1 bulan kemudian...
Cinta menyambut kedatangan kakaknya pulang dari luar kota. Seperti biasa topeng kebahagian senantiasa menyemat di wajanya. Tidak adak kesedihan di wajah namun di matanya siap menampung air mata.
‘’Bagaimana keadaan rumah? Bersihkan...’’ jawab sang kakak. Cinta mengangguk.
‘’Pasti dong.’’ Jawab Cinta.
‘’Bantuin dulu aku gendut.’’ Kata kakak.
Satu hal yang perlu kalian tau Cinta bukan gadis yang kurus, ia memiliki tubuh seberat 64kg dan tinggi 169cm.
‘’Iya kak, mau bantuin apa?’’ jawab Cinta.
‘’Ambilkan barang- barangku di mobil.’’
‘’Siap.’’ Jawab Cinta.
Sedikit egois tapi Cinta lebih senang sendirian daripada mereka pulang walaupun ia tau ini bukanlah rumahnya.
Dengan susah payah Cinta mengangkat koper yang besar dan membawanya masuk kerumah. Koper yang ia bawa bukanlah ringan melainkan berat dengan barang dagangan baju. Kakak cinta seorang penjual pakaian.
Cinta meletakan koper tersebut di ruang tamu setelah itu menuju kebelakang untuk menjemur pakaian. Bisa dibilang Cinta itu mirip seperti pembantu, pekerjaan rumah ia selesaikan sendiri dulu ia pernah protes dan kakaknya menjawab
‘’Aku sudah memberikanmu hidup, tempat tinggal disini jadi kamu harus tau diri dan bantu aku dek.’’
Hati Cintapun merasa sakit jadi ia hanya bisa terima.
‘’Sudah Dek?’’ tanya sang kakak. Cinta yang sedang menjemur langsung menuju kakaknya dan menjawab sudah.
‘’Sudah kak, aku jemur baju dulu.’’ Ujar Cinta.
‘’Oh kamu lagi nyuci kah De? Yaudah kalau gitu. Aku mau bongkar dagangan dulu.’’ Jawab kakak.
**
Kepulangannya membuat ibu dan saudara perempuan satunya datang kerumah. Seperti biasa Cinta menyiapkan tempat tidur di depan tv untuk ibu dan teh satu canteng. Ibunya tidak suka tidur di kamar karena tidak ada tv.
Ibu datang dan duduk di tempat Cinta siapkan.
‘’Cinta.’’ Panggil Ibu dengan lembut. Lembutnya adalah kewaspadaan buat cinta.
‘’Iya Bu.’’ Jawab Cinta.
‘’Gakpapa, ibu mau kesebelah dulu.’’ Ibu berdiri lagi dan pergi ke rumah anak pertamanya itu.
‘’Iya.;; jawab Cinta.
**
Ibu sampai dirumah anak pertamanya dengan serius ia duduk dan membahas nasib Cinta.
‘’Aku mau nikahkan Cinta dengan penjaga ayam langgananku.’’
Ibu seorang pengusaha lele dan suka mencari pakan alternatif ditukang ayam dekat pasar.
‘’Terserah, nikahkan aja.’’ jawab Johan, kakak pertama laki- laki.
‘’Nikah apa gak terlalu muda? Umurnya masih 22 tahun.’’ Kata Mami Idar, istri kak Johan.
‘’Daripada dia menyusahkan kalian, dirumah terus. Jadi pembantunya si Klara.’’
‘’Gak usah.’’ Tolak Johan setelah berfikir. ‘’Kalau dia susah siapa yang mau tanggung jawab? Mau makan apa dia? Hidup dimana? Mau numpang sama Ibu, nanti mengeluh lagi.’’ Jawab Johan. ‘’Nanti dia kerja di perusahaanku aja.’’. johan tau sifat ibunya pinplan. Tergesa- gera menikahkan anak gadis satu- satunya lalu nanti mengeluh seperti dulu nanti.
Dulu ibu menjodohkan salah satu adiknya dengan adik sepupunya dan sekarang apa? Hidupnya susah dan Ibu selalu mengeluh ini dan itu.
Tak lama Klara adik ketiga dan Seina adik kedua datang dan duduk.
‘’Kenapa? Bahas apa’’ tanya Klara.
‘’Masalah Cinta, aku mau nikahin dia sama tukang ayam langgananku.’’
‘’Hah? Serius? Ya terserah sih kan anaknya Ibu.’’ Jawab Klara
‘’Nanti kalau hidup susah gimana?’’ tanya Seina.
‘’Iya hidupnya nanti sepertimu kalau dia menikah, susah dan selalu buat ibu mengeluh.’’ Jawab Johan.
‘’Yaudah kalau gitu kalian pikirin.’’ Tak lama ibu beranjak pergi dan pulang kerumah.
**
Cinta sedang berada di depan laptop, menulis sebuah cerita khayalan lalu akan di publikasikan di w*****d.
‘’Cinta sayang, kamu mau kerja sama Papimu?’’ tawar Ibu pelan. Cinta menggeleng menurut perempuan itu hasil dari kepenulisannya sudah cukup
‘’Gak mau.’’ Tolak Cinta.
Cinta tidak tau kalau sebenarnya ia akan di nikahkan dengan tukang ayam.
‘’Yaudah kalau gak mau..’’ jawab Ibu.
Cinta menatap raut wajah ibunya, ada rasa tidak enak di dalam benaknya tapi apa? Cinta melanjutkan menulis hingga jam 1 malam.
Setelah selesai ia tidur di samping keponakan kebetulan mereka satu kamar.
**
Tanggal 02 September 2017
Hari ini adalah pernikahan salah satu sepupu cinta bernama Indra. Sebagai keluarga yang baik Cinta, Johan dan Klara hadir ke dalam pernikahan tersebut. Ibu beserta Mba Seina tidak hadir karena sibuk dengan usaha lele.
Mereka bertiga naik ke mobil pajero sport bewarna putih. Cinta duduk di belakang memakai earphone untuk mendengar lagu kesukaannya. Awalnya semua berjalan baik sampai akhrinya Johan berbicara.
‘’Mulai senin kamu kerja di kantor, nanti soal pakaian kamu minta ke Klara.’’ Katanya tiba- tiba. Cinta tidak kaget namun dalam hati ia tidak mau.
‘’Iya.’ Jawab Cinta.
‘’Kamu tuh mau di nikahkan sama tukang ayam tau! Dirumah bikin susah, jadi kamu ikut kerja aja biar gak dirumah terus.’’ Kata kak Johan, Cinta sangat kaget seketika ia memandang jalanan dengan pikiran kosong.
‘’Ibu itu mau kamu cepat menikah dan berumah tangga karena umurnya sudah tua. Pasti ada maksud tertentu Ibu.’’ Jelas Kak Klara.
Klara takut nanti Cinta salah paham dan menangis, Cinta itu hatinya sangat sensitif.
‘’Iya.’’ Jawab Cinta lagi.
Cinta tertawa dalam hati, permainan Ibu sangat licik. Ia di berikan dua pilihan, menikah atau bekerja.
**
Sepulang dari acara Cinta masuk ke kamar, melepas jilbabnya dan mengambil handuk, ia menuju kamar mandi menyalakan keran dan terduduk seraya menangis pelan.
‘’Tolong aku Tuhan, seandainya aku menikah dengan lelaki miskin tapi atas pilihanku sendiri bukan pilihan orang lain. Karena jika aku susah nanti aku tidak akan mengeluh ke siapa- siapa.’’
Cinta bukan wanita matre hanya saja ia tidak ingin senasib dengan kakaknya bernama Seina, hidup seperti parasit di saudara- saudaranya. Cinta tidak ingin membuat susah orang yang disayanginya seperti kak Klara dan lainnya.