Got my plan

1041 Kata
Aku berkaca di depan kaca ruang ganti. Wig dengan gaya rambut pria masa kini, pakaian dengan gaya casual sederhana, tapi terlihat tampan sekali. Dan kali ini aku harus menyembunyikan salah satu aset kewanitaanku dengan melilit sebuah kain panjang di sekitaran d**a. Ku buat dandanan sesuai dengan yang diinginkan pelaku. Rambut klimis penuh dengan minyak rambut, di tata dengan gaya yang apik dan menawan. Gaya berpakaian yang casual, tapi perbedaan yang dewasa. Baik Emily maupun Spencer terperanga melihat gaya terbarulu sebagai seorang pria. Sampai Spencer salah tingkah dan menjatuhkan tas yang ia pakai tepat di bahunya. "Ya Tuhan, Blue kenapa kau sangat tampan sekali? Jika kau seorang pria, aku akan jatuh hati sungguhan padamu,"ucap Emily. Aku hanya tersenyum simpul dan melihat reaksi Spencer yang tak berkedip sama sekali melihat perubahan ku. Cukup lama Spencer melihat perubahan dengan tatapan seorang pria yang benar benar jatuh hati pada seorang wanita. Menyadari bahwa ada sesuatu pada Spencer, semacam adanya arus listrik cinta dimata Spencer.Emily langsung bertindak untuk memecah keheningan antar kami berdua. "Ayo kita pergi dari sini, dan baiknya kita tanyakan terlebih dahulu pada Aaron, apakah kau langsung menjalankan misi atau kau pulang dulu," ucap Emily sambil mengeluarkan ponsel dari kantong celananya dan pergi sebentar untuk menghubungi Aaron. "Kamu beda banget ya, tapi aku lebih suka gaya kamu menjadi seorang wanita," ungkap Spencer. "Ya ini kan hanya demi pekerjaan saja, karena aku juga penasaran pada pelaku nya. Kalau menurutku adanya luka masa lalu yang masih ia pendam." "Hmmm… baiklah jika memang demi pekerjaan, asal jangan sampai keterusan saja nyaman dengan gaya dan dandanan seperti ini. Sudah banyak contoh nya juga kan," ujar Spencer "Terima kasih sudah mengingatkan aku," ucapku dengan senyum simpul." "Ayo kita kembali ke hotel terlebih dahulu, karena Aaron dan tim FBI lainnya sudah memiliki rencana lainnya, mungkin kau akan di bekali dengan kamera kecil dan alat perekam lainnya," ucap Emily. Kami bertiga kembali menuju hotel dengan mobil. Setibanya di hotel, semuanya terkejut melihat perubahan ku menjadi seorang pria. "Emily, apakah kau, membawa sepupu?" tanya Gracia dengan mata berbinar. "Tidak, ini Blue…apa kalian tidak menyadari nya?" tanya Emily "Apa? Blue?" teriak mereka serempak "Ya Tuhan, kenapa kau berubah menjadi seorang pria yang tampan, hampir saja aku menyukai mu, hahahaha…." Gracia men unit pipiku. "Ini hanya untuk misiku saja," jawabku malu - malu. "Bicara mengenai misi, apa kau yakin, akan menjalankan nya? Apa kau tidak ingin meminta Morgan atau Spencer yang menjalankannya?" Aaron Memastikan jawaban ku sekali lagi. "Aku yakin, karena ini adalah ideku, selain itu juga aku ingin memastikan sendiri mengenai pendapat dan teori yang sudah ku buat," ucapku "Baiklah kalau begitu, aku ingin kita semua ikut bagian dalam peranmu,"ujar Aaron "Kalian ikutan juga? Memang nya tidak apa-apa? Aku takut ini akan membahayakan nyawa kalian," balas ku. "Lebih berbahaya lagi jika aku membahayakan nyawa anak buahku sampai meregang nyawa. Lalu apa yang harus ku katakan pada orang tuamu nanti? Sudahlah jangan keras kepala, ayo semua ikut berperan. Morgan dan Spencer aku ingin kalian menemani Blue dalam beraksi. Sementara AJ dan Emili aku ingin kalian memata-matai saja, lihat pergerakan si Pelaku!"perintah Aaron "Dan sebelum kalian beraksi, aku ingin kalian meminum sebuah pil ini,"ujar pimpinan FBI sambil memberikan 5 buah kapsul. " Kapsul apa ini?"tanyaku " Kapsul ini sebagai pendeteksi kalian berada dimana, karena sangat tidak efektif untuk saat ini bila kita menggunakan sebuah GPS. Dan cara kerja kapsul ini adalah akan terlihat dalam sebuah monitor di sini, bahkan hingga kalian sedang berada di satu titik. Dan setelah misi ini selesai maka kapsul itu bisa di keluarkan melalui feses kalian." "Ewwh…."teriak AJ dan Emily " Lebih baik, daripada tidak bisa di keluarkan sama sekali, hahahahaha…. "ledek Morgan "Baiklah kalian coba minum kapsul ini, agar aku bisa melihat apakah, kapsul ini benar-benar bisa bekerja atau tidak!" perintah Aaron Tanpa basa-basi langsung saja aku menelan kapsul berwarna merah. Dan aku berharap tidak ada efek samping apapun pada Kesehatan ku setelah aku menelan kapsul. "Gracia, cepat kau nyalakan komputer, dan aplikasinya, aku ingin tahu, apakah kapsul ini bisa bekerja dengan baik atau tidak!" perintah Aaron "Siap boss," jawab Gracia. Gracia langsung menayakan laptopnya dan mengunduh aplikasi yang sudah diberikan oleh pihak FBI. "Baiklah, aku sudah selesai mengunduhnya, sekarang tinggal kita periksa apakah kapsul ini bekerja dengan baik atau tidak,"gumam Gracia. "Boss… aku melihat kapsul yang sudah di minum oleh Blue," ujar Gracia "Baiklah coba Blue kau berjalan kemanapun, aku ingin lihat cara kerjanya," perintah Aaron. Aku langsung berjalan keluar kamar hingga lift. Terlihat sebuah titik berwarna merah sedang berjalan menuju lift dan kembali menuju kamar hotel. "Aku rasa kenerja kapsul ini juga sudah sangat baik, kalau memang ingin menjalankan misi, kita bisa memulai nya dengan sekarang," usul AJ Melihat keberhasilan dari cara kerja kapsul ini, para anggota tim yang lain juga ikut meminum nya. Dan bersiap untuk menjalankan rencana ku sekarang. Selain kapsul, kami juga dibekali dengan kamera,guna merekam setiap kejadian yang akan kami hadapi nanti. "Baiklah, kita mulai saja sekarang," usul, yang lain. Dengan penuh semangat akhirnya aku diberikan izin untuk menjalankan misiku. Ku memulai, misi ini dari toko Arsyi.setibanya di daerah lingkungan Arsyi, kami berhenti tak seberapa jauh dari Toko Arsyi. Hanya beberapa jauh letaknya, sekitar 40 kaki dari toko Arsyi. Aku turun bersama dengan orang yang belum pernah si pelalu jumpai,AJ. Dia mulai kembali dengan pertanyaan yang sama seperti Morgan. "Hallo… maaf apakah anda mengenal pria Ini? Aku adalah istrinya, dia tidak pulang selama beberapa hari," ucap AJ Muka si Pelaku langsung berubah paling tidak enak, ia menjadi tidak tenang dan mengeluarkan banyak sekali keringat. Mukanya pucat pasi. "Maaf tadi kau bilang, kau siapa?" tanya si Pelaku "Istrinya," jawab AJ. "Aku tidak tahu, aku baru saja bekerja kemarin di sini," ungkap nya. "Benarkah? Tapi dia bilang sempat berpamitan padaku akan pulang terlambat lantaran akan pergi bersama teman-teman nya." "Sial! Aku harus tetap tenang, agar tidak terlihat kalau aku sudah membunuh nya,"gumam si Pelaku. "Maaf aku tidak bisa Membantuku, karena aku baru di sini," Ucap si Pelaku pada AJ AJ keluar dari toko dan berjalan agak jauh agar tidak terlihat mencurigakan. Sementara itu, aku bergantian masuk ke toko,dan berusaha menarik perhatian nya. "Hallo… permisi apakah kau bisa membantu ku? Aku sedang mencari perlengkapan untuk mandi, dan beberapa pakaian dalam," pintaku "Awh perlengkapan mandi ada di sebelah sana, di lorong 4. Apa kau orang baru di sini?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN