P.50 Strange but Sweet

1157 Kata
"Maaf siapa ya?" tanya Ara polos dan tanpa rasa bersalah, yang membuat Reno ikutan bengong dan kaget. ======================================== Respon yang tak pernah disangka sekalipun oleh Reno mendengar ucapan Asmara. Apa dia memiliki penyakit amnesia atau apa yang membuatnya lupa dengan dirinya. Tapi dia tak putus asa, ini mungkin karena mereka tak memiliki banyak waktu untuk mengobrol. "Seriously, kamu ga ingat aku sapa?" tanya Reno cengo. Asmara menggeleng sambil nyengir, "Maap lupa pasti pernah ketemu cuma sekali, kalo jarang ketemu apalagi cuma sekali saya ga pernah inget." Reno tersenyum menderita dan tak percaya "Meskipun ketemu orang ganteng dan baik kaya aku. Masa iya ga ingat?" Reno masih berusaha untuk membantu memori Asmara tapi kenyataan begitu pahit. Dan bisa terlihat tatapan Asmara yang ilfeel. "Hahaha,, kalo aku lupa ya sudah dipastikan ga ganteng lah, apalagi baik. Karena kalo ganteng dan baik mesti inget. Contohnya Song Jong Ki," Asmara menyebut salah satu artis korea mungkin Reno juga ga tau modelnya. Reno menggeram tak percaya dengan yang didengarnya, "Tolong ya diinget lagi, kita pernah ketemu di pesta Mr. Johnson di Surabaya." Lelaki yang mulai nampak tak sabar ini memberi petunjuk berharap Asmara inget dan nihil Asmara tetap menggeleng. "Reno Satria Abrisam, remember Darling?" jelas Reno pada akhirnya dengan nada putus asa. Demi apapun baru kali ini ada seorang wanita yang ga menganggap Reno ini special dan patut untuk diingat, sampe nama aja lupa. Astaga rasanya Reno pengen nyeret dia dari sini dan ingin diajak gulat di ranjang. Asmara hanya mengangguk dengan polosnya "Baiklah Pak Reno, salam kenal," jawab Asmra santai. Reno melongi tak percaya dengan respon Asmara. “Aku sudah menyebutkan namaku pun kamu ga ingat? Kamu cuma pura-pura kan ini?” Reno maasih berusaha dan meyakinkan Asmara kalau mereka pernah bertemu. Asmara menggeleng, “Tapi aku memang ga ingat Pak, kenapa Bapak maksa gini sih, kaitannya apa sih emangnya kalau aku ga ingat,” seru Asmara yang mulai ga terima dengan pemaksaan yang Reno lakukan. Reno yang bener-benar dibuat frustasi dengan sikap Asmara sempet ngacak-ngacak rambutnya. "Astaga, cewek ini, beneran masih ga ingat?” jawabnya mulai emosi. "Asli Pak saya beneran lupa, memori saya cuma dikit masuknya yang penting-penting aja, apalagi di pesta itu banyak ketemu orang. Saya takjub bapak masih inget nama saya," jawab Ara sambil senyum tipis. 'Ini cewek terbuat dari apa sih, seumur-umur baru kali ini ada cewek yang ga inget sama aku,' batin Reno geram. “Oke baiklah kalau memang kamu lupa bisa kita kenalan lagi?” ajak Reno dan dia menyodorkan tangannya. Jika kalian pikir sambutan Reno akan diterima oleh Asmara, kalian salah besar, karena ternyata Asmara menolak berkenalan dengan Reno. “Kenapa mesti kenalan Pak, kan kita ga ada urusan yang mengharuskan banget kita saling kenal. Meskipun Bapak ingat saya di pesta tempo hari bukan berarti bapak bisa kenal sama saya juga kan?” jawab Asmara tegas. Reno membulatkan matanya dan memandang Asmara dengan tatapan tajam. Demi apa coba, apa ini artinya dia tolak sama cewek yang baru dia kenal, sedangkan dirinya selalu dipuja-puja oleh banyak gadis. “Tunggu sebentar,” ucap Reno dan menurunkan tangannya yang sedari tadi sudah menggantung untuk bisa bersalaman dengan Asmara. “Apa ini artinya aku ditolak?” tanya Reno tapi nadanya sedikit sinis. Asmara yang menatap Reno melihat aura tidak suka dari seorang pria muda di hadapannya. Menurut Asmara, lelaki ini sebenarnya ga jelek malah bisa dikatakan ganteng tapi Asmara yakin banget kalau cowok ini tingkahnya ga bagus atau mungkin playboy. “Iya mungkin kalau Bapak nganggepnya gitu sih ga masalah,” balas Asmara santai dengan wajah tanpa dosa. Reno yang kesal hendak membalas omongan Asmara kembali dibuat heran dengan tingkah Asmara. Wanita yang tidak secantik model itu dengan polosnya meninggalkan Reno begitu saja saat ponselnya berdering. Reno hanya bisa menggaruk kepala yang tak gatal dan menggeleng kepalanya tak percaya. “Ya ampun dia benar-benar wanita ajaib, apa ini pertanda aku akan dicampakkan,” gumam Reno penuh dengan drama. Sepintas dia melihat jika makan siang yang dibawa Asmara tidak dibawa dan hanya dimakan sedikit. “Siapa yang membuatnya kerja keras sampai dia melupakan makan siangnya seperti sekarang. Bagaimana kalau dia nanti sakit,” ucap Reno merasa tersentuh dan jiwa pedulinya yang entah sejak kapan mendadak muncul. Sepuluh menit sebelum pukul satu siang Reno sudah tiba di ruang meeting. Loka yang melihat bosnya tidak bersemangat bisa menebak jika pendekatannya tak berjalan lancar. “Gagal Bos?” bisik Loka tapi nadanya seperti sindiran bagi Reno. Pria yang sudah frustasi itu langsung menoleh tajam kepada asistennya yang berani menyindirnya kali ini. “Nyindir lu, apa mau menghina gue?” geram Reno. Loka yang paham mood bosnya mendadak buruk langsung menggeleng tak ingin mengetahui kelanjutannya. Dan Reno yang kesal pun tak bisa menahan diri untuk tidak curhat. Dia memutar badannya dan menghadap ke arah Loka. “Apa menurutmu wajahku ini terlalu pasaran atau wajah yang susah diingat?” tanya Reno membuat Loka tak mengerti. “Kenapa nanya gitu Bos, ini bukannya wajah sempurna yang diidamkan banyak wanita ya,” ucap Loka sambil melihat dan menunjuk wajah bosnya. “Lalu, kenapa Asmara bisa ga ingat kalau kita pernah ketemu bahkan aku mengenalkan namaku pun, dia masih tidak tahu aku siapa dan dia merasa tidak pernah ketemu denganku,” keluh Reno dengan wajah frustasi. Kini Loka paham kenapa wajah bosnya nampak lebih kusut daripada cucian kering yang ga disterika, jadi perkaranya karena wanita yang dia sukai tidak menganggap dirinya ada. “Sudah coba mengingatkan kapan dan bagaimana cara kalian bertemu?” usul Loka dan Reno mengangguk, “Sudah tapi dia tetap tidak ingat,” ucap Reno frustasi. Loka ikut kaget dengan apa yang dikatakan oleh Reno. “Luar biasa bener-bener cewek yang ga umum,” kekeh Loka tapi Reno merasa ucapan Loka seperti sindiran untuknya dan dia malah memukul punggung Loka keras sampai yang punya punggung mengaduh dan meringis. Tepat pukul satu siang, Asmara dan Bu Santi datang memasuki ruangan. Reno memfokuskan pandangannya kepada Asmara dan kini dia tahu seharusnnya dari dulu dia konsen kepada perusahaan ini maka bisa dipastikan Asmara akan mengenalnya lebih dulu sebelum pesta itu. Asmara yang menebar senyum ke semua orang harus terkejut melihat Reno ada di jajaran management yang hadir saat evaluasi ini. Wanita yang tak menyangka jika lelaki yang memaksanya tadi adalah salah satu bosnya juga. Tapi Asmara berusaha fokus untuk presentasi kali ini, dia dan Bu Santi menjelaskan semua kondisi problem yang ada, sampai muncul berbagai macam pertanyaan dari management yang mampu dijawab Bu Santi dan Asmara dengan baik. Reno yang sudah belajar mengenai materi presentasi ini mulai takjub dengan kemampuan Asmara yang bisa dikatakan luar biasa untuk ukuran seorang karyawan biasa. Bahkan keterlibatannya dalam rapat seperti ini bisa dianggap dia memiliki kemampuan yag mumpuni, bukan sebagai staff biasa saja. “Saya ingin bertanya Nona Asmara,” Reno mengangkat tangannya dan membuat semua orang memperhatikan dirinya. Asmara menoleh dan fokus menatap Reno menunggu pertanyaan yang dilontarkan oleh lelaki itu. ‘Astaga mata itu kenapa begitu kuat dan membuatku terhisap untuk selalu ingin memandangnya.’ *****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN