P.41 Negotiation

1280 Kata
Reno mulai merasa Chrys mengetahui sesuatu soal Gladis tapi entah apa sebabnya dia tak mau memberi informasi itu kepada Reno. Mungkin saat inilah sifat asli Chrys yang dulu Loka bilang mulai muncul. “Kenapa aku harus memberitahumu setelah hampir dua tahun ini kamu hampir tidak peduli kepada Gladis?” ucap Chrys pelan tapi di telinga Reno terdengar seperti sindiran. “Apa untungnya buatmu jika aku mengatakan alasanku kepadamu, sedangkan aku tahu jika Gladis sudah tak ada di sana lagi. Bukankah itu sama artinya dengan kamu memberi laporan palsu kepadaku,” telak Reno membuat Chrys diam. “Aku tak tahu dan tak mau tahu apa motivasimu melakukan ini, tapi aku tahu apa yang kamu inginkan. Ayo kita bertemu dan cukup katakana apa yang kamu inginkan dengan pertukaran informasi dimana Gladis sekarang,” kata Reno. Lelaki itu yakin Chrys akan tergiur dengan apa yang dia tawarkan. Meskipun dia tak tahu apa yang diinginkan oleh wanita itu, tapi dia meyakini jika wanita itu menginginkan sesuatu darinya. “Akan akan kirimkan alamat dimana kamu bisa menemuiku,” jawab Chrys akhirnya yang membuat Reno langsung menutup panggilannya tanpa salam apapun kepada wanita itu. Tak lama ponselnya berdering menunjukkan ada pesan masuk. Reno membacanya dan mengetahui alamat tersebut ada dimana. Dia menyampaikannya kepada Loka dan mereka bergegas pergi ke sana. Baru setengah perjalanan Reno sudah dihubungi oleh ayahnya dan lelaki itu memilih mengabaikannya. Tak lama ponsel Loka yang bunyi dan Loka menunjukkan kepada Reno. “Serah kamu, mau jawab apa, yang jelas aku ga mau diganggu sama urusan kerjaan sekarang,” ucap Reno dan Loka menjawab panggilan tersebut. “Loka, apa kamu sama Reno?” tanya Papa Rendra dan Loka mengiyakan. “Kasih teleponnya ke Reno,” perintah Papa Rendra. “Maaf Tuan Besar, Bos Reno lagi mengemudi,” jawab Loka akhirnya membuat Papa Rendra bingung. “Kalian mau kemana kan aku sudah bilang ada pertemuan yang mengharuskan kalian datang,” keluh Papa Rendra. Loka menelan ludahnya sebentar, “Bos Reno tahu itu, tapi ini urusan lebih penting, karena itu beliau berpesan untuk nanti saja urusan pekerjaannya setelah urusan ini selesai,” jawab Loka. Papa Rendra merasa kesal karena lagi-lagi anaknya bertindak semaunya sendiri. “Urusan apa yang lebih penting daripada masalah orang banyak dan urusan kerjaan?” bentak Papa Rendra membuat Loka sedikit menjauhkan ponselnya karena suara nyaring itu. Loka melirik ke Reno dan pria itu mengangguk. “Urusan masa depan Bos Reno, Tuan Besar, maaf saya ga bisa bilang dengan jelas, saya rasa Tuan Besar nanti saja yang bertanya,” akhirnya Loka memilih menjadi pihak netral seperti biasanya. Loka langsung menghembuskan napas lega karena panggilan itu sudah diakhiri. Akhirnya setelah mereka menempuh hampir lima jam perjalanan kini mereka tiba di kota yang ditunjuk oleh Chrys untuk bertemu. “Danke, sudah mau datang dan ketemu,” ucap Reno sok ramah yang sebenarnya dia malas. Chrys yang melihat kedatangan Reno langsung tersenyum senang. “Tidak masalah, kan aku sudah janji mau bantu kamu,” ucap Chrys yang lemah lembut tapi Reno tahu jika itu kamuflase. “Mau pesan apa?” tawar Chrys tapi Reno menolak. “Biar jadi urusan asistenku itu, kamu ga perlu ribet, belum juga ntar aku diracun.” Ucap Reno gamblang membuat Chrys tertawa. “Apa untungnya buat aku kalau ngeracun kamu,” sahut Chrys. “Oke kalau bukan diracun dikasih obat aphrodisiac,” tegas Reno tapi langsung membuat Chrys diam. Reno langsung paham apa yang dipikirkan oleh wanita ini di hadapannya. “So, gimana penawaranku tadi,” kata Reno menampilkan wajah penuh pesona tapi semua itu hanya untuk menggoda Chrys. Wanita di hadapan Reno ini langsung terkesima dengan pesona yang dilancarkan oleh Reno. Tapi kemudian dia sadar jika dia harus fokus demi menjalankan rencananya. “Penawaran soal apa?” Chrys masih ingin mengulur waktu. Reno langsung berdecak kesal mendengar balasan wanita itu. “Kita ga usah basa basi lah ya, katakan dimana Gladis dan aku berikan apa yang kamu mau,” Reno langsung to the point karena dia sudah mulai muak dengan apa yang ada di hadapannya. “Apa kamu yakin bakal ngasih apa yang aku minta?” tanya Chrys menggoda. Reno melihat tatapan itu dan menampilkan senyum evil. “Tentu saja, Darling,” jawab Reno mendekatkan tubuhnya dan mengerlingkan matanya. Chrys yang mendapat perlakuan itu tak bisa berbohong jika dia langsung sesak napas karena pesona Reno yang demikian.  Chrys menyodorkan sebuah saputangan warna putih, tanpa menunggu lebih lama Reno membukanya dan dia paham jika itu kunci hotel. Reno semakin paham apa yang diinginkan wanita itu dan sesuai dugaannya. “Lokasinya,” ucap Reno dengan tatapan tajam. Chrys terkekeh, “Aku akan beri tahu setelah aku mendapatkan apa yang aku mau,” ucapnya arogan. Tanpa memalingkan wajahnya dari Chrys, Reno memanggil Loka. Secepat kilat Loka sudah ada di samping Reno menunggu perintah. Reno menyerahkan sapu tangan itu. “Pastikan semua terkendali dan jangan lupa panggil dr. Grace untuk urusan ini,” perintah Reno dan Loka langsung paham tapi membuat Chrys bingung. “Kenapa harus ada dokter juga,” tanya Chrys bingung. Reno menggeleng, “Aku harus tahu setidaknya dia ada di kota mana dulu, baru aku bisa pertimbangkan seberapa jauh permintaanmu bisa aku turuti,” kata Reno santai. “As your wish Mr. Playboy,” goda Chrys sambil mengedipkan matanya dan dia menyebutkan satu kota yang menurut Reno hampir tak percaya. Karena kota itu lumayan terpencil dari mana-mana. Reno mengirim pesan kepada Loka untuk mengecek tempat itu dahulu tanpa sepengetahuan Chrys. Loka kembali dan membisikkan kalimat kepada Reno. “Ayo kita berangkat,” ajak Reno membuat Chrys kaget. “Sekarang banget?” cengo Chrys. Reno menggeleng, “Kita shopping dulu, aku lupa ga bawa baju dan aku mau kamu juga pake baju yang aku mau,” ucap Reno malah membuat Chrys tersipu. Hampir dua jam mereka berkeliling dan akhirnya mereka kembali ke hotel tempat mereka sepakat untuk bertemu. Reno sudah menyusun banyak rencana dalam hal ini dan dia tak mau gagal sedikitpun. “Ya ampun Ren, kamu ga perlu melakukan semua ini,” ucap Chrys saat melihat kamarnya sudah dihias penuh bunga dan lilin untuk suasana romantis. Reno hanya tersenyum samar, dalam hatinya dia merasa dongkol dan konyol melakukan hal ini. Berbeda dengan Chrys yang merasa berbunga-bunga dan dia tak menyesali meminta hal ini kepada Reno jika hasilnya akan seperti ini. Rasanya debaran jantungnya sudah tak bisa dia kontrol lagi. Tak lama pintu kamar mereka diketuk membuat Chrys kaget. “Apa kamu mengundang seseorang?” tanya Chrys bingung. Reno hanya mengangkat bahunya dan berjalan untuk membuka pintu. Dua pengawal dan satu dokter memasuki kamar mereka seolah mereka dipersilahkan masuk. Chrys yang sudah melepas outernya dan menyisakan tanktop dibuat kaget dengan kedatangan mereka. “Ada apa ini Ren?” tanya Chrys bingung dan panik karena seorang wanita sudah meletakkan tas dan menyiapkan sebuah suntikan untuknya. “Tidak ada apa-apa, aku cuma memastikan masa depanmu akan baik-baik saja nantinya tanpa kehamilan di luar nikah dan menuntut tanggung jawab kepadaku,” kata Reno santai dan dia malah duduk di sofa. Chrys yang panik rencananya ketahuan oleh Reno langsung berteriak marah. “Apa yang akan kamu lakukan, kamu tidak mungkin kan membuatku mandul?” teriak Chrys. Reno santai sambil minum air yang memang sudah ditandai oleh Loka di sana. “Bukan mandul Sayang, hanya tidak bisa hamil sementara sampai dosisnya hilang dan aku tak sekejam itu,” ucap Reno santai. Reno sudah memberikan kode kepada ketiga orang suruhannya dan kedua pengawalnya langsung mencekal Chrys dan dr. Grace menyuntikkan obat kepada Chrys. Sekuat apapun Chrys meronta, dia tak bisa melawan kehendak Reno. Wanita itu menangis sejadi-jadinya, hatinya kesal, marah, hancur, dia tak menyangka jika lelaki yang dia cintai akan bertindak sekejam ini. “Aku tak menyangka jika kamu sekejam ini Reno Abrisam,” desis Chrys. *****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN