teleponnya.
Beberapa menit kemudian, terdengar dering pesan dari Dona yang mengirimkan nomer Agni kepadanya. Cakra segera membuka pesan tersebut, tak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada Dona karena sudah membantu dirinya mencari nomer Agni.
Cakra segera menghubungi nomer Agni yang ia dapatkan dari Dona. Beberapa kali dirinya mencoba menghubungi Agni namun belum terjawab sama sekali.
"Kemana sih ni anak." Cakra mulai kesal karena Agni tidak segera mengangkat teleponnya, padahal dirinya sudah harus bersiap ke kantor.
***
Pagi ini sepulangnya Agni dari pasar, ia bertugas seperti biasa yaitu menyiram dan merapikan tanaman di kebun bunga yang letaknya di belakang rumah, kebetulan dirinya juga sangat menyukai bunga, jadi Agni betah jika berlama-lama di sini. Saking betahnya dirinya tak sadar jika sedari tadi ponselnya yang ia letakkan di gazebo berdering terus-menerus.
"Kayak ada suara dering hp ku tapi dimana ya." Agni mencari ponselnya, yang ia ingat tadi ponselnya ia letakkan di saku roknya.
"Perasaan tadi hp nya ku kantongin, tapi kok ndak ada ya." Agni merogoh sakunya tapi tetap saja tidak ada ponselnya.
Pandangan Agni berputar mengitari sekitarnya sembari mencari sumber suara ponselnya itu. Ia akhirnya menemukan ponselnya yang berada di atas gazebo.
"Nah ternyata di sini hp nya." Agni berjalan ke arah gazebo dan melihat nomer yang tak ia kenal sedari tadi meneleponnya.
"Ini siapa ya dari tadi nelpon, nomer asing lagi yang nelpon." batin Agni.
Agni akhirnya meletakkan ponselnya dan lalu kembali melanjutkan pekerjaannya, namun ketika selangkah ia berjalan meninggalkan gazebo, tiba-tiba saja ponselnya berdering kembali, dan masih dengan nomer yang sama yang menelepon dirinya.
Agni ingin mengacuhkan panggilan tersebut, tapi rasa penasarannya lebih besar, ia kemudian membalikkan badannya dan langsung mengangkat panggilan itu.
***
Cakra sedikit frustrasi karena Agni tak kunjung mengangkat teleponnya, ia berniat menghubungi Agni sekali lagi, apabila tak diangkat ia terpaksa harus pulang ke rumah mengambil pakaian kerjanya. Tak disangka panggilan yang ia niatkan menjadi panggilan terakhirnya sebelum ia memutuskan untuk pulang ke rumah itu akhirnya diangkat oleh Agni.
"Halo, ini siapa ya?" terdengar suara Agni yang tampak ragu-ragu mengangkat panggilannya barusan.
"Lama banget sih kamu ngangkat telpon doang." Cakra langsung membalas Agni dengan nada ketus lantaran kesal karena panggilan darinya tak kunjung diangkat.
"Mas Cakra ya ini?" Agni memastikan suara yang ia dengar tidak salah.
"Iya ini gue, Cakra." balas Cakra singkat.
"Oalah maaf Mas, saya nggak tahu kalau ini nomernya Mas Cakra." balas Agni meminta maaf karena dirinya tidak tahu jika nomer yang sedari tadi meneleponnya adalah nomer Cakra.
"Ya udah lah lupain, gue mau minta tolong sama kamu sekarang." ujar Cakra.
"Mau minta tolong apa Mas?" tanya Agni dengan nada yang sangat sopan.
"Ambilin berkas yang ada di map, di kamar saya, letaknya saya taruh di atas meja samping tempat tidur." ucap Cakra.
"Anternya kemana Mas?" tanya Agni karena ia tidak tahu dimana Cakra berada sekarang.
“Ke kantor saya lah.” Jawab Cakra dengan nadaa judesnya.
“Iya maksud saya kantornya Mas Cakra dimana? Saya kan ndak tau tempatnya Mas.” Ujar Agni mencoba mengatur batas kesabarannya.
“Nanti saya kirim alamatnya, atau kamu jalan aja ke depan komplek suruh anterin ojek yang biasa ada di sana, mereka tau kantor saya dimana.” Balas Cakra agar tidak semakin membuat Agni merasa bingung, apalagi kalau sampai tersesat akan semakin lama dan menambah masalah nantinya apabila Agni tidak segera sampai di kantornya.
“Baik Mas, saya antar berkasnya sekarang.” Ujar Agni menyudahi telponnya.
“Oke saya tunggu.” Cakra langsung menutup telpon tersebut dan meletakkan ponselnya kembali di atas meja kerjanya.
Agni langsung bergegas naik ke kamar Cakra dan segera mencari map berisi berkas yang dimaksud oleh Cakra. Setelah menemukan berkas tersebut, Agni langsung pergi ke kantor Cakra, sebelum itu ia berpamitan terlebih dahulu ke Bi Jum agar Bi Jum tidka mencari dirinya saat ia pergi ke kantornya Cakra.
“Bi Jum, Agni izin keluar dulu ya Bi.” Ucap Agni dengan nada tergesa-gesanya.
“Mau kemana Ni?” tanya Bi Jum melihat sembari melihat map yang sedang dibawa oleh Agni.
“Mau ke kantor Mas Cakra dulu Bi, ini Mas Cakra minta berkasnya di anterin ke kantornya, soalnya mau dibuat meeting.” Jawab Agni.
“Oalah ya sudah sana, naik apa kamu Ni ke kantornya Mas Cakra?” tanay Bi Jum memastikan Agni akan menaiki apa untuk ke kantor Cakra.
“Naik ojek di depa komplek aja Bi.” Ucap Agni.
“Ya sudah hati-hati di jalan ya Ni.” Ujar Bi Jum mempersilahkan Agni untuk segera pergi menuju kantor Cakra.
Agni pun segera mempercepat Langkah kakinya menuju pangkalan ojek yang berada di depan komplek perumahan. Namun setelah ia sampai, tidak ada satupun ojek yang berada di sana. Agni semakin bingung bagaimana caranya agar ia bisa cepat sampai kantor sedangkan ojeknya saja tidak ada, Agni langsung menghampiri satpam yang sedang berjaga di pos komplek.
“Permisi Pak, ini ojek yang biasanya di sini pada kemana ada ya Pak?” tanya Agni.
“Tadi ada Neng, ditunggu dulu saja sebentar ya Neng mungkin sebentar lagi datang, soalnya udah lumayan lama pergi buat anter orang.” Ucap Pak Satpam memberi penjelasan kepada Agni.
Agni akhirnya menunggu pengemudi ojek tersebut dengan sabar, karena kalau dirinya mencari ojek di tempat lain pastinya akan memakan waktu lebih lama lagi untuk mencari dimana tempat kantor Cakra berada.