“Shi fuuu … Shi Fuuu ….” Teriak Xa Chou dan Ming Zhe
“Hei Xa Chou lihatlah tidak ada tanda-tanda rumah terbakar, berarti yang dikatakan oleh A TSe itu tidak terbukti sama sekali, artinya A TSe sudah berbohong pada Xiao Min. Gawat, kalau begitu Xiao Min sedang terlibat masalah dengan hukum, aku yakin pasti dia yang sudah merampok toko perhiasan,” ucap Ming Zhe
“Kau benar, pasti dia sudah menjalankan rencana yang sudah kita usulkan padanya. Lalu bagaimana ini, kalau sampai kita di tangkap oleh pihak berwajib,” ujar Xa Chou merasa ketakuan
“Lebih baik kita ceritakan saja yang sebenarnya, pada pihak berwajib sebelum kita di tangkap atau di bunuh oleh Xiao Min,” usul Ming Zhe
Xa Chou termenung melihat keadaan rumah Biksu Yen, mempertimbangkan segala baik buruknya.
“Baiklah, aku hanya meminta agar kita tidak di jebloskan ke dalam penjara,” rengek Xa Chou
Ming Zhe dan Xa Chou memutuskan untuk pergi ke kantor Polisi, menceritakan semuanya yang telah terjadi.
“Permisi pak, kami berdua ingin menceritakan yang berkaitan dengan raibnya beberapa perhiasan mewah,” ucap Ming Zhe
“Hmm , kalian berdua siapa? Dan apakah kalian tentang sesuatu atau siapakah yang sudah mengambil perhiasan mewah?” ucap kepala polisi.
“Ya kami mengetahuinya, karena sebenarnya kamilah yang mengusulkan untuk merampok Toko perhiasan, tapi kami tidak melakukannya,” jawab Ming Zhe
“Memberi usulan, tapi ridak melaksanakannya, jadi siapa? Coba ceritakan dari awal,” pinta kepala polisi
“Jadi begini ceritanya, di Pondok persilatan Biksu Yen sedang diadakan kompetisi untuk dijadikan sebagai ketua pimpinan di pondok, dan itu berlaku bagi siapapun termasuk saya, Xa Chou dan Xioa Min. Dan Sebelum itu juga, rupanya ada pembicaraan antara Xiao Min dengan Shi Fu,menurut Xiao Min, dirinya telah di janjikan untuk dijadikan kepala pondok persilatan. Dan sepertinya Shi FU telah memiliki rencana lain, dengan mengrimkan seorang wanita untuk menguji kami. Singkat cerita, Shi Fu merasa kecewa dengan perilaku Xiao Min dan mengakibatkan Xiao Min tidak lulus jadi ketua pondok persilatan,” papar Ming Zhe
“Oh jadi begitu awal mula ceritanya, lantas apa yang ia perbuat? Dan apa hubungannya dengan perampokan?” tanya kepala polisi lagi
“Ada hubungannya pak, jadi karena Xiao Min merasa dendam yang terdalam pada Shi Fu, lalu Xiao Min menemui A Tse meminta untuk membunuh Shi Fu. A Tse menyetujuinya untuk membunuh biksu Yen, asalkan Xiao Min membayar dengan harga yang sesuai,” jawab Ming Zhe
“Dan malam harinya, A Tse menemui Xiao Min dan mengatakan bahwa pekerjaan yang di perintahkan oleh A TSe sudah dilaksanakan, dan dia meminta bayaran dengan jumlah yang Fantastis, yakni sekitar 5 juta yen. A Tse juga mengancam jika dalam kurun waktu tiga hari Xiao Min tidak memberikan uang dengan jumlah 5 juta Yen, maka, A Tse akan melaporkannya pada polisi,” sambung Xa Chou
“Merasa panic karena tidak memiliki uang dengan jumlah yang besar, Xia Min meminta pendapat pada kami, dan kami hanya menyarankan saja. Awalnya kami menyarankan untuk meminjam pada Renteaineeer agar tidak ketahuan pada kedua orang tua Xiao Min bahwa dirinya telah membunuh Biksu Yen melalui tangan A Tse. Selain itu juga kami sempat bercanda untuk mengusulkan agar merampok toko perhiasan saja,” sahut Ming Zhe
“Kami tidak tahu, kalau Xiao Min setuju akan salah satu dari rencana kami untuk merampok toko perhiasan. Xiao Min juga semoat mengajak kami untuk melaksanakan ide merampok toko perhiasan, tapi sungguh pak, kami tidak mau,” sambung Xa Chou.
“Kenapa tidak mau? Bukankah Xiao Min adalah sahabat kalian berdua?” tanya Kepala Polisi.
“Tidak mau, karena untuk membunuh Shi Fu saja, kami tidak membenarkan, sesungguhnya kami takut di ancam oleh Xiao Min. Dia juga selalu bersikap kasar pada murid-murid Shi Fu lainnya, kami mohon pada anda, jangan masukkan kami ke dalam penjara, Tuann kami mohon,” rengek Ming Zhe
“Tapi kan kalian juga mengusulkan pada Xiao Min untuk merampok, otomatis itu sudah masuk dalam kategor otak criminal, begini saja, kalian lebih baik masuk penjara saja, biar hukum yang berbicara, apakah kalian bersalah atau tidak, dan masa hukuman kalian juga biar di tentukan oleh hakim, oke,” usul Kepaa Polisi.
“Aaaaa … tidaaakkk … kami mohon padamu pak polisi, kami kan sudah mengakui kesalahan kami, jangan masukan kami ke dalam penjara,” rengek Xa Chou
“Tidak bisa, begini saja, kalian kan sudah mengakui keslahan, kalian masuk dulu saja ke dalam penjara, lalu nanti kita lihat keputusan hakim dan jaksa bagaimana, apakah kalian bisa bebas lagi atau tidak, oke?” usul Kepala Polisi
Xa Chou dan Ming Zhe saling berpandangan satu sama lain.
“Apakah kami akan membusuk selamanya di penjara?” tanya Ming Zhe
“Hahhahaha tidaaakk … tentu saja tidak, kalian bisa bebas kok, lagipula penjara itu kan juga tidak menakutkan, di sini dapat dipastikan kalian bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, kalian bisa lebih berpikir lebih bijak, bagaimana?” ucap Kepala polisi
“Tapi pak Polisi, rata-rata ketika orang yang sudah keluar dari penjara pasti kan di cap buruk oleh masyarakat, benar kan?” ucap Ming Zhe
“Nah, itu kalian sudah tahu, kalau keluar dari penjara pastii akan dicap buruk oleh masyarakat, lantas kenapa kalian masih saja memiliki pikiran jahat dan rencana kotor? Sudah … sudah … kalian masuk saja ke penjara, dan tunggulah keputusannya bagaimana, oiya satu lagi, ketika kalian berdua selama di penjara, berlaku baik, maka kalian juga akan dapat remisi,” papar kepala polisi.
Dengan sangat berat hati, Ming Zhe dan Xa Chou mengikuti apa yang di perintahkan oleh Kepala Polisi, yakni masuk ke dalam penjara.
“Ming Zhe bagaimana ini, kok kita malah masuk ke penjara ya,” rengek Xa Chou
“Ya mau bagaimana lagi Xa Chou, kan kita juga
“Ya mau bagaimana lagi Xa Chou, kan kita juga mengusulkan Xiao Min, andai saja saat itu kita diam saja, dan kita benarkan untuk meminjam saja pada Renteineeer. Mungkin tidak akan terjadi seperti ini,” ucap MingZhe
Baik Xa Chou dan Ming Zhe pasrah dan ikhlas ketika mereka diminta untuk masuk penjara secara baik-baik oleh kepala Polisi.
“Pak polisi, kira-kira kami akan lama di penjara tidak?” tanya Xa Chou dengan muka sedih.
“Hahahhaha … sudahlah alangkah baiknya jika kalian berdoa saja ya, kami mau mencari Xiao Min dulu. Sebab ada kemungkinan jika Xiao Min telah menjual seluruh perhiasan di kota besar,” ujar kepala Polisi
“Haaa … kota besar, berarti benar, uangnya untuk ia bayar kepada A Tse. Pasti A Tse sudah menunggu uangnya Xiao Min,” ucap Ming Zhe
“Hmmmm … begitu ya,baiklah kalau begitu biarkan tim polisi yang akan menari keberadaan Xiao Min.
Kepala polisi membentu satu tim untuk mengejar Xiao Min hingga kota besar. Kepala kepolian daerah Mohe berpura-pura menjadi seorang pembeli perhiasannya dengan harga 10x lipat, berikut bonus. Dan singkat cerita, ketika sedang transaksi jual-beli perhiasan, anak buah polisi daerah Mohe langsung menangkap Xiao Min.
Namun,Xiao Min melawan dengan berbagai jurus yang sudah di pelajari di padepokan Biksu Yen. Dengan sigap kepala Polsi Mohe langsung menangkisnya, dan juga menembak kakinya. Al hasil,Xiao Min pun langsung tumbang dan berhasil di tangkap.
“Ampuuunnn ….” Rengek Xiao Min
“Kalau mau merengek, nanti saja di Kantor polisi,”ujar kepala Polisi
Selama dalam perjalanan menuju kota Mohe, Xiao Min terus saja mengatakan kalau diriya tidak bersalah, dirinya hanya di jebak.
“Saya tidak bersalah, Pak! Saya hanya di jebak, saya hanya menjalankan perintah saja, yang menyuruh saya untuk melakukan perampokan adalah kedua teman saya Pak, bukan inisiatif saya sendiri pak, sungguh.