“Apa yang dia miliki sampai membuatku tak bisa mengalihkan pandanganku kepadanya,” gumam Reno.
=========================================
Ponsel Reno berdering dan dia melirik sekilas siapa yang menelpon lalu mengangkatnya tapi pandangan matanya masih tertuju kepadanya.
“Ada apa?” tanya Reno membuat si penelpon kesal. “Apa yang kamu lihat sampe jutek gitu,” keluh pria itu kesal. “Bidadari nih Oman, makanya jangan ganggu nanti aku kehilangan jejak,” keluh Reno.
“Lebay lu, paling juga cewek putih dikasih bedak,” ucap Oman asal. “Asli aku ga bohong, cek cctv ya, cewek pake gaun biru navy one off shoulder, make up natural tinggi sekitar 160an kali ya, slim, pas buat dipeluk, mungkin juga B cup, ukuran masih samar ini,” omongan Reno mulai ngaco sampe nyebutin ukuran segala.
Oman langsung terbahak, “Jeli ya sampe tahu ukurannya segala,” sindir Oman dan tak lama Reno terbahak juga. “Refleks Bro, naluri,” jawabnya santai.
“Aku dapet kesempatan nih Bro, cek buat aku ya, bye,” tutup Reno bahkan sebelum Oman mengatakan tujuannya menelpon. Oman hanya bisa menggelengkan kepalanya, “Dasar buaya cap kapak, ga bisa liat yang bening dikit,” ucap Oman yang sebenarnya melihat kelakuan Reno dari salah satu ujung ballroom di sana.
Reno melihat wanita itu sedang bercengkrama dengan Lala, pasangan dadakan yang tadi dia bawa. Lelaki itu tersenyum penuh pesona, kali ini dia bisa pastikan akan bisa mendapatkan wanita itu.
"Hey, aku mencarimu ternyata kamu disini." Reno menyela pembicaraan mereka. "Aku haus jadi kesini, kenalin Kak ini temen SMA ku namanya Asmara," kata Lala.
"Reno Satria Abrisam panggil aja Reno," kata Reno sambil menjulurkan tangannya dengan senyum terbaik menurut Reno.
"Asmara" jawab wanita itu singkat.
Reno mengernyitkan dahi, 'Ini cewek cuek amat aku senyum manis begini wajahnya lempeng aja kaya papan,' batin Reno. "Just Asmara?" tanya Reno penasaran.
"Nama yang memang aku pake pas kenalan sama orang baru," jawab Ara cuek.
“Iya mungkin ada nama panjaangnya, kan aku aja ngenalinnya pakai nama panjang,” goda Reno dengan tatapan penuh pesona menurutnya.
“Buat apa? Dan itu ga penting juga kan, apalagi ini juga pertemuan pertama, atas dasar apa Anda harus tahu lebih banyak,” ucap Asmara ketus.
Reno mengembangkan senyumnya, kata-kata Asmara yang ketus mengingatkannya pada Gladis yang selalu ketus sama siapa aja. Lalu dia menggelengkan kepalanya, astaga kenapa dia harus mengingat wanita itu di saat ada wanita yang lebih menarik baginya.
'Oke ini cewek sangat menarik, ga murahan dengan orang asing. Wanita yang sangat menarik,' batin Reno. Kemudian dia teringat dengan pria yang ada di samping Asmara. "Dan dia?" selidik Reno. "Devio, my fiancé," jawab Asmara dan pria itu Devio hanya tersenyum sopan, dan Reno memandang dengan jeli pria seperti apa dia.
Reno tampak terkejut dengan jawaban Asmara, “Tunggu sebentar, maksudnya dia tunangan kamu?” tanya Reno sekali lagi karena tak ingin dia salah mendengar. Dan sekali wanita itu mengangguk mantap.
Reno hanya bisa diam mendengar hal itu, sampai Asmara dan Devio pamit pada Lala seketika membuat Reno sadar. 'Bagaimana bisa aku menyukai wanita yang sudah bertunangan. Dia pasti bohong kan? Aku ga akan percaya gitu aja,’ tekad Reno menatap kepergian keduanya.
Dia tak bisa melupakan kejadian ini begitu saja, apalagi dengan detak jantung ini yang menggila hanya melihatnya. Perasaan yang hanya sempet dia rasakan saat bersama Gladis dan kini datang bersama dengan kemunculan Asmara.
Dia langsung menghubungi Loka dan tak lama terddengar nada sambung di sana. “Ka, cek semua hal tentang Asmara, salah satu kolega dari Mr. Johnson,” perintah Reno.
Loka agak bingung dengan hal ini tapi dia mengiyakan saja perintah Reno. Tak lama Oman datang menepuk punggungnya. Reno langsung menoleh kaget. “Astaga untung jantungku kuat,” kata Reno malah mendapat tawa lepas dari Oman.
“Apa istimewanya cewek macam dia,” kata Oman langsung komentar membuat Reno langsung semangat. “Justu itu aku kudu apa yang bikin dia istimewa sampai aku ga kedip liat dia,” kata Reno berbinar.
“Udah minta Loka cari tahu?” tanya Oman dan Reno mengangguk. “Iya udah entar juga dia bakal nanya aku dan laporan ke kamu,” ledek Oman yang bersiap pergi.
“Eh, mau kemana?” teriak Reno dan Oman hanya mengangkat tangannya menandakan jika dia tak perlu tahu. Reno berdecak dan menghabiskan minuman yang ada di tangannya sampai dia merasa ada seseorang yang mengapit lehernya.
“Norak banget lu, kaya anak kecil,” cela Reno yang mendapat tawa dari seorang pria seumurannya. “Ga nyangka aku pengusaha besar macam Rasyid Ar Madin bisa cacat tingkah laku kaya gini,” ledek Reno makin menjadi.
Tapi sahabat Reno yang satu ini tidak merasa terhina dengan semua ucapan Reno dan dia santai menanggapinya, salah satunya dengan tawa bahagia.
“Mana Oman,” tanya Rasyid sambil leher dan matanya celingukan mencari Oman. “Jangan aneh-aneh deh, mau nyari di ballroom segede gini cuma toleh-toleh doank, telpon lah,” sindir Reno.
Rasyid langsung tertawa dan mengambil ponselnya. Tak lama Oman menjawab dan menyebutkan tempatnya lalu pria itu berlalu pergi. Reno yang langsung ingat jika dia melupakan Lala, seketika dia mencari Lala sekaligus untuk mencari tahu siapa itu Asmara.
“La, sorry dari tadi aku tinggal-tinggal terus,” kata Reno saat melihat Lala ada di salah satu ujung ballroom. Lala hanya menggeleng, “Gapapa Kak, aku tahu Kakak banyak rekan bisnisnya di sini,” jawab Lala.
“Oh ya, kamu bilang Asmara tadi temen kamu SMA? Kalian deket?” tanya Reno tanpa sungkan dan Lala menggeleng. “Ga akrab banget, tapi Ara terkenal ga takut sama siapapun dan anti sama cowok,” ucap Lala membuat Reno bingung.
“Ara?” tanya Reno tak paham. Lala tersenyum, “Panggilan Asmara itu Ara, Kak, dari dulu,” jawab Lala membut Reno paham. Pria itu diam memikirkan apa yang diceritakan oleh Lala.
Jika dia tak terlalu suka dengan lelaki biasanya kalau udah seneng sama satu lelaki dia bakal setia. Kenapa bisa persis gini sama modelnya Gladis ya. Dan kembali Reno memukul kepalanya pelan.
“Kenapa sih, harus bandingin dia sama Gladis terus,” lirih Reno membuat Lala bingung. “Ada apa Kak?” tanya Lala dan Reno menggeleng.
Ponsel Reno kembali berdering dan melihat nama Rasyid di sana. “Kenapa lagi sih,” jawab Reno kesal. “Ikut ke penthouse gue sama Oman, cewekmu ante raja pakai taksi, ga pake bawel dan protes. Cewek baik tuh, jangan sampai diembat juga di kasur,” kata Rasyid menohok.
“Ga doyan, lagi ga mood.”
*****
Taa daaa,,,
Finally, ketahuan siapa wanita yang ditemui Reno, yang udah baca kisah sebelumnya sih udah ketebak ya..hhehee..
Tapi tunggu dulu, aku belom sampein hal yang mengejutkan Reno nantinya, wkwkwk..