Bibir milik Agatha ditekuk ke dalam. Matanya lesu menatap gelas yang masih berserakan. Seharusnya, ia telah menyeduh air itu sampai puas. “Dasar, gelasnya ringkih,” decaknya. “Hm, itu salahmu, Tha. Bukan salah gelasnya. Pasti kamu menuang air panas tanpa dikasih air dingin, kan? Makanya itu gelas memuai dan akhirnya pecah,” sahut Elizha yang masih dengan anggun menikmati camilan yang ada di meja. Camilan berbahan dasar dari ketela yabg diolah menjadi keripik kemudian dicampur bumbu bubuk. “Eh iya, padahal kan mau ambil air dinginnya. Kok malah panas, sih,” jawabnya. Agatha mengambil gelas baru untuk diisi dengan air yang diinginkan. Setelah selesai meneguk air minum, Agatha berjalan ke arah dapur untuk mengambil alat pel, sapu, dan tempat sampah untuk membersihkan lantai. Dia yang b
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari