P.74 Support Again

1165 Kata
Bagas merasa ada yang janggal dengan ucapan Reno karena itu tanpa menunggu penjelasan Reno lebih banyak lagi, dia langsung menanyakan hal yang membuatnya penasaran sekaligus ambigu di telinganya. “Sebentar, apa maksudmu dengan perjanjian. Perjanjian apa yang kalian lakukan?” cecar Om Bagas membuat Reno sedikit panik karena dia kelepasan bicara. “I-itu, itu bukan perjanjian seperti yang Om Bagas bayangkan, tapi maksudku semacam janji kita untuk saling memulai hidup baru setelah pertemuan terakhirku dengan Gladis,” jelas Reno dengan terbata. “Bisa kamu jelaskan kira-kira janji semacam apa yang kalian ikrarkan,” tegas Om Bagas. Reno merasa aneh dengan tingkat penasaran bekas calon mertuanya ini. “Ada apa sebenarnya Om? Kenapa Om Bagas begitu antusias dengan perjanjian yang aku maksud?” jiwa kepo Reno mulai mencuat dan merasa ada yang ingin Bagas sampaikan tapi dia tak tahu harus mulai darimana. Bagas yang akhirnya merasa terpojok dengan sindiran Reno tak bisa lagi menanyakan hal yang berputar-putar dan memutuskan untuk menceritakan apa yang dia ketahui. “Om rasa Gladis ingin kamu kembali, tapi kamu tahu lah bagaimana tingkat gengsi anak Om itu,” kata Om Bagas perlahan yang langsung dipahami Reno kemana arah pembicaraan ini. “Kenapa Om bisa berpikir seperti itu?” tanya Reno masih berusaha menggali lebih banyak informasi yang memang dia perlukan untuk sikap selanjutnya. “Gladis menyadari apa yang Leon, kakak Liam lakukan selama ini dan dia mulai merasa tak nyaman dengan situasi itu. Sebenarnya dia tak mengatakan dengan gamblang apa yang dia rasakan tapi Om bisa melihat jika dia terganggu dengan kondisi itu dan berharap ada seseorang yang bisa menyelamatkannya dalam situasi itu,” jelas Om Bagas. Tubuh Reno mendadak tegang, dia langsung menegakkan tubuhnya seakan ada pukulan dari punggungnya yang membuatnya tak bisa bersantai lagi. Jadi Oman dan Rasyid benar jika memang Gladis dalam bahaya. “Situasi seperti apa Om, apa Om bisa jelaskan secara detail?” tanya Reno mulai serius. Bagas yang melihat kode ini tak menyia-nyiakan kesempatan dan akhirnya menceritakan apa yang Gladis alami sekaligus pengalamannya seharian bersama Gladis kemarin. Reno manggut-manggut paham dengan apa yang Bagas jelaskan. Pikirannya mulai berkelana dan memiliki banyak rencana untuk membuat semuanya terungkap. “Sampai sejauh mana Gladis tahu soal Leon Om?” Reno memastikan satu hal sebelum dia mengambil langkah selanjutnya. “Gladis hanya tahu Leon adalah anggota dari organisasi illegal tanpa diketahui siapa orang di balik semua ini, serta ingin menjadikan Sasmita sekutu, tapi dengan cara apa dan bagaimana dia tidak tahu soal ini,” terang Om Bagas. Reno nampak diam dan berpikir sejenak, ada beberapa alternatif yang mulai bermunculan di kepalanya. Sekilas dia memandang Bagas dan akhirnya dia menghembuskan napas pelan. “Jika Reno boleh tahu sejauh apa Om Bagas percaya sama Reno soal masalah ini,” Reno menanyakan hal paling mendasar baginya yang diperlukan dalam suatu hubungan kerja sama. Bagas menaikkan alisnya mendengar ucapan Reno tapi kemudian ganti menaikkan sudut bibirnya. “Menurutmu jika aku tak percaya padamu apa aku akan datang dan menemuimu secara diam-diam seperti ini,” sindir Om Bagas tapi malah membuat Reno tertawa. “Jangan tersinggung Om, Reno hanya ingin memastikan apa Om masih mau percaya dengan Reno setelah apa yang Reno lakukan kepada Gladis anak kesayangan Om Bagas,” gelak Reno yang langsung mendapat pukulan dari Om Bagas. “Itu beda kasus Anak Muda, yang sekarang masalah semua keluarga Sasmita bukan hanya Gladis,” omel Om Bagas membuat Reno mengacungkan jempolnya dengan derai tawanya yang masih menghiasi wajahnya. Reno mengambil ponsel dari dalam kantongnya dan menghubungi seseorang. Tak sampai lima menit seseorang yang sudah sangat dikenal oleh Bagas muncul dan asisten Reno yaitu Loka menunduk hormat kepada Bagas. Reno membuka tablet yang sudah dibawa oleh Loka dan mencari satu file yang sudah dia siapkan untuk pertemuan ini. Lelaki muda ini menyodorkan tabletnya dan meminta Bagas untuk melihatnya. “Mustahil,” gumam Om Bagas dengan keterkejutan yang luar biasa dan terlihat sekali tubuhnya menegang dengan segala urat di wajahnya mengeras karena file yang dia baca. Reno hanya diam menatap Om Bagas sambil menikmati minumannya dan meminta Loka untuk keluar dari ruangan privat yang memang sudah disewa oleh Om Bagas untuk pertemuan ini. “Jadi Om selama ini kedua asisten kita, Loka dan Sania sering melakukan kontak untuk memastikan keselamatan Gladis. Dan menjengkelkannya Loka tak pernah melaporkan hal itu kepadaku, tapi harus aku akui hebatnya dia adalah dia tak seratus persen mengumbar informasi yang dia tahu kepada Sania. Jadi data yang Om pegang itu Gladis tidak tahu sedikitpun,” jelas Reno. Bagas yang mendengarnya langsung menatap Reno tajam. Tak bisa dia pungkiri dia kagum dengan jiwa muda dan kecerdasan yang Reno miliki. Dia kini paham kenapa anaknya tak bisa kabur dan pindah ke lain hati selain Reno. “Sejak kapan kamu tahu semua ini?” tanya Om Bagas penasaran karena informasi yang dia dapatkan ini tidak sepele dan pasti melibatkan banyak pihak untuk menggali informasi sebesar ini. “Seseorang membantu Reno sejak Abra Group juga dalam masalah dan sialnya itu juga perbuatan Leon. Karena itu aku merasa Om Bagas juga harus tahu karena semakin lama kita menyelidiki ternyata dia juga mengincar Sasmita,” terang Reno. Bagas meletakkan tablet itu di meja dan memijat keningnya perlahan. Jika saja dia punya penyakit jantung pasti sekarang dia sudah masuk rumah sakit dan bisa saja koma. “Kita tak bisa lagi menganggap ini masalah yang remeh Ren,” kesimpulan Om Bagas dan Reno mengangguk mendengar hal itu. “Reno setuju Om soal ini dan sekedar informasi saja untuk Om, akar masalah ini sebenarnya hanya karena satu orang yang berambisi dan iri dengan kesuksesan Ar Madin awalnya, dan Abra Group kemudian, lalu semakin serakah hingga merembet ke Derawan dan Sasmita,” ucap Reno dengan nada penuh kesal. Bagas tak membantah apa yang Reno ucapkan dan akhirnya setelah fakta yang dia ketahui ini, dia tidak ingin banyak berpikir dan mempertimbangkan lagi, saat itu juga lelaki paruh baya ini sudah memutuskan apa yang harus dia lakukan. “Aku memberikanmu segala dukunganku kepadamu untuk bisnis yang sungguh menjengkelkan ini, bukan karena Gladis saja tapi demi semua lini bisnis keluarga yang selalu kita jaga, karena targetnya sudah terlalu besar,” ucap Om Bagas membuat Reno mengangguk senang. “Termasuk rencana yang nanti akan Reno jalankan Om juga tidak akan keberatan soal itu?” tanya Reno ingin memastikan sebelum lelaki seusia ayahnya ini menyesal. “Apapun itu Reno selama masih bisa dipertanggungjawabkan dan tidak membuat kerugian banyak pihak, Om akan mendukungmu. Jika Rendra tak terima soal ini biar Om yang maju untuk menjelaskan kepadanya,” dukung Om Bagas. Reno langsung serasa mendapat dukungan besar dan tenaga super untuk menghajar kutu-kutu kecil yang menggnggu caranya menikmati hidup. “Tapi Ren, ada satu hal yang membuat Om pensaran. Sebenarnya bisnis apa yang organisasi ini jalankan?” tanya Om Bagas polos. “Bisnis yang menggelikan dan memuakkan.” ***** Abis ini lebih banyak menghadirkan interaksi soal Reno yang usaha banget buat ngajak Gladis balikan plus dramanya mereka berdua, hehehhe.. Penasaran?? Di sini aja ga usah kemana-mana yes,, Stay at home dan tetep jaga protokol kesehatan ya teman-teman. Hug..
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN