P.42 Meet Her Again

1241 Kata
Chrys yang terus meronta karena dicekal oleh pengawal Reno. Dia terus menerus berteriak tapi Reno masih anteng di kursinya dengan Loka yang berdiri di sampingnya. Air mata Chrys dan jeritan itu seakan tak membuat lelaki itu iba. Dokter yang ditugaskan untuk menyuntikkan obat kepada Chrys juga sempat kewalahan, tapi akhirnya setelah banyaknya drama dia berhasil melakukannya. Pengawalnya langsung mengangkat tubuh kecil itu di ranjang. Chrys menangis sejadi-jadinya dia tak menyangka jika lelaki yang dia cintai akan melakukan hal keji semacam ini. “Apa maksudmu melakukan semua ini!” teriak Chrys sambil diiringi isak tangisnya. Reno masih diam di kursinya dan dia hanya berdehem. Kedua pengawal dan dokter itu akhirnya undur diri. Reno berdiri dan berjalan perlahan ke arah Chrys. “Tidak ada maksud apa-apa hanya untuk memastikan kamu tidak melakukan hal ceroboh di masa depan,” jawab Reno santai. “Hal ceroboh apa maksudmu?” decih Chrys. Loka langsung memberikan map berisi setumpuk informasi yang dia simpan selama ini. Reno membacakan satu per satu data yang dia miliki. Chrys diam mematung, sepertinya dia lupa satu hal jika Reno bukan orang sembarangan yang bisa dia jerat seperti lelaki lainnya. “Memeras keluarga Pradipta, Arkanta, Desmaya dan banyak keluarga yang bisa kamu peras di sini dengan alasan yang beragam, mulai dari hamil di luar nikah, sampai video syur,” kekeh Reno. “Apa ini sebenarnya pekerjaanmu Chrysant atau Damayanti Candra,” ungkap Reno yang membuat Chrys diam. Reno membuang kertas itu dan dia mencengkram pipi wanita itu keras. “Dan sekarang kamu ingin memerasku juga di kamar hotel ini?” desis Reno dan wanita itu hanya bisa menitikkan air mata. Dia menggeleng pelan, “Aku tidak ada niat memerasmu, aku serius, aku mencintaimu Ren, kalau aku tidak mencintaimu kenapa aku harus melakukan hal ini,” ucap Chrys dengan isak tangis. Plaaakk.. Loka yang masih ada di sana sempat kaget dengan apa yang Reno lakukan. Semarah apapun Reno dia tak akan pernah memukul wanita tapi ini, dia melihat sendiri seorang Reno memukul seorang wanita. “Apa kamu ingin memerasku dengan mengakui anak yang dalam kandunganmu nantinya sebagai anakku di masa depan saat aku sudah meninggalkanmu,” bentak Reno. “Rencana busukmu itu sudah aku duga sejak kamu memintaku ke sini, wanita tak tahu diri,” sarkas Reno. Bersamaan dengan itu Loka dan Reno menerima notifikasi yang sama di  ponsel mereka dan keduanya kompak membaca notifikasi itu. Keduanya saling berpandangan dan Loka mengangguk paham kemudian berlalu dari sana. “Kenapa kamu bisa sekejam ini kepadaku Ren,” isak Chrys. “Apa salah jika aku mencintaimu dan kini kamu membuatku tidak bisa hamil,” tangis Chrys. “Obat itu hanya bekerja selama enam bulan, setelah itu kamu bisa hamil dengan siapa saja. Aku kan sudah bilang kepadamu, aku harus memastikan masa depanmu tidak terganggu dengan urusan hamil dan anak yang tak diharapkan itu,” cela Reno. “Tapi aku mencintaimu dan aku ingin anak darimu,” jeritt Chrys tapi tak membuat Reno jadi iba justru ada rasa jijik di matanya. Reno langsung menarik Chrys dan mengikat satu tangan dan kaki wanita itu di tepi ranjang. Dia merobek baju Chrys tapi wanita itu malah berteriak ketakutan. “Ren, Reno, apa yang kamu lakukan, bukan ini yang aku pinta,” bentak Chrys. Reno menurunkan celananya dan memijatnya sebentar sambil membayangkan hal yang menyenangkan untuknya. Dengan tatapan tanpa rasa bersalah, dia tersenyum kepada Chrys. “Aku tak perlu tahu cara apa yang kamu inginkan tapi aku bisa pastikan kamu menginginkan yang semua wanitaku inginkan,” Reno langsung naik ke atas ranjang. “Semuanya hanya ingin kenikmatan dunia dan hari ini aku akan berikan kepadamu dengan caraku Chrys,” kekeh Reno tapi buat Chrys kekehan Reno itu seperti mimpi buruk untuknya. Dan benar saja, Reno tak memberikan satupun kelembutan kepadanya dan harus dia akui meski dengan rintihan kesakitan dia masih bisa merasakan denyut nikmat yang ditimbulkan oleh gerakan Reno. Chrys dalam lelehan air mata melihat Reno menutup matanya, seolah yang lelaki lakukan kali ini adalah membayangkan orang lain bukan dengan dirinya. Dan benar saja tebakannya tepat setelah beberapa menit mereka bergumul dengan kasar, dia harus menerima kenyataan jika Reno mengingat satu nama yang membuatnya perih. “Aaahhhhh,,Gladis,,come on,” ucap Reno tanpa merasa bersalah dan masih menikmati permainan ini. Chrys yang sudah menitikkan air mata pedih tak digubris oleh Reno sampai lelaki itu mengeluarkan cairan kenikmatannya dan melepas pergumulan mereka begitu saja. Reno mengusap semua cairan yang keluar dengan baju Chrys yang sudah dia robek. Perlahan dia turun dari ranjang dan mengambil celananya dan memakainya kembali. Dia mendekat ke arah Chrys dan melepas semua ikatannya. Lelaki itu tersenyum bahagia tanpa merasa bersalah dengan lelehan air mata Chrys. Kecupan hangat mendarat di kening wanita itu dan dia menepuk pipi wanita itu pelan. “Terima kasih Babe untuk sambutannya, rasanya tidak terlalu buruk,” puji Reno malah membuat Chrys tersayat-sayat. “Kamu lelaki paling kejam dan tak punya perasaan yang aku kenal Reno Abrisam,” isaknya dan Reno yang sudah berbalik berencana meninggalkan Chrys kembali menghadap wajah wanita itu lagi. “Seharusnya kamu bisa memperhitungkan dulu bagaimana kekuatan musuhmu sebelum mengajaknya berperang. Dan aku rasa Arkanta tak tahu betapa busuknya kamu, Sayangku.” Rreno menjeda ucapannya dan mendekatkan wajahnya kepada Chrys. “Jangan dikira aku tak tahu kamu yang mempengaruhi Liam untuk menjauhkan Gladis dariku hanya demi ambisimu untuk menjadi Nyonya Abrisam yang bahkan menginjakkan kaki di halaman rumahku saja tidak akan pernah bisa kamu lakukan,” sarkas Reno. Tok.. Tok.. Tok.. “Masuk,” seru Reno lalu Loka dan kedua pengawal Reno masuk dengan menelan ludah mereka berat. Reno yang sadar ekspresi keduanya langsung menyingkir. “Jangan paksa wanita itu jika dia tidak mau, kasihan sedari tadi dia belum mendapatkan kenikmatan dunia,” sindir Reno dan melenggang pergi. Chrys yang sadar ucapan Reno langsung menutup tubuhnya dengan selimut dan kedua pengawal itu tak berani mendekat dan mengikuti Reno keluar. Reno sudah duduk rapi di mobil menunggu kedua pengawalnya yang dia tinggal di belakang. Reno paham jika kedua pengawalnya tak melakukan dan dia cukup salut dengan hal itu. “Selesaikan nanti setelah kalian mengantarku ke tempat Gladis, aku akan berikan bonus, jadi kalian bisa pilih yang  bagus untuk kalian,” ucap Reno membuat keduanya makin pahit menelan ludah. Mobilnya meluncur ke tempat dimana Gladis tinggal. Dari kejauhan Reno melihat ada satu kawasan pemukiman yang nampak menonjol dibanding yang lainnya dan kini dia tahu siapa yang mendesain semua itu. Ada satu bangunan besar yang bagi Reno nampak seperti sekolah dan benar saja tak lama dia mendengar bunyi bel pertanda pelajaran berakhir dan semua anak terlihat berhamburan keluar dari sana. Reno menunggu di tepi mobilnya sampai satu sosok membuatnya diam dan menegakkan tubuhnya. Wanita dengan tinggi proporsional memakai baju pink keluar dari ruangan itu dengan senyum merekah kepada semua orang dan anak-anak yang ada di sana. “Gladis-ku yang tak pernah berubah,” gumam Reno. Wanita itu langsung menghentikan langkahnya begitu melihat ada sosok yang tak pernah dia lupakan selama ini. Lelaki yang entah kapan akan pergi dari dalam hatinya. “Reno,” lirih Gladis. Reno berjalan mendekati Gladis belum sampai mereka bertatap muka dalam waktu yang lama, muncul seseorang yang akhirnya Reno kenali dengan sangat baik lelaki itu. Dia datang menyapa Gladis dan mencium pipinya. Reno menghentikan langkahnya memperhatikan interaksi mereka. “Ada apa Glad,” kata Liam karena dia juga merasa Gladis tak seperti biasanya. Liam menoleh dan mengikuti arah pandang Gladis. Mata lelaki itu membulat karena terkejut melihat Reno berdiri di hadapan mereka. “Bagaimana kamu bisa menemukan kami?” *****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN