Bagian 5

1004 Kata
Ramma baru saja habis mandi dan duduk di tilam lantai. Ia mengambil hpnya dan melihat Wa. Ia teringat Cinta dan ingin menghubunginya. Foto profilnya adalah wajah sendiri dengan kerudung bewarna ungu. ‘’Cintaku.’’ Gumam Ramma. Ramma: P Ramma: P Ramma: Cinta, ini Ramma J save ya. Cinta: J Iya Kak Ramma. Ramma: Lagi apa cin? Cinta Lagi habis mandi Kak, mau pake baju :D. Ramma: Sok, pakai dulu bajunya. Habis itu chat lagi. Ramma mengusap layar hpnya seraya tersenyum sendiri. Ia menghayal Cinta sedang memakai handuk dengan rambut terkuncir wow sangat seksi. ‘’Aduh kurang ajarnya pikiranku ini’’ gumam Ramma ke diri sendiri. Ramma memantikan api di ujung rokok, sambil meroko ia akan menunggu Cinta. Sejam kemudian... Cinta: Kak Ramma. Ramma: Iya Cinta, sudah selesai?’’ Cinta: Sudah kak. Kakak lagi ngapain? Ramma: Nunggu Kamu Cin, disini di kosan aku dalam keadaan halal. Cinta yang sedang dirumahnya tersenyum ketika membaca chat Ramma Cinta: Amin Sepanjang malam mereka saling membalas pesan hingga waktu tidur tiba. Baik cinta maupun Ramma akan saling jatuh cinta ** Hari kedua masuk kerja. Sebelum pergi, Cinta membersihi rumah dulu. Ia hidupnya menumpang jadi tau diri. Sambil mengepel ia teringat sosok Ramma, Ramma tau sisi kelemahannya dan cinta tidak perlu bersandiwara pura- pura bahagia kalau di depan lelaki itu. Setelah selesai Cinta mengangkat ember pelan lantai untuk di bawa kebelakang dan meletakannya disana. Cinta akan mandi dan  berangkat kerja. Sepertinya cinta memiliki semangat baru. Cinta masuk ke kamar meraih handuk yang tergantung di belakang pintu, setelah itu ia melangkah menuju kamar mandi. Sampai di dalam sana ia melepas seluruh pakaiannya dan melihat dirinya telanjang. Bekas cambukan Mama begitu keliatan di punggung dan dadanya. Cambukan itu ia dapatkan karena ketahuan ciuman dengan adik sepupu mamanya. Adik sepupu mama seorang duda berusia 39 tahun. Miris sih. Cinta mengguyur tubuhnya dengan air dingin membiarkan rasa dingin menyergap tubuhnya agar segar. Setelah diguyur ia mengambil sabun dan menggosoknya di tubuh. Cinta menutup mata merasakan sentuhan tangannya sendiri di tuubuh gemuknya. Bila dipikir adakah laki- laki yang mau sama dia? Membawa dirinya hidup jauh dari keluarga dan tenang? Jika ada Cinta mohon bawalah dia agar hidup tenang dan bahagia, walaupun secara sederhana. ** Ramma duduk di pos, pekerjaannya sekarang berubah menjadi supir barang. Ia mneunggu Cinta datang dan memberinya sapaan. Semalam mereka mengobrol tanpa jeda walaupun hanya berbalas pesan. ‘’Weh, kerja... duduk mulu di pos.’’ Kata Tian yang baru saja datang. ‘’Duluan, aku lagi nunggu barang buat angkut.’’ Jawab Ramma sambil menghisap rokok terakhir dan puntungnya diijak agar apinya mati. ‘’Aku duluan masuk ya.’’ Kata Tian dan Ramma mengangguk. Tak lama Cinta datang, Ramma dapat melihatnya memarkirkan motor dan melepas helm. Rahma bangun dari duduknya dan berdiri diambang pintu. Cinta berjalan kearahnya sambil melihat layar hp. ‘’Pagi Cin.’’ Sapa Ramma. Cinta menengok dan tersenyum  indah. Indah dipandangan Ramma. ‘’Pagi juga Ramma, gak masuk ke dalam kah?’’Tanya Cinta. ‘’Profesiku udah jadi supir barang jadi nunggunya di pos aja.’’ ‘’Hm, kalau gitu hati- hati bawa kendaraan kak. Aku masuk dulu.’’ Kata Cinta. Ramma sempat memegang tangan Cinta dan tersenyum bersamaan. ‘’Makan siang di mana nanti Cin?’’ tanya Ramma. ‘’Sepertinya diluar kak, aku kepengen mie ayam.’’ Jawab Cinta. ‘’Oke, bareng ya.’’ Jawab Ramma dan cinta mengangguk. “Oke kak.’’ Jawab Cinta. Ramma melepas pegangannya dan membiarkan Cinta masuk kedalam kantor. ** Makan siang tiba, biasa ia makan di kantin tapi untuk hari ini tidak. Ia ingin makan sendiri, menikmati kesendirian. Cinta bergegas keluar dari kantor dan menuju parkiran. Saat jalan menuju parkiran ia bertemu dengan Ramma yang sedang melambaikan tangan kepadanya. ‘’Aku sudah nungguin buat makan sama kamu Cin.’’ Kata Ramma. Cinta tersenyum ia melambaikan kunci motornya dan Ramma mengambil kunci tersebut. ‘’Aku yang bawa ya.’’ Ramma tersenyum kemudian berjalan menuju motor Cinta. Cinta naik ke atas motor bersmaa Ramma dan keluar bersama. Keluar tanpa helm. ‘’Makan mie ayam?’’ tanya Ramma dengan suara yang keras karena bising oleh kendaraan lain. ‘’Iya kak.’’ Jawab Cinta. Mereka berdua sama- sama pergi ke langganan mie ayam Ramma. Sesampainya disana mereka berdua turun dan masuk ke dalam warung mie ayam. Warung mie ayam ini terbilang cukup bagus dan bersih karena pemiliknya seorang owner minimarket terkenal di daerahnya. Cinta maupun Ramma saling duduk berhadapan dan Ramma menatap Cinta. ‘’Cin, mau jadi pacarku gak? Aku suka kamu sejak pertama kali bertemu. Aku ingin melindungimu dan menjadi tempat bersandarmu.’’Ujar Ramma. Cinta tersentak ia melebarkan matanya kaget tak lama tertawa pelan. ‘’Kita kan baru dua hari ketemu kak, aku takut nanti kakak Cuma main- main lagi.’’ Jawab Cinta sambil memesan dua mie ayam dan es teh ketika pelayan datang. ‘’Hush... aku gak gitu kali cin, aku jujur kok dari hati yang terdalam. Aku sayang kamu gak tau kenapa. Melihatmu menangis apalagi dengan wajah sendumu rasanya aku ingin memilikimu. Percayalah aku cin. Aku sayang sama kamu.’’ Ramma memegang tangan Cinta erat manik matanya memancarkan keseriusan mendalam. ‘’Apa buktinya kak? Aku butuh pembuktian agar aku tidak kecewa ataupun menyesal nantinya.’’ Ujar Cinta dengan nada serius. ‘’Apapun keinginanmu sayang.’’ Jawab Ramma. ‘’Baiklah, ketika aku ingin pergi dari keluarga nanti... apa kamu siap membawaku pergi? Menyembunyikan aku dan membuatku hidup dalam keadaan bahagia?’’ ‘’Pasti pasti pasti. Akan kubawa kamu kemanapun disaat kamu pergi. Yang penting bersamaku.’’ Jawab Ramma. Cinta seketika menangis haru ia kemudian menganguk. ‘’Kalau gitu aku mau kak.’’ Jawab Cinta. Ramma tersenyum sambil mengusap pipi pacarnya. ‘’Ramma dan Cinta selamanya, akan menikah dan hidup bersama bukan untuk mainan.’’ Jawab Ramma. Dua mangkok mie ayam dan es teh sudah tersaji. Ramma menggeser milik cinta dan memberinya minuman. ‘’Makasih Mba.’’ Jawab Ramma. Ramma melepas topinya dan meletakannya di meja. Cinta mengambil topi milik Rama dan menciumnnya. ‘’Topinya buat aku aja ya?’’ minta Cinta. ‘’Topinya bau kepala kakak sayang, belum di cuci.’’ Jawab Ramma sambil mengaduk- aduk mie ayamnya. ‘’Gakpapa kok, baunya aku suka kok.’’’ Jawab Cinta sambil menciumnya dan menatap Ramma. ‘’Kalau kamu suka ambil aja. kalau gitu aku juga harus punya sesuatu dari kamu dong.’’ Canda Ramma. Cinta berfikir kemudian ia mengeluarkan sebuah sapu tangan. ‘’Ambillah, ini sapu tangan kesayanganku karena mampu menghapus air mataku.’’ Jawan Cinta. Ramma mengambil sapu tangan lalu memasukannya ke kantong saku baju. ‘’Buat kakak tidur biar serasa ada kamu gittu hehe.’’ Jawab Ramma. Ramma meracik mie ayamnya dan mulai makan begitupun dengan cinta. ‘’Mie ayamnya enak ya kak, ayamnya banyak dan potongannya besar- besar.’’ Seru Cinta. ‘’Iya Cinta biar kamu kenyang dan kuat hehe.’’ Jawab Ramma ‘’Iya Kak. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN