Agatha memalingkan wajahnya. Ia tahu kalau ibunya akan memarahinya akibat sikapnya yang usil. Pura-pura marah, mungkin bisa membuat ibunya berhenti mengucapkan kata-katanya. Tapi, tidak. Elizha tetap melanjutkan perkataannya setelah terjeda akibat menatap putrinya yang tengah ngambek. “Jadi cewek itu jangan kaya preman, banyak tingkah.” “Hm, Ma, masak anak secantik ini dikatakan kaya preman,” jawab Agatha dengan tersenyum kecut. Waktu bergulir begitu cepat. Agatha kembali ke kamar untuk istirahat kembali. Namun, dia malah memilih memainkan gitarnya. Sebuah alat musik yang dijadikannya tempat mengeluarkan keluh kesah. Tambah lagi, hatinya sedang gundah akibat perkataan dari ibunya Zakaria siang tadi. Padahal, mereka belum juga melangkah pada hubungan yang lebih serius. Tuhan seakan me