Reno yang tak paham apa yang sedang dilakukan Loka hanya bisa diam meredakan gejolak perasaan dalam dirinya. Ingin rasanya dia berlari dan menemui Gladis saat ini juga.
“Ka, siapkan tiket, aku mau ke tempat Gladis sekarang,” ucap Reno membuat Loka diam. Reno yang merasa tak mendapat respon dari Loka langsung berdiri dan menatap pria itu.
“Ada apa?” tanya Reno penasaran.
“Gladis tak bisa dihubungi dan dia sudah pindah dari tempatnya yang sekarang, orang yang aku suruh untuk mengawasi Gladis sudah kehilangan jejaknya sejak tiga bulan lalu, tapi mereka belum melapor karena berusaha menyelidiki semuanya kenapa Gladis tiba-tiba menghilang,” jelas Loka tanpa jeda membuat Reno bingung.
“Tunggu, tunggu, aku ga ngerti apa yang kamu maksud, siapa yang mengawasi, siapa yang menghilang,” balas Reno yang memang tak paham apa yang terjadi.
Loka akhirnya menarik napas untuk menceritakan apa yang selama ini tak diketahui oleh Reno. Dan dia berpikir mungkin inilah saatnya dia jujur kepada bos sekaligus sahabatnya itu.
“Sebenarnya aku membayar orang untuk mengawasi Gladis selama hampir dua tahun ini, tapi aku memang tidak melapor kepadamu karena aku kira kamu memang belajar untuk melupakannya,” kata Loka.
Reno langsung merasa marah dengan apa yang dilakukan oleh Loka tapi dia masih berusaha mengontrol apa yang dirasakannya. Pria itu menatap Loka tajam, sadar akan tatapan itu Loka melanjutkan apa yang harus Reno ketahui.
“Salahkan aku jika memang itu yang kamu mau, tapi Gladis tidak terlibat dalam hal ini. Meskipun aku juga tahu Gladis memintaku untuk mengawasimu dan melaporkan kegiatanmu kepadanya,” ucap Loka.
Emosi Reno langsung menghilang dan berganti dengan sesuatu dalam hatinya yang menggelitik. “Apa maksudmu dia juga tahu kegiatanku selama ini?” tanya Reno dan Loka mengangguk.
Reno tersenyum tapi kemudian dia memasang wajah muram. “Termasuk soal kelakuanku keluar masuk klub malam,” tanya Reno lagi dan Loka kembali mengangguk mantap.
“Jujur, awalnya aku tak ingin menceritakan semua itu kepada Gladis, tapi ternyata dia membayar seseorang untuk tetap mengawasimu meskipun dia sudah minta kepadaku, karena itu aku menyarankan kepadanya untuk percaya kepadaku dan melaporkan semua kegiatanmu kepadanya,” kata Loka.
“Lalu kejadian ini?” tanya Reno akhirnya dia ingat jika Gladis mengalami hal yang buruk. Loka menghela napas berat.
“Jika kamu masih ingat soal lelaki bernama Liam, dialah yang menyebabkan semua ini terjadi,” kata Loka membuat Reno tak mengerti sekaligus bingung.
“Liam siapa?” tanya Reno cepat.
“Liam Putra Arkanta. Seingatku kita dulu pernah berkenalan di salah satu kafe di Jerman bersama dengan Yaseer,” Loka mencoba mengingatkan peristiwa waktu itu.
Reno memutar otak dan memorinya soal lelaki yang bernama Liam dan entah kenapa dia memang merasa tak asing dengan nama itu tapi tak terlalu ingat apa yang terjadi.
“Oke, anggap aja kita memang pernah bertemu dengan Liam, kaitannya dengan Gladis dan semua yang terjadi ini adalah?” selidik Reno yang mulai memunculkan jiwa keponya.
“Liam mencintai Gladis dan dia berusaha dekat dengan Gladis sampai masuk di kampus yang sama dengan Gladis, tapi Gladis tak pernah serius menanggapi hubungan dan perasaan Liam,” jelas Loka.
“Sedangkan Liam sendiri diam-diam menyelidiki soal Gladis dan akhirnya tahu jika Gladis adalah mantan pacarmu, karena itulah dia mulai menutup semua akses informasi tentangmu kepada Gladis,” Loka mulai memancing permasalahan yang timbul.
Reno yang mulai agak paham kelanjutannya tak bisa untuk tidak bertanya. “Jadi maksudmu dia mulai menipu atau bahkan membuat orang suruhan kita dan mungkin juga suruhan Gladis kehilangan jejak dan tidak melapor apapun mengenai kita berdua,” kata Reno.
Loka langsung mengangguk cepat mendengar asumsi Reno. Lelaki itu mulai merasa kesal dengan apa yang terjadi. “Tapi pelecehan itu?” tanya Reno menahan geram.
Loka menggeleng, “Kami lost contact soal itu dan sekarang aku sudah meminta mereka untuk mencari tahu. Karena di saat yang sama ketika Liam sudah membuat anak buah kita tersesat, dia membawa Gladis jauh dari tempat tinggalnya sekarang di pinggiran desa itu dengan alasan untuk pekerjaan,” kata Loka.
Reno mengepalkan tangannya merasa dia kecolongan dalam hal ini. “Dan bodohnya kamu baru melapor itu sekarang,” Reno langsung memukul d**a Loka keras tapi asistennya itu diam saja.
Reno langsung menariknya dan memeluknya. “Makasih Bro, aku ga tahu gimana jadinya kalau ga ada kamu,” ucap Reno yang bisa dirasakan Loka itu sebagai ucapan ketulusan.
“Sorry juga Bro, aku harusnya bisa mendeteksi bahaya, jadi Gladis ga sampai ngalami kaya begini,” ucap Loka dan Reno melepaskan pelukannya.
“Ayo kita cari sekarang,” kata Reno dan kemudian dia teriangat satu hal.
“Chrys,” lirih Reno membuat Loka bingung. Reno paham maksud ekspresi Loka dan melanjutkan rencananya. “Saat ini cuma Chrys yang bisa kita tanyai, minimal rumah sakit mana dulu Gladis dirawat jadi kita bisa ngecek dari database sana tempat tinggalnya saat ini,” ucap Reno semangat dan Loka langsung paham.
Loka terlihat menghubungi seseorang, sedangkan Reno bersiap dan sudah mengganti pakaiannya. “Ka, belikan aku ponsel satu lagi,” pinta Reno dan Loka mengangguk.
Tak lama terdengar bunyi pintu kamar diketuk, Loka langsung membukanya dan terlihat salah satu anak buah Reno datang membawa bungkusan. Loka menyerahkan bungkusan itu dan Reno langsung membukanya paham jika isinya ponsel.
“Semua data sudah di isi kembali berdasarkan data email kamu dan nomor ponsel, jadi tinggal pakai, untuk pengamanan tambahan seperti yang Oman sarankan, kamu bisa minta ke Oman,” jelas Loka.
Reno langsung menyalakan ponselnya, dia mencari satu nama dan akhirnnya dia menemukannya. Panggilan pertama tak diangkat, Reno bingung apa mungkin Chrys marah kepadanya sampai dia tak mengangkat panggilannya.
“Hallo,” jawab suara di sebrang setelah panggilan ketiga. Reno langsung berdecih halus.
“Apa kabar Nona Chrysant,” suara tegas Reno langsung membuat Chrys diam bak patung.
“Reno,” lirihnya tapi Reno masih mendengar dengan jelas.
“Baguslah kalau kamu masih mengenaliku, jadi aku tidak perlu menjelaskan banyak hal kepadamu,” sindir Reno.
“Ada apa, kenapa kamu menghubungiku?” tanya Chrys pelan.
Reno berdehem pelan dan langsung mengatakan keinginannya. “Aku ingin bertemu denganmu karena ada banyak hal yang ingin aku tanyakan soal Gladis,” tegas Reno.
Terdengar suara sumbang di sana malah membuat Reno bingung. “Apa ucapanku terlihat lucu buatmu?” selidik Reno.
“Yaahh, jujur saja itu menggelikan setelah dua tahun aku selalu mengabarimu soal Gladis dan kamu bertindak seolah tidak peduli kenapa sekarang kamu jadi peduli dengannya,” sindir Chrys.
Reno yang mendengar itu tak mau kalah begitu saja. “Apa untungnya buatmu jika aku mengatakannya. Cukup katakan saja apa maumu?”
*****
Next part, ada yang enak-enak, jadi jangan sampai ketinggalan,,hehehehe