Penelusuran

1037 Kata
"Ya… aku hanya singgah sementara, ada proyek sementara di sini, jadi aku mengurus pekerjaan itu," jawabku. "Jadi kau belum tahu daerah sini?" tanya nya "Belum… memangnya kenapa?" "Hati-hati…jangan terlalu ramah dengan orang sini, apa kau tak dengar ada berita mengenai kasus pembunuhan laki-laki," ungkap nya. "Owh ya aku mendengarnya, dan sejauh ini kasus itu masih dalam proses, bukan? Tenang saja aku tidak takut," jawabku mantap dan penuh percaya diri. "Be…be… benarkah? Aku… aku tidak tahu akan hal itu," jawabnya dengan gugup "Ada apa denganmu? Kenapa kau gugup?" tanya ku memancing emosinya "Tidak apa-apa, aku hanya bersyukur, kalau polisi sudah bergerak jauh dalam kasus pembunuhan ini," ucapnya. "Baiklah, aku mau cari dulu beberapa kebutuhan ku, ya," pintaku Aku mengambil beberapa barang dengan acak dan asal. Lalu makanan ringan hingga mie instan. Dan saat membayar pun aku melihat ia memberikan sebuah tatapan yang tak biasa. Seperti seorang pria yang tertarik dengan lawan jenisnya. "Maaf, apakah bisa membayar dengan menggunakan barcode Mbanking? Atau credit card?" tanyaku "Hmmm barcode telfon pun juga bisa," jawabnya centil "Maksudnya?" "Hmmm… jaringan internet sedang rusak, jadi tidak bisa menginput barang apapun jadi kalau mau secara manual saja," balasnya "Baiklah ini total belanjamu, sekitar $20. Terima kasih sebelumnya… oh iya sampai bertemu lagi kawan, aku ingin kembali bekerja," ucapku sambil berpamitan. Belum, sempat aku melangkahkan kaki keluar, si Pelaku mengejarku. "Tunggu…jangan pergi, aku ingin kau menyimpan nomer ku. Jika kau membutuhkan sesuatu, kau bisa menghubungi ku,"ucapnya "Apa ini? Tapi aku hanya beberapa hari saja di sini," balas ku sambil melihat secarik kertas bertuliskan sebuah nomor telfon. Dia memberikan ku senyuman menawan dan indahnya berusaha untuk menarik perhatian ku. Tapi biar Bagaimana pun caranya untuk memikat hatiku, aku adalah sejenisnya, dan aku masih menyukai seorang laki-laki. Bahkan ketika aku keluar dari toko nya pun, dia masih saja melihatku pergi. "Rupanya dia mulai masuk dalam jebakanku. Baiklah akan ku lihat sampai sejauh mana tindakannya, apakah sama dengan yang lain, di bunuh dan di potong potong bagian tubuh nya… hmmmm kita lihat saja nanti," ucapku Sementara itu dalam pikiran si Pelaku, "Hmmm… mangsa yang bagus, seorang pria tampan dan juga baik dan ramah. Hahahaha palingan juga dia hanya ramah saat pertama kali saja bertemu, sesudah itu, dia akan terus memperkosaku seperti ikan ikan busuk itu! Aku akan goda dia, dan kita lihat saja. Hahahahaha… aku haus akan darah para b******n yang telah memperkosaku, " ucap si Pelaku. Kali ini si Pelaku meminta izin pada atasan ya untuk bekerja setengah hari saja, karena ada sesuatu yang akan di kerjakan. Lepas kerja ia langsung pergi ke sebuah gudang yang letaknya tak jauh dari peternakan kakek neneknya. Ia selalu pergi ke sana dengan mengendarai motor pria, ketika sudah menemukan mangsa baru. Dan selebih nya ia berencana untuk menghabisi setiap mangsa yang ada di dalam gudang itu. Tiba di gudang peternakan, ia meletakkan motornya di dalam gudang. Dan membuka semua pakaian penyamaran ya dari laki-laki menjadi seorang wanita tulen. Wanita yang sangat cantik. Ia pun sengaja untuk tidak memakai pakaian apapun dan tidak menutupi bagian kewanitaanya dengan sehelai benang. Hal ini dimaksudkan agar membuat para tawanan nya merasa b*******h. Sebelum memulai aksinya ia sengaja untuk membersihkan diri dan menyemprotkan dengan berbagai wewangian yang menggugah nafsu birahi para tawanan nya. si Pelaku mendatangi salah satu dari 10 tawanan nya yang notabene adalah laki-laki yang berusia 39 tahun. Itu pun dengan gaya dan cara berpakaian yang berbeda. Dan sampai saat ini, para tawanan itu diikat tangan dan kakinya serta mata di tutupi oleh kain yang tebal, sehingga mereka tidak pernah tahu, siapa yang menculik mereka. Pelaku itu memakai pakaian yang sexy nan ketat, sehingga ketika pria b******n itu membuka matanya, mereka bagai menemukan sebuah kesejukan di tengah penderitaan. Si Pelaku mulai melakukan aktingnya, seolah-olah bahwa dirinya tidak bersalah sama sekali. "Hai, aku Mandy, pssttt… jangan berisik, aku akan membebaskanmu, jangan berteriak atau berbicara, aku tak ingin kakak ku mendengar nya," ucap Mandy Sebelum, Mandy, sang pelaku membuka sebuah gembok pada rantai yang mengikat tangan dan kaki pria bertubuh kekar nan berotot itu, ia membuka kain yang menutupi matanya. "Terima kasih ya," ucap pria itu sembari berbisik pada nya. Setelah, Mandy membuka penutup mata pada pria setengah baya, ia melihat pria tampan bermata biru tampak terlihat senang. "Ah terima kasih kau sudah menyelamatkan ku. Ternyata yang menyelamatkan ku seorang wanita cantik," ujar pria tampan dengan kulit putih. "Tidak… itu biasa terjadi, kakak ku bisa dibilang sangat gila. Aku sering melihat ia pulang membawa beberapa orang pria untuk di tangkapnya. Nah, sekarang kau tenang saja, aku akan membebaskanmu dari sini," ucapnya dengan manja nan centil sambil memainkan ujung rambut nya. Melihat gaya seksi Mandy, pria itu mulai muncul nafsu birahinya, dan masuk dalam jebakanku Mandy, sang Buronan. Dan Mandy mulai beraksi. Alih-Alih menikmati semua fantasi liar seksnya, Ia pun tetap merasa dendam pada semua pria. Baginya para pria itu hanyalah sampah yang harus di enyahkan. Perlahan dengan memberikan segala kenikmatan duniawi, diam-diam Mandy mencekik pria itu sekuat tenaga dengan kain penutup matanya, hingga akhirnya pria tersebut tak, kuasa melawan dan nyawa nya melayang. "Hmm… hari ini aku sepertinya haus akan fantasi liar ku, buat fantasi liar ini terpenuhi," ucap Mandy Mandy berniat untuk membunuh tawanan pria lainnya. Namun, sebelum ia memulai aksinya ia pun segera mengeksekusi korbannya dengan memutilasi beberapa bagian tubuh nya. Setelah puas dengan memutilasi, rupanya ia lupa untuk menghilangkan jejak bekas darah yang tercecer serta beberapa potongan salah satu anggota tubuh. Potongan tubuh dari korbannya, ia masukkan dalam sebuah karung dan ia bagi dalam 3 karung untuk ia sebar di berbagai daerah. Ia sengaja menyebarkan beberapa potongan tubuhnya guna mengecoh polisi. Hari semakin larut dan kota mulai di turun hujan yang begitu lebatnya. Membuat semua orang asyik dan berlomba untuk istirahat. Namun tidak dengan ku dan juga si Pelaku itu. Mandy, mulai menyebarkan karung itu di hutan yang berbeda dengan menggunakan sebuah mobil tua, milik kedua orang tuanya. Ia mengendarai mobil keluaran tahun 90 dengan santai tanpa ada beban. Dan sesekali ia memperlambat laju ya, hanya untuk mencari mangsa baru. Ia berputar keliling kota di malam hari, namun, tak juga mendapatkan mangsa nya. Tiba-tiba saja ia teringat akan seorang pria yang tadi siang datang sebagai pelanggan. "Ah iya, kenapa tidak dia saja yang akan ku jadikan sebagai korbanku selanjutnya," gumam nya sambil tertawa licik.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN